JAKARTA – Petinju Conor Benn buka suara dan mengecam Dewan Tinju Dunia (WBC) setelah badan tersebut memberikan penjelasan ihwal saga dopingnya.
Ia juga menyalahkan Asosiasi Sukarela Anti-Doping (VADA) karena diduga melakukan kecerobohan dalam tesnya.
Petinju kelas welterweight berusia 26 tahun ini gagal dalam dua tes VADA pada musim panas lalu. Saat tes, ditemukan zat obat kesuburan wanita clomifene di dalam organnya.
Hasil tes itu membuat Dewan Pengawas Tinju Inggris pun membatalkan pertarungannya melawan Chris Eubank Jr jelang hari H.
Meski demikian, ia sekarang sudah kembali masuk ke daftar peringkat kelas welter WBC. Itu setelah WBC memahami 'konsumsi telur dalam jumlah besar yang dilakukan Benn dapat menjadi penjelasan yang masuk akal' atas hasil positif pada tes doping clomiphene.
Komentar soal konsumsi telur inilah yang memantik kemarahan dari Conor. Dia mengatakan, dalam pembelaan yang dikirim kepada WBC berupa dokumen setebal 270 halaman, tidak ada satu pun poin yang menunjukkan dia gagal dalam tes VADA karena kontaminasi telur berlebihan.
"WBC menginstruksikan para ahlinya untuk menganalisis suplemen dan pola makan saya dan mereka menyimpulkan bahwa kontaminasi telur adalah penyebab yang paling mungkin," ujar dia.
Benn juga bersikeras, salah satu sampelnya memberikan hasil negatif sebanyak tiga kali. Namun, tes keempat pada urin yang sama mencatat ada jejak zat terlarang.
Ayah satu anak ini juga bersikeras, sesuai dengan aturan dia pun mengirim perwakilan hukum ke Amerika untuk menyaksikan sampel B-nya dibuka, tetap itu ditolak.
"Temuan-temuan kritis ini didukung seorang ilmuwan independen yang memberikan akreditasi untuk laboratorium dan pendapatnya adalah bahwa banyak masalah yang sangat mengganggu dan serius sehingga laboratorium dapat kehilangan akreditasinya," kata Benn.
"Pembelaan saya bukanlah pembelaan teknis untuk mengeksploitasi celah. Saya yakin zat itu tidak pernah ada di sistem saya dan saya tentu saja tidak pernah dengan sengaja menelannya," ia menambahkan
WBC sebelumnya mengatakan tidak ada kegagalan dalam prosedur yang berkaitan dengan pengumpulan sampel, analisis sampel, atau pelanggaran hak Sampel B Benn, yang akan membenarkan, mempertanyakan, atau membatalkan temuan yang merugikan.
"Dan konsumsi telur yang didokumentasikan dan sangat tinggi oleh Benn selama waktu yang relevan dengan pengambilan sampel, memberikan penjelasan yang masuk akal untuk temuan yang merugikan tersebut," jelas WBC.