Bagikan:

JAKARTA – Rekor dalam sejarah sepak bola sudah begitu banyak dibuat. Sebagian di besar di antaranya bahkan berhasil dipecahkan.

Ihwal rekor ini sampai muncul frasa "rekor diciptakan untuk dipecahkan" yang sering kita dengar. Ungkapan ini tentunya juga berlaku untuk banyak rekor yang dibuat di dalam dunia sepak bola.

Karier pemain seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi menunjukkan bahwa hampir tidak ada rekor yang aman dalam sepak bola. Rekor-rekor yang diukir di masa lampau kini satu per satu mulai pecahkan.

Adapun rekor-rekor yang dibuat di sepak bola modern kemungkinan besar akan dipecahkan di masa yang akan datang. Semuanya masih mungkin untuk dilakukan.

Namun, masih ada sebagian rekor unik dalam sejarah sepak bola yang dinilai agak sulit untuk dilampaui atau disamakan. Nah, berikut ini ada 5 rekor unik yang pernah diukir di sepak bola.

1. Rekor Dua Gelar Milik Ritchie De Laet

Sabtu, 7 Mei 2016 silam, mungkin menjadi hari yang paling membahagiakan bagi Ritchie De Laet sepanjang karier profesionalnya di dunia sepak bola.

Pasalnya, bek asal Belgia ini memenangkan gelar juara Championship bersama Middlesbrough sebagai pemain pinjaman dari Leicester City. Ia mengangkat trofi itu setelah bergabung dengan klub tersebut pada bursa transfer Januari 2016.

Pada hari yang sama, klub induknya, Leicester, juga merayakan gelar juara Liga Premier Inggris. Itu adalah gelar pertama mereka dalam sejarah kasta tertinggi Inggris itu.

Sebelum pindah ke Middlesbrough, De Laet sempat tampil 12 kali untuk The Foxes. Jumlah penampilan itu membuat dia memenuhi persyaratan minimum yang diperlukan untuk secara resmi menerima medali juara Liga Premier.

Menurut laporan ESPN, pada hari itu sang pemain bertahan tersebut terlebih dulu merayakan gelar bersama Middlesbrough sebelum pergi ke Leicester untuk mengikuti pesta gelar Liga Premier.

Dengan demikian ia memegang rekor sebagai satu-satunya pemain yang memenangi gelar divisi dua dan divisi satu di musim yang sama. Dia berhak menerima dua medali tersebut pada hari yang sama.

2. Rekor Dua Gelar Eropa Milik Chelsea

Chelsea sukses menjadi kampiun Liga Champions Eropa 2012 setelah mengalahkan Bayern Munchen 4-3 melalui babak adu penalti di final. Namun, perjalanan mereka di kompetisi ini pada edisi berikutnya tidak sesuai rencana.

The Blues finis di urutan ketiga fase grup sehingga harus turun ke Liga Eropa. Di kompetisi kasta kedua antarklub Eropa itu, mereka sukses melaju dengan baik dan akhirnya menang 2-1 atas Benfica di final yang digelar pada 15 Mei 2013.

Saat klub London ini mengangkat trofi Liga Eropa, final Liga Champions Eropa musim 2012/2013 belum digelar. Partai pamungkas kompetisi paling elit antarklub Eropa tersebut masih berjarak 10 hari lagi.

Itu artinya Chelsea secara teknis masih memegang status juara bertahan pada saat itu. Oleh karena itu, The Blues menjadi tim pertama dan satu-satunya yang secara bersamaan memegang gelar Liga Champions Eropa dan Liga Eropa.

Status tersebut dipegang oleh Chelsea selama 10 hari sampai Bayern Munchen mengangkat trofi Liga Champions pada tanggal 25 Mei 2013 dan memastikan diri menjadi juara baru Eropa

Rekor sepak bola ini mungkin mustahil untuk disamai karena jarang ada tim raksasa pemenang Liga Champions Eropa yang turun kasta ke Liga Eropa di musim berikutnya.

3. Rekor Gol Pemain Qatar Almoez Ali

Penyerang internasional Qatar, Almoez Ali, mungkin bukan nama yang familiar dalam sepak bola. Namun, dia memegang sebuah rekor sepak bola yang kemungkinan besar tidak akan pernah dipecahkan atau disamai.

Dia adalah pemain pertama dan satu-satunya yang mencetak gol di tiga turnamen antarbenua yang berbeda bersama sebuah tim nasional. Rekor itu dibuat Ali setelah sukses mencetak gol di Piala Asia, Copa Amerika, dan Piala Emas CONCACAF.

