Bagikan:

JAKARTA - Sejak diakuisisi oleh SAIC Motor, perusahaan otomotif China, Morris Garage (MG) terus menunjukkan komitmennya untuk memperluas pangsa pasar global. Saat ini, MG kembali menjadi perusahaan otomotif yang patut diperhitungkan berkat sejumlah model terbaru dengan desain menarik dan fitur canggih.

Keberhasilan merek MG dalam skala global tidak terlepas dari pabrik produksinya yang terletak di Thailand, tepatnya di Chon Buri. Pabrik yang beroperasi di bawah nama entitas SAIC Motor – CP ini telah berdiri sejak tahun 2018.

7

Daya tarik utama dari pabrik tersebut adalah penggunaan teknologi otonom dan robotik dalam operasionalnya. Berlokasi di WHA Eastern Seabord Industrial Estate 2, Chon Buri, Thailand, pabrik perakitan ini memiliki kapasitas produksi hingga 100.000 unit per tahun.

“Dukungan kuat dari berbagai pihak, khususnya konsumen MG di seluruh dunia, membuat MG menjadi pilihan mobilitas yang sangat dihargai secara global,” ungkap Arief Syarifudin, Marketing & PR Director MG Motor Indonesia, dalam keterangan resmi yang diterima VOI pada Kamis, 30 November.

7

Pembangunan pabrik ini melibatkan investasi sebesar 30 miliar Baht atau setara dengan Rp13 triliun. Selain itu, sebagian area seluas 12 hektar dari kawasan perakitan tersebut telah didedikasikan untuk produksi baterai EV yang ditargetkan mencapai 50.000 unit setiap tahunnya.

Fasilitas pabrik mencakup Body Shop untuk pembuatan kerangka kendaraan, Paint Shop sebagai area pengecatan kendaraan yang telah dibentuk, dan General Assembly Shop (GA Shop) sebagai tempat untuk merakit kendaraan secara keseluruhan.

7

Dalam konteks produksi model kendaraan listrik murni (BEV), terdapat juga fasilitas perakitan baterai listrik yang menjadi Battery Shop pertama di Thailand untuk memenuhi kebutuhan lokal secara menyeluruh. Fasilitas ini menggunakan modul teknologi Cell-to-Pack (CTP) yang mengurangi jumlah modul baterai dan secara langsung mengatur Battery Cells.

Modul ini memberikan beberapa keuntungan, termasuk penyederhanaan struktur baterai, ruang yang lebih luas dibandingkan dengan modul Cell-to-Module (CTM), peningkatan kapasitas baterai dengan berat yang lebih ringan, dan peningkatan kepadatan energi baterai. Didirikan di atas lahan seluas 5000 meter persegi, pabrik perakitan baterai MG ini menggunakan teknologi canggih seperti Robot Gluing, End-of-Line testing, dan sistem Automatic Guided Vehicles (AGV).

Arief menambahkan harapannya bahwa pabrik di Thailand bersama dengan pabrik yang sedang dibangun di Indonesia akan mendukung penjualan kendaraan MG di Asia Pasifik dan turut membangun ekosistem ramah lingkungan secara global.

“Kami menerapkan prinsip yang sama dengan penuh dedikasi di Indonesia, di mana komitmen pemerintah untuk mencapai emisi netral pada tahun 2060 mendorong kami untuk mempercepat penetrasi kendaraan listrik di Indonesia. Melalui produksi lokal kendaraan MG, kami memastikan bahwa setiap kendaraan yang keluar dari lini produksi telah menjalani pengujian kualitas yang ketat,” tambah Arief.

Sebagai informasi, MG Motor Indonesia telah mengumumkan bahwa model MG ZS EV dan MG4 EV akan diproduksi secara lokal, sebagai bagian dari strategi global perusahaan untuk menghadapi permintaan tinggi terhadap kendaraan listrik dan mengukuhkan peran merek dalam mendukung ekosistem ramah lingkungan.

Pabrik yang akan memproduksi kedua kendaraan listrik tersebut berada di Cikarang, Jawa Barat, dengan menggunakan fasilitas SAIC. MG menegaskan bahwa pabrik ini mampu memproduksi hingga 100.000 kendaraan per tahun.