JAKARTA - Hari ini, 52 tahun lalu, seorang legenda lahir di Reconquista, Argentina. Bernama Gabriel Omar Batistuta, pria berjuluk Batigol ini menjadi simbol klub Fiorentina lewat gol-gol spektakulernya. Meski terbilang minim gelar, Il Re Leone - julukan lainnya - merupakan sosok loyal yang bertahan lama di sebuah klub asing. Andai dia lebih luwes dengan menerima pinangan Manchester United atau Barcelona, mungkin lemari trofinya bakal lebih sesak ketimbang punya David Beckham dan Ronaldinho atau Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Ada 1001 kisah untuk menggambarkan kehebatan pria kelahiran 1 Februari 1969 ini. Baik saat masih menjadi pemain sepak bola profesional maupun di masa pensiunnya sekarang. Dan itu bisa dengan mudah didapat melalui mesin pencari bernama ‘Google’. Karenanya, kami tak ingin mengulang cerita yang sudah ada, kami hanya ingin berbagi tentang prestasi dan gol-gol yang disabet The Lion King semasa masih bermain.
Sepak terjang Batistuta bersama Fiorentina di Liga Italia sangat fantastis. Selama sembilan musim berkostum La Viola, Batigol total mencetak 168 gol dalam 269 partai liga. Jumlah gol tersebut merupakan yang terbanyak di antara semua pemain lain yang pernah berseragam ungu. Batigol bahkan berhasil melampaui pemegang rekor gol terbanyak klub sebelumnya, Kurt Hamrin (Swedia), yang mencetak 150 gol dalam 289 laga selama kurun waktu 1958-1967.
“Gabriel, percayalah ketika saya mengatakan bahwa saya mengakui posisi saya sebagai La Viola leader telah dilampaui oleh Anda. Mencetak 152 gol dalam 8 tahun di Liga Serie A, menurut saya adalah sebuah rekor. Hal itu menunjukkan bahwa Anda adalah striker yang komplet, selalu mencetak gol, sebab gol Anda merupakan keberuntungan bagi Fiorentina dan kebahagiaan bagi tifosi La Viola. 238 gol yang saya buat di Italia, 200 di antaranya dalam seragam La Viola, 57 di Liga Swedia, dan 17 di tim nasional. Jika Anda telah mengakhiri karier di dunia sepak bola, kita akan membandingkan lagi hasilnya, saya yakin Anda akan melampaui apa yang telah saya peroleh," Kurt Hamrin mengatakan pada 1999 saat rekor golnya dilampaui Batigol, dilansir La Gazzetta dello Sport.
Sang pembunuh bayaran produktif bermain di Italia dari tahun 1991 hingga 2003. Pada masanya, ia dianggap pemain nomor 9 terbaik di dunia. Batigol mengenakan seragam ungu Fiorentina dari 1991 hingga 2000 sebelum pindah ke Roma, di mana dia memenangkan satu-satunya Scudetto.
“Seluruh karier saya difokuskan pada upaya untuk menang bersama Fiorentina. Saya tidak berhasil, tetapi saya memberikan segalanya," kata Batistuta dalam wawancara eksklusif di kanal YouTube resmi Serie A pada Desember 2019.
“Ketika saya menyadari bahwa saya telah memberikan segalanya, saya memutuskan untuk berganti klub dan pergi ke Roma, tempat saya memenangkan Scudetto. Secara pribadi, saya pikir saya pantas menerimanya. Saya membuat banyak pengorbanan untuk sampai ke sana dan saya pantas menang, untuk menjadi juara setidaknya sekali,” Batigol menambahkan.
The Lion King mencetak 20 gol liga untuk membantu Giallorossi memenangkan gelar pada 2000-01 - musim pertamanya di Olimpico. Sayang, pada musim berikutnya Roma gagal mempertahankan gelar dan raihan gol Batistuta menurun drastis: hanya 6! Ia lantas dipinjamkan ke Inter Milan pada pertengahan musim 2002-2003 sekaligus mengakhiri karier Serie A-nya di San Siro sebelum hijrah ke klub Al-Arabi di Qatar.
