JAKARTA - Kompetisi Liga 1 Indonesia 2021/2022 telah berakhir. Tiga tim dipastikan terdegradasi ke Liga 2 musim depan.
Tiga klub tersebut adalah Persipura Jayapura, Persiraja Banda Aceh dan Persela Lamongan. Dengan Persipura dan Persiraja turun kasta, kompetisi Liga 1 2022/2023 dipastikan tak diramaikan tim dari Sumatera dan juga Papua.
Persiraja menjadi tim yang lebih dulu memastikan degradasi dari Liga 1. Klub dari ujung barat Indonesia harus mengaku kalah sejak pekan ke-30 setelah Barito Putera bermain imbang 3-3 dengan Madura United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Rabu (9/3) lalu.
Raihan satu poin yang didapat Barito Putera itu otomatis membuat Persiraja harus bergeser ke Liga 2 musim karena masih terjebak di dasar klasemen atau peringkat ke-18 dengan raihan 13 poin.
BACA JUGA:
Dengan lima laga tersisa saat itu, Persiraja maksimal juga hanya bisa meraup total 28 poin meski mampu menyapu bersih semua pertandingan.
Persiraja yang menjadi satu-satunya wakil dari Pulau Sumatera tak bisa mempertahankan posisi di kasta tertinggi meski sudah berganti pelatih dari Hendri Susilo kepada juru racik asal Brazil, Sergio Alexandre hingga akhir kompetisi.
Laskar Rencong juga sudah mentransformasi pemain dengan merekrut enam pemain jebolan sepak bola PON Provinsi Aceh saat meraih medali perak di PON Papua 2021.
Langkah itu dilakukan Persiraja setelah mendepak 10 pemainnya, yakni Zamzami, M. Isa, Supriadi, M. Nadhif, Redi Rusmawan, Husnuzhon, Al Fasyimi, M. Robby, serta dua legiun asing, yakni Shori Murata (Jepang) dan Vanja Markovic (Serbia).
Giliran berikutnya, Persela Lamongan menyusul terdegradasi ke Liga 2 musim depan setelah Barito Putera mengamankan kemenangan dengan skor 2-0 atas Persik Kediri, Sabtu (19/3) lalu.
Persela sejatinya baru bermain pada Minggu (20/3) menghadapi Bhayangkara FC, tetapi tidak bisa mengejar raihan poin dari Laskar Antasari yang telah mengumpulkan 32 poin dari 32 pertandingan dan berada di posisi ke-15.
Laskar Joko Tingkir yang saat itu berada di posisi ke-17 klasemen baru menorehkan 21 poin dengan sisa tiga pertandingan sehingga tidak mampu mengejar Barito Putera yang sudah berada di posisi aman.
Terdegradasinya Persela mengakhiri perjalanan tim kebanggaan masyarakat Lamongan tersebut di kasta tertinggi sepak bola Indonesia dalam 18 tahun terakhir.
Persipura turun kasta
Di ujung timur, Persipura akhirnya juga harus terdegradasi pada pekan terakhir Liga 1 2021/2022 meski menang 3-0 atas Persita Tangerang pada pekan ke-32 Liga 1 di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar, Bali, Kamis (31/3) lalu.
Kemenangan itu tidak cukup bagi tim Mutiara Hitam karena dua pesaing mereka, yakni Barito Putera dan PSS Sleman di saat bersamaan meraih hasil yang dibutuhkan untuk bertahan di Liga 1.
Persipura akhirnya menyusul Persiraja dan Persela, dua tim yang sudah terdepak lebih dulu karena tak bisa meraup cukup poin untuk mengamankan posisinya di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Turun kasta jelas sangat menyakitkan bagi Persipura, apalagi sebelumnya mereka harus dikurangi tiga poin oleh Komite Disiplin PSSI akibat tidak datang ke laga tunda pekan ke-22, 21 Februari lalu, melawan Madura United.
Tim asuhan Angel Alfredo Vera itu tidak datang karena beralasan banyak pemainnya yang positif COVID-19, sementara PT Liga Indonesia Baru (LIB) mensyaratkan minimal 14 pemain harus negatif COVID-19 untuk bisa bertanding.
Dari pemeriksaan kesehatan jelang laga menunjukkan bahwa jumlah pemain Persipura yang negatif COVID-19 ternyata melebihi 14 orang dan bisa memainkan pertandingan.
Akibat dianggap mangkir dari laga, Persipura pun harus diganjar hukuman berupa kalah walkover (WO), pengurangan tiga poin, serta denda Rp250 juta.
Upaya Persipura untuk mengajukan banding ke Komisi Banding PSSI pun ditolak, namun banding untuk Manajer Persipura Arvydas Ridwan Madubun diterima.
Sosok yang karib disapa Bento Madubun itu sebelumnya diganjar hukuman larangan beraktivitas dalam sepak bola selama 12 bulan dan denda Rp50 juta.
Barangkali, lain cerita jika Persipura tak mangkir saat itu. Tetapi, nasi toh sudah menjadi bubur. Yang terpenting sekarang adalah membenahi tim agar bisa meraih hasil terbaik di Liga 2 musim depan sehingga bisa kembali ke Liga 1.
Olahraga pun bukan melulu soal menang atau kalah, tetapi bagaimana merawat sportivitas, kejujuran, kesehatan, dan menjaga semangat, termasuk bagaimana menyikapi kekalahan maupun kemenangan meski kompetisi musim ini sudah usai.