Agar Istri-Anaknya Makan Dari Uang Halal, Uki Eks NOAH Ditantang Hibahkan Harta untuk Penanganan COVID
Uki eks NOAH (Foto: Instagram @uki_kautsar)

Bagikan:

JAKARTA - Nama Uki, mantan musisi dari grup band NOAH baru-baru ini menjadi perhatian di berbagai media sosial. Hal ini menyusul pernyataan Uki yang menyebut musik sebagai pintu masuk sesuatu yang haram. Ada juga berita yang menyebutkan kalau pria bernama lengkap Mohammad Kautsar Hikmat menyebut musik haram.

Pernyataan itu diketahui lewat potongan video Youtube @Belajar Sunnah yang diunggaj pada 25 Maret 2021 lalu. Hingga berita ini diturunkan, video dengan durasi 2 menit 57 detik tersebut telah ditonton 13.078 orang. 

Politikus Teddy Gusnaidi pun tidak ingin ketinggalan memberikan respons atas peryataan Uki tersebut. Menurut Teddy, kalau Uki menganggap musik sebagai pintu masuk maksiat, beranikah dirinya menjual harta kekayaan hasil dari kerja kerasnya selama bermusik bersama NOAH?

"Menunggu statement Uki untuk menghibahkan semua harta kekayaannya dari hasil menjadi pintu maksiat untuk penanganan covid," kata Teddy lewat Twitter pribadinya @TeddyGusnaidi dikutip Kamis, 28 Juli. 

Dengan menghibahkan harta hasil bermusiknya, Uki dan keluarga telah membuktikan bahwa mereka telah hidup dari sesuatu yang halal.

"Agar dia, istri dan anaknya makan dengan uang halal, bukan uang haram. Kalau gak, berarti dia kasih makan keluarga dgn uang haram,' ucap Teddy. 

Dalam potongan video di Youtube, awalnya Uki menjelaskan perjalanan ke akhirat. Bahwa banyak orang menyesal di akhir hayatnya baru ingin dekat dengan Allah. 

"Masalahnya selalu di akhir hayatnya saja ketika di akhir hayat ingin dekat dengan Allah. Kita ada penyesalan, coba dulu saya rajin baca Al-Qur'an," kata Uki. 

Nah, mumpung masih muda, Uki mengajak semua orang untuk menjalankan banyak amalan yang tidak mungkin dilakukan saat usia beranjak tua. Insyaalla amalan ini akan menjadi berkah di akhirat saat manusia berhadapa dengan Allah. 

"Bagi saya saya enggak bisa membanggakan di Allah dulu saya bisa menciptakan banyak fans, banyak lagu. Pada akhir itu enggak bisa meningkatkan derajat saya. Terus saya dengan uang ini saya bisa sedekah tapi banyak melakukan hal yang haram enggak bisa," 

"Mungkin kalian nggak menyadari, oh mungkin hanya ngedengerin musik saja. Kalau sejuta orang berpikir seperti itu, otomatis mansor akan masuk, orang penjual khamar juga akan masuk. Dan memang yang menjadi tampilan pertamanya di kafe. Oke kita sering main di kafe, di Medan yang ditampilkan di depan billboard itu musisinya, bukan (tulisan) 'hayuk malam ini kita minum khamar bareng-bareng dengan para wanita yang bisa datang ke tempat itu gratis'. Tapi musisi yang akan dikedepankan menjadi pintu pembuka maksiat itu sendiri," kata Uki. 

Bagi Uki, musisi dan musik menjadi pintu pembuka untuk tindakan maksiat. Uki lantas mengingatkan para musisi agar menolak menjadi pintu masuk maksiat untuk orang lain. 

"Jadi tutup se-tutup-tutupnya auratnya jangan mau jadi pintu maksiat apalagi sekarang anak muda di mana kalian hidup di zaman yang fitnah hanya lebih dahsyat lagi," demikian Uki