Selain Scudetto, bersama Roma, Batistuta hanya meraih Supercoppa Italiana 2001. Sementara saat masih berseragam ungu, Batigol cuma menyumbangkan trofi Coppa Italia 1996, Supercoppa Italiana 1996, dan Serie B 1993–94. Terlalu minim untuk ukuran pemain semasyhur Batigol.
Deretan Gelar yang Diraih Batistuta saat Masih Bermain
Boca Juniors
Divisi Utama Argentina: Torneo Clausura 1990-91
Fiorentina
– Coppa Italia: 1995–96
– Supercoppa Italiana: 1996
– Serie B: 1993–94
– Gotham Cup: 1999
– Trofeo Cecchi Gori:1995 ,1997
– Prato Triangle Cup: 1995
Roma
– Serie A: 2000–01
– Supercoppa Italiana: 2001
Tim nasional Argentina
– Copa América: 1991, 1993
– King Fahd Cup (FIFA Confederations Cup): 1992
– Kirin Cup: 1992
– Artemio Franchi Cup: 1993
Individu:
– Pencetak Gol Terbanyak Copa America 1991 (6 gol) dan 1995 (4 gol)
– Pencetak Gol Terbanyak Serie A 1995 dengan 26 gol
– Pencetak Gol Terbanyak Coppa Italia 1996 dengan 8 gol
– Sepatu Perak Piala Dunia 1998 (5 gol)
– Pemain Terbaik Argentina 1998 Pilihan Jurnalis
– Pemain Asing Terbaik Serie A 1999
– Pemain Terbaik Gotham Cup 1999
– Peringkat Tiga Pemain Terbaik FIFA 1999; di bawah Rivaldo (Barcelona) dan David Beckham (Manchester United)
– Peringkat 23 Pemain Terhebat Abad ke-20 versi majalah World Soccer (poin 300 dari 100 pemain)
– Pencetak Gol Terbanyak Liga Qatar 2004 dengan 25 gol (dicetak dalam 21 pertandingan sekaligus memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang Mansour Mouftah dengan 24 gol)
– Sepatu Emas Sebagai Pencetak Gol Terbanyak di Seluruh Liga Arab 2004
– Pencetak Gol Terbanyak Fiorentina Sepanjang Masa (207 gol dalam 332 laga di semua kompetisi)
– Pencetak Gol Terbanyak Argentina Sepanjang Masa dengan 56 gol dalam 78 pertandingan (rata-rata gol per pertandingan 0,718)
– Mencetak 13 Gol dalam 11 pertandingan Serie A berturut-turut pada musim 1994/1995
– FIFA 100 “Greatest Living Footballers”
– Pemain keempat yang mencetak 2 kali hat-trick di Piala Dunia (1994 dan 1998) setelah Sándor Kocsis (Hungaria, 1954), Just Fontaine (Prancis, 1958), dan Gerd Müller (Jerman Barat, 1970)
– Pemain pertama yang mencetak hat-trick di dua edisi Piala Dunia (1994 dan 1998)
– Pemain Ketiga yang mencetak gol penalti terbanyak di Piala Dunia (di luar adu penalti) dengan dua gol pada 1994 dan 1998 di bawah Eusébio (Portugal, 4 gol pada 1966), dan Rob Rensenbrink (Belanda, 4 gol pada 1978)
– Peringkat ke-8 Pencetak Gol Terbanyak Piala Dunia Sepanjang Masa (10 gol dalam 3 edisi Piala Dunia - 1994, 1998, 2002)
– Penyerang Terbaik Dunia 1999 pilihan pemain di 18 klub Divisi Satu Belanda dengan perolehan 63 poin (mengalahkan Ronaldo, Patrick Kluivert, Christian Vieri, dan Nwankwo Kanu)
– Peringkat ke-4 Pemain Terbaik Eropa 1999 (France Football) di bawah Rivaldo (Barcelona), David Beckham (Manchester United), Andry Shevchenko (AC Milan).
– Pesepak bola Terseksi Dunia 1998 versi wanita-wanita Prancis
– Atlet Pria Terseksi Abad 21 versi jajak pendapat Harian Olahraga ProSport (Rumania) pada tahun 2000. Mengalahkan Alberto Tomba (atlet ski Italia) dan Alexander Popov (perenang Rusia)
– Italian Football Hall of Fame 2013 (kategori pemain asing).
