Bagikan:

JAKARTA - Penyebab resmi kematian Sinead O’Connor pada 26 Juli 2023 akhirnya diungkap ke publik.

Melalui surat keterangan kematian pelantun "Nothing Compares 2 U" itu tercantum bahwa penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma jadi penyebab kematian.

“Perburukan penyakit paru obstruktif kronik dan asma bronkial bersamaan dengan infeksi saluran pernapasan bawah tingkat rendah," bunyi surat keterangan, mengutip Irish Independent, Selasa, 30 Juli.

Surat keterangan tersebut telah didaftarkan oleh suami mendiang pemenang Grammy tersebut, John Reynolds, di London pada Rabu, 24 Juli.

Adapun, O’Connor meninggal pada usia 56 tahun di rumahnya di London pada 26 Juli 2023. Saat itu, pihak berwenang mengatakan ia ditemukan tidak sadarkan diri.

Keesokan harinya, polisi mengumumkan bahwa mereka tidak menganggap kematiannya sebagai sesuatu yang mencurigakan dan telah menyerahkan penyelidikan ke kantor koroner untuk menentukan penyebab kematiannya.

Pada Januar lalui, Pengadilan Koroner Southwark London mengumumkan bahwa O'Connor meninggal karena sebab alamiah, dan itu menghentikan keterlibatan mereka dalam kematiannya.

Sebagai informasi, Sinead O’Connor diketahui berjuang melawan penyakit mental sepanjang hidupnya, termasuk PTSD, depresi, dan kecenderungan bunuh diri.

Sinead O'Connor adalah penyanyi dan penulis lagu asal Irlandia yang dikenal dengan suara khas dan gaya musik yang kuat. Karier musiknya dimulai pada akhir 1980an. Debut album pertamanya, “The Lion and the Cobra” (1987), mendapatkan perhatian luas dan mencetak hit besar dengan lagu "Mandinka”.

Ketenarannya mencapai puncaknya dengan album kedua, “I Do Not Want What I Haven't Got” (1990), yang mencatat kesuksesan global. Lagu utama dari album ini, "Nothing Compares 2 U”, ditulis oleh Prince dan menjadi salah satu hit terbesar O'Connor. Lagu ini melambungkan namanya ke puncak tangga lagu dunia.

Selama kariernya, O'Connor dikenal karena gaya musiknya yang eklektik dan seringkali kontroversial. Dia juga dikenal karena sikapnya yang kuat terhadap isu-isu sosial dan politik.

Meskipun kariernya mengalami pasang surut, O'Connor terus merilis musik dan berkontribusi pada berbagai proyek sepanjang dekade-dekade berikutnya. Dia tetap menjadi figur yang berpengaruh dan kontroversial dalam industri musik hingga akhir hayatnya.