JAKARTA - Sudah hampir dua minggu sejak Dmitry Bivol mengalahkan Saul "Canelo" Alvarez. Tapi, petinju Rusia itu belum menerima bayaran satu dolar pun dari kemenangan terakhirnya itu.
Bivol mengatakan kepada agensi Rusia, Tass, dia belum mendapatkan uang senilai 5 juta dolar (Rp73,6) miliar) dari kemenangan atas petinju Meksiko, yang pada saat itu dianggap sebagai petarung terbaik di dunia dan pemimpin dalam peringkat lintas divisi.
"Saya belum dibayar, saya pikir sangat sulit bagi saya untuk menerima bayaran itu," tegas Bivol dalam wawancara yang dikutip Marca, Kamis.
Seperti kebanyakan orang Rusia lainnya, sanksi yang dijatuhkan oleh komunitas internasional atas invasi tentara yang dipimpin oleh Vladimir Putin di wilayah Ukraina telah menghalangi orang-orang seperti Bivol untuk mengakses uang mereka di bank.
Sejauh ini, belum ada cara yang dapat diambil selain menunggu tanpa kepastian. Dalam hal ini, satu-satunya alternatif bagi Bivol adalah dia bertarung tanpa dibayar atau berhenti bertinju sampai konflik perang berakhir.
"Kami sedang berpikir tentang bagaimana cara mendapatkan uang itu," tambah Bivol, yang menang dengan keputusan bulat melawan Canelo dalam pertarungan 7 Mei.
Dengan demikian, situasi ini membuatnya lebih sakit kepala dibandingkan pertarungan dengan Canelo sendiri, sesuatu yang telah diperingatkan oleh Bivol kepada manajernya, Vadim Kornilov.
BACA JUGA:
“Saya belum pernah menghadapi situasi seperti ini. Kami masih memikirkan bagaimana caranya mendapatkan bayaran kami. Kami belum memikirkan masa depan karena situasinya berubah dengan cepat, saya bahkan tidak memikirkannya dan memberi tahu manajer saya: 'Vadim, ayolah, ini akan membuat Anda pusing'."
Bivol berhasil mempertahankan gelarnya dan ada pembicaraan tentang kemungkinan pertandingan ulang dengan Canelo. Meskipun petinju Rusia itu menginginkan gelar di divisi semi-lengkap, tidak menutup kemungkinan baginya untuk menghadapi Canelo lagi.