Rekor Gol Dilampaui Lionel Messi Tak Mengikis Kebesaran Batigol
Dunia sepak bola gempar ketika superstar Barcelona, Lionel Messi memecahkan rekor gol Argentina yang sebelumnya dipegang Gabriel Batistuta. 54 gol (dari 77 partai) milik Batigol yang bertahan selama 14 tahun dikangkangi Messi melalui sebuah gol yang dilesatkannya ke gawang Amerika Serikat di perhelatan Copa America Centenario 2016.
Membandingan Messi dengan Batistuta memang kurang tepat. Karena meski sama-sama berposisi sebagai penyerang, keduanya memiliki zona invasi yang berbeda. Batigol merupakan centre forward yang kerap berdiri di garis off-side, sedangkan La Pulga – julukan Messi – adalah playmaker dan juga false 9 yang kerap melakukan pergerakan dari kiri ke kanan dan dari depan hingga ke dalam lapangan. Atau sebaliknya. Tapi, publik sepak bola kadung membandingkan keduanya hanya karena jumlah gol Messi kini melebihi Batistuta. Jadi, tak ada salahnya kalau kami juga ikut membanding-bandingkan.
Kita mulai dari rata-rata gol per pertandingan yang dikantongi Batistuta maupun Messi sampai pada momen Sang Messiah memecahkan rekor Batigol. Batistuta memiliki rata-rata gol 0,70 per pertandingan (54/77). Sedangkan Messi yang mencetak 55 gol dari 113 laga hanya mengantongi rata-rata gol 0,48 per pertandingan. Jomplang kan?
Jumlah pertandingan Batistuta yang jauh lebih sedikit dibandingkan Messi memang bukan tanpa alasan. Mengingat di era pelatih Daniel Passarella ia sempat tersingkir dari timnas lantaran peraturan konyol Passarella yang melarang para pemainnya berambut gondrong. Alhasil, Batistuta absen di beberapa laga kualifikasi Piala Dunia 1998 sebelum akhirnya memotong sedikit rambutnya demi satu tempat di posisi depan skuat inti Argentina. Tapi, jumlah laga yang sedikit tersebut menunjukan kalau Batistuta jauh lebih produktif dibandingkan Messi.
Sekarang, mari kita rinci satu per satu perolehan dan rasio gol kedua pemain ini di ajang resmi internasional. Dimulai dari kualifikasi Piala Dunia di mana Batistuta berhasil mengantongi 11 gol dalam 19 pertandingan, dan Messi dengan 15 gol dalam 37 laga (sebelum Piala Dunia 2018). Artinya, Batistuta memiliki rasio gol 0,57, sedangkan Messi 0,40. Cukup tipis. Tapi, Batistuta masih unggul.
Lalu kita ke Piala Dunia di mana sepanjang partisipasinya di tiga Piala Dunia – 1994, 1998, dan 2002 (12 pertandingan) – total gol yang dicetak Batistuta berjumlah 10 bola. Sedangkan Messi, hanya mampu mendulang 5 gol di Piala Dunia 2006, 2010, dan 2014 (15 pertandingan). Jika dirata-ratakan, rasio gol Batistuta di Piala Dunia adalah 0,83. Sedangkan Messi, hanya 0,33. Jauh sekali bukan? Mengapa jumlah gol Messi di Piala Dunia 2018 tidak dimasukan. Percuma, itu hanya akan mengurangi rasio gol Messi.
Batistuta juga mencatat beberapa rekor gol di Piala Dunia. Di antaranya, menjadi pemain keempat yang mencetak dua kali hat-trick (1994, 1998) setelah Sandor Kocsis (Hungaria, 1954), Just Fontaine (Prancis, 1958), dan Gerd Muller (Jerman Barat, 1970) sekaligus menjadi pemain pertama dan satu-satunya yang mencetak hat-trick di dua edisi Piala Dunia berbeda (1994 dan 1998). Messi? Tak sekali pun mencetak trigol di pesta sepak bola terbesar di planet bumi tersebut.
