Bagikan:

JAKARTA - Lebih dari seminggu yang lalu, Dmitry Bivol mengalahkan Saul 'Canelo' Alvarez dengan keputusan bulat. Kemenangan petinju Rusia itu memberi petinju Meksiko kekalahan kedua dalam kariernya, dalam salah satu pertarungan terlaris tahun ini.

Sementara Canelo dijamin mendapatkan bayaran sebesar 15 juta dolar AS, petinju Rusia Bivol seharusnya menerima 2 juta dolar AS. Namun, sejauh ini, dia belum menerima satu dolar pun dari hadiah yang pantas dia menangkan.

Dalam wawancara yang diberikan kepada agensi Tass, Bivol menjelaskan bahwa pembayarannya untuk pertarungan dengan Canelo "belum tiba", ini karena sanksi yang dijatuhkan masyarakat internasional kepada pemerintah Rusia karena menyerang Ukraina.

Dikutip dari Marca, Rabu, keuangan sejumlah orang Rusia dari berbagai sektor sosial telah terpengaruh akibat keputusan Presiden Vladimir Putin menyerang Ukraina hampir tiga bulan yang lalu. Pasalnya, rekening bank mereka dibekukan seperti halnya sang juara dunia kelas berat ringan ini.

Di bawah skenario ini, tidak ada tanggal tentatif bagi orang-orang Rusia itu untuk memulihkan uang mereka yang disimpan di bank. Dan dalam kasus Bivol, promotor yang mengorganisir pertarungan terbarunya tidak mengatakan apa-apa tentang keuntungan yang harus diberikan kepadanya.

Untuk mencegah hal seperti ini terjadi, Bivol bahkan tidak membawa bendera negaranya ketika dia melangkah ke atas ring di Las Vegas, Nevada. Lagu kebangsaan "Tsar" juga tidak dinyanyikan. Dan sekarang, uang pun belum dia terima.

Bivol bersama timnya sedang mempelajari beberapa cara agar uang itu segera cair. Namun, sejauh ini tidak ada alternatif selain menunggu.

Sekarang, sesuatu yang lebih rumit muncul. Bivol arus bertarung tanpa dibayar atau berhenti bertinju sampai sanksi internasional terhadap Rusia berakhir.

Pilihan ini harus ditentukan dalam beberapa minggu, karena Bivol harus segera menentukan masa depannya; duel ulang dengan Canelo atau melawan Gilberto "Zurdo" Ramirez, yang mengalahkan Dominic Boesel dari Jerman?