Bagikan:

JAKARTA - Pada bulan April tahun lalu, Honda dan General Motors (GM) mengumumkan kerja sama untuk mengembangkan serangkaian SUV crossover listrik kompak yang terjangkau. Kabar ini jadi kabar gembira mengingat pengembangan mobil listrik terjangkau pada tahun lalu ada suatu hal yang mustahil dengan terganggunya rantai pasok akibat pandemi.

Kabarnya saat itu, SUV murah ini akan dilengkapi dengan baterai generasi mendatang dan diluncurkan pada tahun 2027. Namun sayang kabar terkini, dilansir Reuters, Bloomberg, dan Caranddriver, 27 Oktober, Honda telah mengumumkan pembatalan kerja sama dengan GM ini.

Keputusan Honda ini diambil karena iklim ekonomi yang berubah. CEO Honda, Toshihiro Mibe, mengatakan kepada Bloomberg bahwa setelah mempelajarinya selama setahun, Honda memutuskan bahwa ini akan sulit dilakukan dalam bisnis.

"Biaya program dan soal jarak tempuh mobil adalah sebagian yang menjadi faktor pembatalan,” tambahnya.

Sementara, pada awal minggu ini GM mengungkap bahwa mereka tidak yakin apakah perusahaan dapat mencapai perkiraan laba awal mereka sebesar 14 miliar dolar AS pada tahun 2023, dengan menuding pemogokan United Auto Workers sebagai penyebabnya.

Rencana awal kerja sama itu melibatkan pengembangan platform baru berbasis baterai Ultium milik GM, yang ditemukan dalam berbagai model mulai dari Chevy Equinox EV hingga GMC Hummer EV, dan van listrik BrightDrop.

Kendaraan baru Honda dan GM ini rencananya akan dijual dengan harga di bawah 30.000 dolar AS atau Rp477 jutaan, sama dengan rencana harga dasar Equinox EV, dan kedua perusahaan pada saat itu menyatakan sedang mengeksplorasi baterai state-of-the-art serta menggunakan bahan-bahan seperti lithium-metal dan silikon.

Batalnya kerja sama ini seharusnya tidak memengaruhi peluncuran Honda Prologue dan Acura ZDX, yang erat kaitannya dengan Chevy Blazer EV dan Cadillac Lyriq serta menggunakan teknologi baterai Ultium milik GM.