Masih kurang bukti? Oke, Batistuta juga menjadi pemain ketiga yang mencetak gol penalti terbanyak di Piala Dunia (di luar adu penalti) dengan dua gol pada 1994 dan 1998, di bawah Eusébio (Portugal, 4 gol pada 1966), dan Rob Rensenbrink (Belanda, 4 gol pada 1978) serta menempati peringkat ke-8 pencetak gol terbanyak Piala Dunia sepanjang masa (10 gol dalam 3 edisi Piala Dunia: 1994, 1998, 2002). Messi? Saat itu lebih sibuk memikirkan persaingannya dengan Cristiano Ronaldo.
Kita beralih ke Copa America. Di tiga kali keikutsertaannya di Copa America (1991, 1993, dan 1995) Batistuta telah merobek gawang lawan sebanyak 13 kali dalam 16 laga, dan bahkan menyabet gelar top scorer pada edisi 1991 (6 gol) dan 1995 (4 gol). Messi? Di empat edisi Copa America yang pernah dicicipinya (2007, 2011, 2015, dan 2016) hanya mampu mendulang 8 gol dalam 21 laga tanpa sekali pun meraih gelar top scorer. Jadi, rasio gol Batistuta di Copa America 0,81. Sedangkan Messi, lagi-lagi jauh di bawah Batigol. Hanya 0,38!
Komentar Mereka tentang Batistuta
Kehebatan Gabriel Batistuta tak terbantahkan lagi. Baik kawan maupun lawan tahu benar kualitas sang legenda di atas lapangan. Dengan slogan "one chance, one shot, one goal", di depan gawang, Batigol tak punya rasa 'belas kasihan'. Berikut beberapa komentar yang menggambarkan kebengisan Batigol di kotak penalti lawan yang dicomot VOI dari berbagai sumber.
1. Giancarlo Antognoni (Playmaker Fiorentina era '70-an) :
“Gabriel Batistuta. Saya bisa saja mengutip ribuan episode yang membuktikan kehebatan dia dan menunjukkan sisi kemanusiaan. Tetapi saya lebih suka menggambarkan dirinya melalui tiga hal: Gol indah di Wembley saat melawan Arsenal, pecahnya rekor Kurt Hamrin, dan sikap Bati setelah mencetak gol dan memperlihatkan t-shirt pemberian seorang anak kecil bernama Antohny yang sedang menderita Leukemia.” (La Gazzetta dan Buletin VCI/Desember 1999)
2. Giovanni Trapattoni (Mantan pelatih Fiorentina)
“Batistuta adalah Batistuta, tak ada seorang penyerang pun dari klub yang pernah saya tangani memiliki kehebatan seperti Batistuta. Bahkan seorang Roberto Bettega yang pernah mengoleksi 17 gol ketika saya pertama menangani Juventus pun tidak sehebat Batigol. Batistuta juga merupakan fenomena, ia memiliki kebanggan sebagai pemain yang sangat tinggi. Dia seorang penyerang dan pemimpin yang bisa menularkan semangatnya untuk menang kepada rekan-rekannya. Batistuta adalah pemilik Firenze. Saya tidak mau menangani Fiorentina tanpanya, saya bisa membawa Fiorentina ke tempat terhormat bila Bati tetap menjadi kaptennya. Selagi ada Batistuta saya selalu yakin Fiorentina bisa meraih kemenangan, apalagi jika ia mencetak gol. Selain itu, di sisi lain Bati mirip Platini. Ia tidak pernah menyulitkan saya, tidak pernah ngambek dan bolos latihan. Batistuta adalah seorang pemimpin, sebab ia selalu menjadi contoh. Ia selalu datang 30 menit sebelum latihan dan selalu yang paling akhir pulang. Andai dia seorang Italiano, satu tempat tersedia baginya.” (Majalah Liga Italia/Januari 1999)
3. Fabio Capello (Mantan pelatih AS Roma)
“Saya hanya mau menegaskan kepada Anda bahwa Batigol adalah seorang pemain yang diimpikan semua klub besar di dunia. Mengapa? karena dia memang seorang pemain yang memiliki kelas tersendiri. Dia memiliki kekuatan, bakat, dan kharisma, singkatnya segalanya. Dalam skema saya Bati adalah pilihan utama. Jika ia tidak diturunkan, tentu saya punya alasan yang kuat. Jika ia tidak fit, maka jangan harap akan diturunkan. Bati adalah seorang pemain istimewa. Lihat setelah ia hadir ke Roma, gelar juara bisa direbut. Kehadirannya mampu menggangu konsentrasi lawan. Kami beruntung memilikinya. Saya harus mengakui bahwa dengan adanya Bati di antara teman-temannya segala sesuatunya lebih baik. Pelatih tolol yang menempatkannya di bangku cadangan saat dia fit.” (Tabloid Bola/Januari 2002)
