Bagikan:

JAKARTA - Produsen mobil listrik, Lucid Motors mengumumkan bahwa akan memberhentikan 18 persen tenaga kerjanya, atau sekitar 1.300 karyawan.

Menurut laporan dari Reuters, Selasa, 28 Maret, hal ini dilakukan demi memotong biaya sebagai bagian dari rencana restrukturisasi. Ditambah, bulan lalu, Lucid melaporkan penurunan besar dalam pesanan dan hasil ini amat jauh dari ekspektasi mereka di tahun 2023 ini.

Pabrikan yang fokus memproduksi mobil listrik mewah tersebut akan memberitahukan langsung kepada seluruh karyawan terdampak beberapa hari ke depan. 

CEO Lucid, Peter Rawlinson menyampaikan, pengurangan tenaga kerja ini dilakukan pada setiap organisasi dan level, termasuk untuk bagian eksekutif.

"Kami juga mengambil langkah lanjutan untuk mengelola biaya kami dengan meninjau semua pengeluaran yang tidak penting saat ini," ujar Rawlinson.

Pada akhir tahun lalu, Lucid memiliki sekitar 7.200 karyawan dan menganggarkan pengeluaran karyawan antara 24 juta hingga 30 juta dolar AS atau sekitar Rp362 miliar - Rp454 miliar. 

Perusahaan mengharapkan untuk menyelesaikan rencana restrukturisasi pada akhir kuartal kedua.

PHK massal pada pabrikan otomotif Amerika Serikat (AS) menjadi hal biasa dalam beberapa  bulan terakhir. Peralihan produksi kendaraan bensin menjadi kendaraan listrik jadi alasan utamanya.

Awal Maret 2023, General Motor atau GM, juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada ratusan karyawan, baik di tingkat petinggi dan yang berstatus. Hal itu dalam rangka restrukturisasi organisasi dan mengejar efisiensi bisnis.

Pada Agustus tahun lalu, Ford juga mengambil kebijakan ini. Setidaknya ada 3.000 orang yang terkena PHK, 1.000 orang di antaranya adalah pekerja kontraktor.

Bahkan, sebagai sesama produsen mobil listrik, Tesla mengambil langkah serupa Juni tahun lalu. Pabrikan tersebut menutup lowongan pekerjaaan bagi karyawan baru, dan memangkas sekitar 10 persen dari total pekerjanya.