Ali memulai rekor itu dengan sembilan gol di Piala Asia AFC 2019 sebelum Qatar diundang untuk bermain di Copa America 2019 yang dihelat di Argentina. Di ajang itu Ali menjadi satu-satunya pemain Qatar yang mencetak gol dalam tiga pertandingan penyisihan grup.

Qatar kemudian diundang untuk bermain di Piala Emas CONCACAF 2021 sebagai mitra strategis antara CONCACAF dan AFC. Di kompetisi itu Ali sukses mencetak empat gol dan membantu Qatar melaju ke semifinal.

Rekor yang dimiliki Ali ini akan sangat sulit untuk ditandingi meskipun negara yang bermain di dua turnamen kontinental bukanlah hal yang asing. Pasalnya, Copa America sering mengundang tim tamu.

Namun, tiga turnamen benua yang berbeda sepertinya merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan oleh pemain lain di waktu yang akan datang. Akan sangat sulit bagi seorang pemain untuk tetap konsisten demi menyamai rekor yang dicetak Ali.

4. Rekor Piala Dunia Milik Dejan Stankovic

Mantan bintang Inter Milan ini memegang rekor sepak bola yang hanya mungkin bisa dibuat akibat adanya gejolak geopolitik yang justru jarang terjadi saat ini. Rekor itu adalah menjadi satu-satunya pemain yang pernah memperkuat tiga negara berbeda di tiga edisi Piala Dunia

Stankovic pertama kali tampil di Piala Dunia sebagai seorang gelandang muda berusia 20 tahun saat membela timnas Yugoslavia di Piala Dunia 1998 Prancis. Pada saat itu mereka langsung tersingkir di babak 16 besar dan itu adalah penampilan terakhir negara tersebut di Piala Dunia.

Pada tahun 2003, Yugoslavia dibentuk kembali dan berganti nama menjadi Uni Serbia dan Montenegro. Tim ini lolos ke Piala Dunia 2006 di Jerman dan Stankovic masuk dalam tim sebagai kapten.

Hanya beberapa hari sebelum turnamen dimulai, Serbia dan Montenegro terbagi menjadi dua negara terpisah. Empat tahun kemudian, Stankovic berada di dalam pesawat menuju Afrika Selatan sebagai kapten timnas Serbia.

Oleh karena itu, Stankovic tetap menjadi satu-satunya pemain yang tercatat membela tiga negara dalam tiga edisi Piala Dunia berbeda. Sepertinya ia akan menjadi satu-satunya pemain yang memegang rekor aneh di sepak bola ini untuk waktu yang lama.

5. Rekor Denmark Juara Euro 1992

Denmark berada di posisi runner-up di fase grup saat kualifikasi. Mereka berada di belakang Yugoslavia dan tampaknya tidak akan lolos ke turnamen antar tim nasional Eropa itu.

Namun, pada saat itu Yugoslavia berada di bawah kekacauan politik akibat perang saudara berkecamuk di seluruh negeri. Perang itu membuat negara tersebut harus dibentuk kembali sehingga mereka pun didiskualifikasi dari Piala Eropa.

Setelah mendepak Yoguslavia, UEFA pun memberikan tiket putaran final kepada Denmark yamg melewati fase grup sebagai runner-up. Mereka hanya diberi waktu 10 hari untuk membentuk skuat dan menyiapkan logistik.

Denmark pun memulai turnamen dengan satu hasil imbang dan satu kekalahan di dua laga awal. Oleh karena itu, mereka dituntut wajib menang di pertandingan terakhir grup melawan Prancis jika ingin lolos ke fase berikutnya.

Kemenangan itu pun akhirnya diperoleh Denmark. Mereka sukses menggilas Prancis dengan skor dramatis 2-1 untuk maju ke babak berikutnya. Di babak berikut mereka sukses mengalahkan tim favorit Belanda melalui adu penalti setelah bermain imbang 2-2.

Mereka kemudian berhadapan dengan tim tangguh lainnya Jerman di final. Dalam pertandingan ini Peter Schmeichel melakukan banyak penyelamatan dari gempuran bertubi-tubi Jerman.

Pada akhirnya Denmark sukses mengalahkan Jerman dengan skor 2-0. Kemenangan yang luar biasa ini membuat Denmark menjadi satu-satunya tim yang sampai saat ini memenangkan turnamen internasional besar tanpa harus melalui kualifikasi.

Ini merupakan sebuah rekor sepak bola yang tidak mungkin terulang kembali.