4. Sir Alex Ferguson (Pelatih tersukses Manchester United)
“Saya adalah salah satu pelatih yang mengagumi Batistuta. Sudah lama saya menginginkan Batistuta di Old Trafford dan berada dalam daftar pemain The Red Devils.” (Football 365 dan Buletin VCI/Februari 2000)
5. Karl Heins Rummenigge (Mantan bomber kondang Jerman)
“Bati adalah penyerang tulen. Dia mempunyai apa yang seharusnya dimiliki seorang penyerang. Tembakan kaki kanannya keras dan akurat.” (Majalah Hai/1996)
6. Dennis Bergkamp (Mantan penyerang nasional Belanda dan Arsenal)
“Ia adalah pemain dengan karakter luar biasa. Kehebatannya menggempur gawang lawan, sangat mematikan.” (Majalah Hai/1996).
7. Claudio Ranieri (Mantan pelatih Fiorentina):
“Bati adalah kekuatan dan napas tim.” (Majalah Hai/1996)
8. Gianluca Pagliuca (Mantan kiper Inter Milan dan timnas Italia)
“Bati memiliki kekuatan dan teknik tinggi. Dia memiliki semua yang dibutuhkan seorang penyerang.” (Majalah Hai/1996)
9. Glenn Hoddle (Mantan pelatih nasional Inggris)
“Dia mempunyai naluri mencetak gol yang baik. Dan yang saya suka darinya, dia memperlihatkan hal itu dalam permainannya. Ia mampu bekerja sama dengan rekan-rekannya. Dia merupakan salah satu pemain yang jarang membuat kesalahan di kotak penalti.” (Media Indonesia/Juni 1998)
10. Alan Shearer (Mantan penyerang timnas Inggris)
“Mencetak 48 gol dalam 67 pertandingan internasional merupakan rekor yang luar biasa. Tak seorang striker pun mampu melakukannya. Itulah yang patut diperhitungkan dari Batistuta. Selain itu, dia punya postur yang baik, kuat dan bertenaga. Ia pandai menciptakan peluang. Ia pernah menjadi top scorer di kompetisi Liga Italia. Jadi jelas ia striker yang tak perlu diragukan.” (Media Indonesia/Juni 1998)
11. Guus Hiddink (Mantan pelatih timnas Belanda)
“Tim manapun yang menghadapi tim Argentina dan Fiorentina, yang lebih penting adalah mengatur irama sektor pertahanan. Apalagi mereka mempunyai penyerang berbahaya sekelas Batistuta.” (Media Indonesia/Juni 1998)
12. Christian Vieri (Mantan penyerang timnas Italia) :
“Lupakan membanding-bandingkan saya dengan Batigol. Dia adalah seorang penentu kemenangan. Dialah ujung tombak terbaik di dunia.” (Italian Football dan majalah Liga Italia/Maret 1999)
13. Hernan Jorge Crespo (Mantan penyerang timnas Argentina)
“Tendangan kaki kanannya sangat keras, itulah salah satu kelebihannya. Saya berangan-angan untuk bisa menggantikan peran Batistuta di tim nasional, tapi dia baru 30 tahun dan saya bahagia sekali bisa mendampinginya di tim nasional. Banyak orang yang mengatakan saya sebagai ahli waris Batigol lantaran kehebatan saya mencetak gol. Tapi saya rasa saya belum ada apa-apanya. Usia saya masih muda jangan bandingkan saya dengan Batigol. Di mata saya, Batigol seorang pemain besar, produktivitasnya tak tertandingi.” (Majalah Liga Italia/Februari 1999)
14. Roberto Baggio (Legenda Fiorentina)
“Setelah kehilangan saya, Fiorentina beruntung mempunyai seorang penyerang yang fantastis sekelas Batistuta. Tapi sayang dia berada di klub yang tidak terbiasa juara. Saya juga sudah pernah bermain dengan para pemain bintang dunia, tetapi ada seseorang dari mereka yang saya ingin sekali bermain bersama tetapi tidak akan pernah bisa. Dia adalah Batistuta.” (Majalah Liga Italia/Februari 1999)
15. Andriy Shevchenko (Eks penyerang timnas Ukraina dan AC Milan)
“Janganlah selalu membanding-bandingkan saya dengan Ronaldo, dia bukan idola saya. Batistuta-lah idola saya. Memang ada beberapa stiker Serie A yang saya akui begitu hebat. Tapi, Gabriel Batistuta adalah yang terbaik. Ia penyerang yang lengkap.” (Majalah Liga Italia/Juli 2000)
