Bagikan:

JAKARTA - Tidak ada keraguan lagi bahwa Saul Canelo Alvarez jadi pusat perhatian sejak dikalahkan Dmitry Bivol belum lama ini. Sekarang, dia pun menerima kritikan dari dunia UFC.

Salah satu manajer petarung UFC, Ali Abdelaziz terang-terangan mengungkap keraguannya terhadap kekuatan Canelo dan khususnya kekuasaan yang dimiliki petinju Meksiko di divisi kelas menengah super.

"Saya tidak berpikir dia raja lintas divisi lagi. Canelo, mistiknya hilang," kata pria asal Mesir di saluran YouTube Menace Tube, dikutip Marca, Jumat, 3 Juni.

"Canelo Alvarez telah menjadi pria biasa. Dia menjadi orang biasa..." tambahnya.

Abdelaziz adalah salah satu orang penting bagi UFC sekaligus salah satu suara otoritatif untuk memberikan pendapatnya tentang tinju dan seni bela diri.

Pria kelahiran Kairo ini adalah seorang petarung profesional sekitar 18 tahun yang lalu dan juga berlatih tinju, meskipun di MMA dia memiliki lebih banyak peran.

Setelah gagal mengangkat gelar dunia dalam salah satu disiplin ilmu yang dia praktikkan, Abdelaziz menemukan bahwa dia bisa menjadi manajer bagi banyak petarung yang membutuhkan bimbingannya.

Beberapa di antaranya adalah Khabib Nurmagomedov, serta Justin Gaethje. Dua nama besar yang tidak diragukan lagi diakui di dalam ring karena kekuatan dan levelnya yang luar biasa dalam seni bela diri campuran.

Di sisi lain, dalam daftar petarungnya, ada Kamaru Usman dari Nigeria, juara kelas welter UFC yang memulai persaingan dengan Canelo setelah memintanya untuk bertarung.

"Kamaru punya cukup nyali untuk pergi ke tinju, tapi kami tahu Canelo tidak akan pernah punya cukup nyali untuk datang ke MMA," tandas sang manajer.

Selain itu, Abdelaziz juga menyerang Canelo di media sosial. Ini jelas membuatnya tidak menghormati petinju Meksiko itu.

"Canelo benar-benar pecundang, dia bertarung dengan orang-orang dengan 5.000 pengikut di Instagram, orang-orang ini tidak akan pernah melakukan apa pun untuk warisannya," tulis sang manajer di Twitter.

"Sekarang saya mengerti mengapa dia tidak mau kalah dari seseorang seperti Kamaru Usman. Ini gaya pecundang, tidak ada risiko - tidak ada hadiah."