Bagikan:

JAKARTA - Pada bagian keempat artikel Perseteruan Fiorentina dan Juventus diceritakan, keharmonisan bisnis transfer dua klub rival ini selama era presiden Andrea Della Valle terkoyak gara-gara rencana Fiorentina untuk merekrut Dimitar Berbatov dari Manchester United dirusak Bianconeri. Publik Firenze geram dan tidak terima dengan perlakuan Juventus.

Perseteruan makin panas memasuki musim 2013/2014. Saat itu, Juventus sebagai juara bertahan menghadapi Fiorentina pada pekan ke-8 Serie A, 20 Oktober 2013, di stadion Artemio Franchi.

Pada babak pertama, Si Nyonya Tua unggul lewat dua gol Carlos Tevez (penati, 37′) dan Paul Pogba (40′). Usai membobol gawang Norberto Murara Neto, baik Tevez maupun Pogba sama-sama melakukan selebrasi ‘machine gun’ yang jadi salah satu ciri khas pemain legenda Fiorentina, Gabriel Batistuta di era 90-an.

Seakan mengejek, Tevez bahkan mengarahkan ‘senapan mesin’ itu ke arah Curva Fiesole, tempat para tifosi garis keras Fiorentina berada. Sementara Pogba, sambil tertawa-tawa.

Seperti tersulut provokasi para pemain Juventus, memasuki paruh kedua Fiorentina membabi buta dengan menyarangkan empat gol. Diawali eksekusi penalti Giuseppe Rossi pada menit ke-66, kembali Rossi di menit ke-76, kemudian Joaquin Sanchez menit ke-78, dan lagi-lagi ditutup Rossi memasuki menit ke-81. Skor 4-2 untuk kemenangan I Viola pun bertahan hingga laga usai.

Pada akhir laga, Della Valle melontarkan sindiran kepada pihak Juve. Menurutnya, skuat Antonio Conte itu “kualat” lantaran dua gol Tevez dan Pogba meniru selebrasi Batistuta.

“Saya melihat (selebrasi) senapan mesin itu dan hal tersebut memberikan kami keberuntungan. Kami membalasnya dengan empat tembakan senapan,” kata Della Valle, dilansir Football Italia.

“Kemenangan ini sungguh luar biasa dan dengan ini kami menghapus banyak kenangan buruk. Penting untuk menemukan semangat ini. Penampilan ini kami persembahkan untuk seluruh fans dan semua orang di kota ini. Firenze menang, hati kami juga menang, kami tidak pernah putus asa!” sambungnya.

Di ajang Serie A, ini kemenangan pertama Fiorentina atas Juventus di kandang sendiri di mana kali terakhir mereka raih 15 tahun sebelumnya. Uniknya, ketika itu Fiorentina menang 1-0 lewat gol tunggal Batistuta!

Perang belum usai. menjelang musim 2017/2018, Juventus mengumumkan perekrutan Federico Bernardeschi yang saat itu jadi simbol Fiorentina. Bernardeschi setuju dikontrak selama lima tahun hingga 2022.

Pesepak bola berusia 23 tahun itu ditebus Bianconeri dengan nilai transfer awal sebesar 40 juta euro (sekitar Rp 619,7 miliar) , yang berpotensi naik menjadi 45 juta euro (Rp 697 miliar).

Tapi, lagi-lagi kepindahan itu menyulut emosi fans Fiorentina. Muncul spanduk berisikan nada sinis untuk Bernardeschi yang terpampang di sekitaran kota Firenze. Mereka menilai pemain timnas Italia itu meninggalkan kebohongan dengan bergabung bersama Juve.

"Kamu pergi dari kota dengan kebohongan. Sekarang anda akan mendapatkan uang jutaan dan digantung oleh bola," demikian bunyi spanduk yang dibentangkan pendukung Fiorentina.

Bernardeschi menyudahi masa baktinya dengan Fiorentina setelah empat musim berkostum ungu. Padahal, ia salah satu pemain penting dari klub yang bermarkas di Artemio Franchi.

Berselang tiga tahun, Juventus kembali mengumumkan kedatangan pemain Fiorentina di markas mereka. Kali ini Federico Chiesa, putra legenda timnas Italia dan Fiorentina, Enrico Chiesa.

Si Nyonya Tua mengikat Chiesa dengan status akuisisi sementara selama dua musim hingga 30 Juni 2022. Juventus mengeluarkan biaya 10 juta euro (Rp172,9 miliar) untuk mendatangkan sang winger.

Dikutip dari Football Italia, biaya itu dibayarkan kepada pihak Fiorentina dalam dua tahap, yaitu 3 juta euro (Rp 51,9 miliar) untuk musim 2020-2021 dan 7 juta euro (Rp 121,3 miliar) untuk musim 2021-2022.

Perpindahan Chiesa ke Juventus kembali menyulut amarah para pendukung Fiorentina. Tifosi memasang spanduk-spanduk di luar Stadion Artemio Franchi. Melansir TuttoSport, pendukung Fiorentina menyebut Chiesa sebagai pengkhianat karena telah membelot ke tim rival.

"Mengkhianati mereka yang telah membesarkan dan melindungimu adalah rasa tidak hormat terbesar. Firenze bukan lagi rumahmu," bunyi tulisan pada salah satu spanduk.

Chiesa adalah pujaan pendukung Fiorentina. Bergabung dengan akademi Fiorentina pada usia 10 tahun, salah satu pahlawan Italia di Euro 2020 ini langsung jadi andalan Fiorentina seusai dipromosikan ke tim utama pada musim 2016-2017. Saat itu, duetnya dengan Bernardeschi bikin takut para bek lawan.

Kini, di pertengahan musim 2021/2022 giliran striker muda haus gol Dusan Vlahovic yang berlabuh di Juventus dengan banderol 70 juta euro atau setara dengan Rp1,1 triliun.

Kepindahan penyerang Serbia itu kembali mendapat reaksi dari penggemar Fiorentina. Mereka marah hingga mengancam Vlahovic lewat spanduk berisi cacian yang dibentangkan di luar Stadion Artemio Franchi.

"Gol tidak cukup untuk membuatmu mendapatkan rasa hormat. Vlahovic Gobbo sialan!" isi tulisan dalam spanduk tersebut.

Spanduk berisi cacian terhadap Dusan Vlahovic (Football Italia)

"Bodyguard-mu tidak akan menyelamatkan hidupmu. Sudah berakhir untukmu," isi tulisan spanduk lainnya.

Jelas sudah apa yang membuat tifosi Fiorentina begitu membenci Juventus. Sampai-sampai muncul imbauan apabila kamu berkunjung ke kota Firenze, jangan mengenakan pakaian warna putih hitam. Alih-alih menikmati liburan, malah dikejar-kejar tifosi militan!