16. Ronaldo Luiz Nazario de Lima (Eks penyerang timnas Brasil dan Inter Milan)
“Saya pernah meminta secara khusus pada Massimo Moratti (presiden Inter Milan saat itu) untuk membeli Batistuta dan diduetkan dengan saya. Sayang itu tak pernah kesampaian dan saya selalu mengharapkannya. (Majalah Liga Italia/Desember 1998)
17. Jose Luis Chilavert (Eks penjaga gawang timnas Paraguay)
“Batistuta itu bintang besar. Boleh-boleh saja semua orang menyebut (Luiz) Ronaldo yang terbaik, tapi di kotak penalti Batistuta lebih baik daripada Ronaldo.” (Tabloid Bola/1998)
18. Ruud Van Nistelrooy (Eks striker Belanda dan Manchester United)
“Pilihan nomor satu saya tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Batistuta adalah gol.” (Majalah World Soccer/1999)
19. Pele (Legenda Brasil)
“Nilai 70 miliar itu jangan dicerca karena Roma pasti sudah memperhitungkan untung ruginya. Sebagai seorang profesional, amat wajar jika lima persennya masuk ke kantung super-player seperti Batigol." (Tabloid Bola/Mei 2000)
20. Francesco Totti (Legenda AS Roma)
“Kalaupun ada orang yang sukses menahan kepergian saya dari sini (Roma) bukan Franco Sensi, tapi Batistuta. Saya tidak bisa lebih gembira lagi dari ini. Saya selalu menganggap Batistuta sebagai striker terbaik di dunia, dan saya sangat tergoda bila memikirkan akan bermain bersamanya. Saya sudah tidak sabar untuk memberi asisst baginya. Batistuta ditakdirkan menjadi pemimpin, sekarang ia datang ke Roma dan memimpin kami. Saya tidak merasa khawatir kecintaan publik Roma beralih pada Batigol, karena ia memang pantas mendapatkannya. Saya siap melakukan yang terbaik bagi Roma. Kalau saya harus memberikan kaus No. 10 saya kepada Batistuta untuk meredakan ketegangan antara Montella dan dirinya menyangkut kostum No. 9 dan menyenangkan rekan-rekan se-klub, saya siap melakukan itu.” (Tabloid Bola/Mei 2000)
21. Hidetoshi Nakata (Eks pemain timnas Jepang)
“Tidak diragukan lagi kami (Roma) adalah tim kuat sekarang. Terutama setelah kedatangan Bati. Lazio boleh membeli Crespo. Tapi pengalaman Bati lebih baik dari Crespo.” (Majalah Haisoccer/Juli 2000)
21. Edmundo Alves (Mantan striker Fiorentina)
“Batistuta tidak dan takkan pernah bisa digantikan. Bati adalah pemimpin dan pemain hebat, seseorang yang bisa membangkitkan semangat ketika sedang jatuh. Seorang Batistuta sama dengan satu tim. Dan ia sangat penting artinya bagi Firenze. Saya bahkan berani mengatakan bahwa kedatangan Rivaldo-pun masih belum bisa menjadi kompensasi kehilangan Batistuta.” (La Gazzetta dello Sport/Agustus 2000)
22. Nuno Gomes (Eks striker Portugal dan Fiorentina)
“Saya tidak mengangap diri saya sebagai pengganti Batigol, bahkan saya tidak mau dibandingkan dengannya. Gabriel adalah “Son of Firenze” dan belum ada yang bisa menggantikannya. Tetapi tugas saya sama dengannya, yaitu mencetak gol. Saya akan berusaha memuaskan keinginan tifosi. Saya tidak akan menggunakan kostum No. 9, saya tidak mau menjadi bayang-bayang Batistuta. Saya menyukai kostum No. 21.” (La Gazzetta/Juli 2000)
23. Enrico Chiesa (Eks striker Fiorentina)
“Batistuta adalah salah satu idola saya disamping Pele. Crespo dan Batigol adalah bintang transfer liga Italia tahun ini. Siapa yang terbaik? Kita akan segera mengetahuinya. Saya kenal keduanya, mereka sangat kuat, tetapi Crespo punya keuntungan, ia akan bermain bersama begitu banyak pemain Argentina yang telah dikenalnya dengan baik, ia punya kerja sama yang baik dengan Veron. Sedangkan Batistuta akan menemukan dirinya sekali lagi dikelilingi musuh-musuh besarnya dari Brasil. Meski demikian bola itu bundar.” (Kataweb/Agustus 2000).
