Bagikan:

JAKARTA - Vokalis dan gitaris Voice of Baceprot (VoB), Marsya masih konsisten dalam mendukung dan menyuarakan isu-isu dimana perempuan menjadi korban. Baru-baru ini, musisi asal Garut itu ikut terlibat dalam pembahasan mengenai kekerasan yang dialami seksual.

Melalui akun Instagram miliknya, Marsya bercerita panjang bagaimana dirinya menyaksikan teman-teman perempuannya menjadi korban.

“Semasa sekolah, saya salah satu yang paling kenyang melihat satu per satu teman menjadi korban kekerasan berbasis gender online. Karena dulu, banyak sekali teman-teman yang punya pacar hasil kenalan dari facebook. Kebanyakan dari laki-laki ini mengajak berkenalan duluan dan mengaku berasal dari luar kota,” tutur Marsya, dilihat dari keterangan unggahannya, Jumat, 19 Juli.

“Untuk kami para remaja yang hidup di kampung, katanya punya pacar dari kota itu lebih gaul. Lebih keren kesebutnya. Akibatnya banyak dari mereka yang tak tahu rupa pasangannya ini seperti apa. Apakah dia nyata atau tidak, karena akunnya pun lebih sering diisi foto-foto dari google,” lanjut Marsya.

“Kebanyakan dari teman-teman saya juga kemudian jadi korban grooming karena si lelaki ternyata jauh lebih tua usianya. Saat foto-foto tubuh mereka disebar, mereka dirugikan berkali-kali lipat. Dibully, dijauhi, bahkan tidak sedikit teman yang malah ikut menyebarkan fotonya. Di rumah, mereka jadi korban penyiksaan orang tua karena tak sanggup membendung malu pada tetangga.”

Marsya menyebut temannya sebagai korban menjadi depresi, sementara pelaku tetap menjalani kehidupannya dengan normal tanpa rasa bersalah.

“Saya marah, jengah melihat semuanya seperti lingkaran setan yang tak menemui ujung. Memakan korban makin banyak. Saat itu saya tahu bahwa tidak berdayanya saya, karena saya tidak punya pengetahuan untuk melawan,” kata Marsya.

“Makanya setelah berbagai kejadian pahit itu, saya jadi rajin memaksakan diri mencari bahan bacaan mengenai kekerasan lewat media online semacam itu.”

Marsya terdorong untuk menghadirkan karya-karya yang mengangkat penderitaan perempuan bersama Voice of Baceprot, salah satunya “[NOT] PUBLIC PROPERTY”.

Sebelumnya, Marsya juga pernah geram karena ada penonton konser yang suka catcalling. Dari atas panggung, ia pun memperingati penggemar untuk tidak bertindak senonoh kepada perempuan.

“Tapi, kejadian ini akan selalu jadi pengingat bahwa masih banyak PR yang mesti kami selesaikan. Masih banyak tugas yang mesti dirampungkan untuk mencipta ruang yang aman untuk semua orang. Di konser atau bahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kita takkan kalah. Kita takkan goyah!!!”