JAKARTA - Tesla adalah pemimpin pasar kendaraan listrik murni global dalam beberapa tahun terakhir. Di belakang Tesla ada BYD dari China yang siap menyalip dengan terus membayangi Tesla khususnya dalam tiga tahun terakhir.
Tesla jelas telah melewati jalan panjang yang terjal dan tak mudah untuk mencapai profitabilitas dan dominasi di ranah kendaraan listrik saat ini. Namun, yang pasti, persaingan dalam industri EV masih jauh dari kata usai, dan masa depan para pemainnya masih penuh dengan ketidakpastian.
Lalu bagaimana persaingan Tesla dengan produsen kendaraan listrik lain yakni Rivian dan Lucid?
Elon Musk, CEO Tesla sesumbar menilai para pesaingnya seperti Rivian dan Lucid, tidak akan bernasib seperti Tesla.
Pernyataan ini ia ungkapkan melalui platform media sosial pribadinya, X, pada 22 Februari.
Current trajectory has them bankrupt in ~6 quarters. Maybe that trajectory will change, but so far it hasn’t. pic.twitter.com/tNNijQ3KwT
— Elon Musk (@elonmusk) February 22, 2024
Namun sesumbar Musk ini berdasarkan data laporan keuangan kedua saingannya untuk kuartal IV-2023, dan Musk dengan blak-blakan mengungkapkan pandangannya tentang Rivian dan Lucid, serta berapa lama mereka dapat bertahan di industri ini.
Ramalannya? Tidak terlalu optimistis. Musk memprediksi kedua perusahaan ini berpotensi mengalami kebangkrutan dan berakhirnya operasi, yang jelas akan semakin memperkokoh dominasi Tesla dalam industri EV di Amerika Serikat.
Diketahui, Rivian dan Lucid adalah dua pemain murni EV yang terus berjuang di tengah kondisi ekonomi yang sulit dan periode pertumbuhan yang menantang.
Dilansir Teslarati, 22 Februari, Rivian dan Tesla memiliki beberapa kesamaan. Keduanya sama-sama berkontribusi dalam gerakan EV dengan fokus pada perluasan lini produk, menawarkan kendaraan yang lebih murah, dan membangun "merek" yang kuat, khususnya untuk menarik minat mereka yang ingin mendukung perusahaan yang gigih dalam memajukan EV.
Meski pernah mengalami masa lalu yang penuh gejolak, termasuk gugatan perekrutan karyawan, Tesla dan Rivian secara luas dianggap sebagai dua perusahaan EV terbaik di Amerika Serikat. Bahkan, terlihat ada rasa saling respek di antara keduanya.
Namun, Rivian masih berlayar di perairan yang bergelombang. Mereka sedang meningkatkan produksi dan berusaha secepat mungkin mencapai profitabilitas. Dalam laporan keuangan mereka, Rivian mengakui bahwa mereka masih merugi untuk setiap mobil yang diproduksi, yang merupakan hal umum bagi perusahaan rintisan.
Menurut analisis data Musk, Rivian diperkirakan hanya memiliki sekitar enam kuartal tersisa sebelum kebangkrutan menjadi pilihan yang tak terhindarkan. Menurut Musk, masalah Rivian bukanlah produk mereka.
"Desain produk mereka tidak buruk," kata Musk, "tetapi bagian tersulit dari menjalankan perusahaan mobil adalah mencapai produksi volume besar dengan arus kas positif," tambahnya.
Lucid: Kisah yang Berbeda
Lain Rivian, lain pula Lucid. Hubungan antara Lucid dan Tesla, terutama dengan CEO/CTO Lucid, Peter Rawlinson, diwarnai dengan nada yang berbeda. Musk secara terang-terangan mengkritik Rawlinson yang meninggalkan Tesla ketika keadaan menjadi sulit, dan tampaknya dendam tersebut masih membekas hingga kini.
Kelangsungan hidup Lucid saat ini sebagian besar bergantung pada dukungan kuat dari Saudi Arabian Public Investment Fund (PIF). PIF merupakan alasan mengapa Lucid membangun fasilitas produksi di Arab Saudi dan memproduksi mobil untuk beberapa organisasi pemerintah di sana.
Musk dengan sinis menunjuk keterlibatan PIF sebagai faktor utama kelangsungan hidup Lucid.
Their Saudi sugar daddy is the only thing keeping them alive
— Elon Musk (@elonmusk) February 22, 2024
"Lucid hanya bisa bertahan karena ada sugar daddy Saudi," pungkas Musk.