24. Manuel Rui Costa (Eks playmaker Fiorentina)
“Saya selalu merindukan Gabriel Batistuta di tim nasional Portugal. Dialah yang terbaik.” (Majalah Hai/Juli 2000)
“Rasanya shock ia tak di sini lagi. Saya coba memahami perasaan apa yang telah terjadi. Persahabatan saya dan Bati tak akan putus, kecuali di atas lapangan karena dia sudah berganti kostum. Mendunianya Fiorentina tak lepas dari jasanya. Terima kasih Bati. Benar saya bangga karena diberi kepercayaan memakai ban kapten, tapi ini tak sebanding dengan perginya sang juara sejati.” (Tabloid Bola/Mei 2000)
25. Paul Ince (Mantan pemain Inter Milan)
“Gabriel Batistuta adalah lawan terberat saya ketika membela Inter Milan. Kalau akan bertanding melawan Fiorentina, kami selalu membicarakan dirinya dulu. Dialah jagoan mereka, kalau Anda bisa membungkam permainannya, maka Anda bisa memenangkan pertandingan. Dan itulah sumber kesulitan yang terberat. Ya, Batigol.” (Majalah Liga Italia/Desember 2000)
26. Sven Goran Eriksson (Eks pelatih timnas Inggris dan Lazio)
“Saya selalu membayangkan Batigol dalam tim yang saya tangani. Saya ingin menduetkannya dengan Owen.” (Tabloid Bola/Januari 2000)
27. Angelo Di Livio (Eks kapten Fiorentina)
“Sebelum melihat Bati sebagai pemain, Anda harus melihatnya lebih dulu sebagai seorang lelaki. Mentalnya luar biasa, seperti orang Inggris dan Jerman.” (Tabloid Bola/Mei 2000)
28. David Trezeguet (Eks striker timnas Prancis dan Juventus)
“Gabriel memiliki pengaruh besar terhadap rekan-rekannya di dalam maupun di luar lapangan. Sehingga mampu memotivasi kerja sama tim dengan sempurna. Sikap sederhananya yang selalu menganggap semua pihak sederajat selalu membuat saya kagum padanya.” (Majalah Haisoccer/Juli 2000)
29. Moreno Torricelli (Eks bek Fiorentina)
“Dulu ketika saya masih bermain di Juventus, saya selalu cemas bila harus berhadapan dengannya. Semalaman gelisah dan susah tidur. Sebab ia pemain yang begitu hebat. Sekarang saya satu tim dengannya, dan saya pun merasakan sendiri nilainya sebagai anggota tim. Ia selalu bisa mengatakan hal tepat pada waktu yang tepat pula. Bagi saya ia yang terbaik di luar dan di dalam lapangan. Bila ada 10 orang saja seperti dia, kami bisa menjadi tim yang hebat bukan hanya di Italia tetapi di dunia.” (La Gazzetta dan Buletin VCI/Maret 2000)
30. Predrag Mijatovic (Eks striker Fiorentina dan Yugoslavia)
“Salah satu alasan saya pindah ke Fiorentina karena di sana ada Gabriel Batistuta. Siapa yang tidak tersanjung bermain dengan striker sehebat dia?” (Tabloid Bola/April 1999)