Bagikan:

JAKARTA - Grup band metal Voice of Baceprot (VoB) membuktikan perempuan bisa berkarir bebas. Tak cuma pilihan musik cadas yang diluar kebiasaan, penampilan ketiga personilnya mengenakan hijab tak membuat mereka susah menembus pasar dunai.

Voice of Baceprot adalah grup musik metal perempuan asal Garut, Jawa Barat, yang beranggotakan Marsya, Widi, dan Sitti. Pada akhir 2021, mereka tampil di Brussel, Belgia, dalam rangkaian tur Fight Dream Believe: European Tour 2021. Menurut Marsya, sang vokalis, awalnya mereka kerap menerima kritikan bahkan diminta untuk berhenti bermusik karena dianggap tidak cocok dengan penampilan mereka.

"Paling banyak adalah yang menyuruh berhenti bermain musik. Kebanyakan orang berpikir kita kurang cocok untuk main musik yang keras dengan penampilan berhijab. Jadi orang-orang menyarankan untuk berhenti bermusik atau tetap bermusik tapi lepas hijab," kata Marsya dikutip dari ANTARA, Senin, 7 Maret.

"Banyak juga yang menyarankan untuk fokus di rumah saja. Hal-hal semacam itu sudah jadi makanan sehari-hari kita," lanjut Marsya.

Komentar-komentar negatif tersebut, kata Marsya, datang dari berbagai arah, termasuk keluarga dan lingkungan sekitar mereka. "Kalau dari keluarga, mereka menganggap profesi sebagai pemusik itu enggak bisa menjamin masa depan. Di lingkungan juga disangkanya kita mau menyebarkan pengaruh buruk," ujar Marsya.

Meski demikian, Marsya dan rekan satu bandnya yakni Sitti dan Widi, tak menghiraukan komentar negatif tersebut karena merasa telah menemukan diri mereka di musik.

"Seiring berjalannya waktu, kita menemukan diri kita di musik. Kita memang sempat takut mengambil langkah, tapi kita akhirnya tetap yakin pada diri sendiri," tutur Marsya.

"Kita memutuskan tetap jalan, karena kalau berhenti, justru itu yang mereka inginkan. Kita enggak mau menyerah karena ketakutan," imbuhnya.

Meski musik metal terdengar keras, Marsya mengatakan yang terpenting dalam bermusik adalah pesan yang ingin disampaikan kepada para pendengarnya.

Menurut Marsya, musik metal banyak menyuarakan keadilan, isu kesetaraan, isu lingkungan, hingga isu kemanusiaan. Hal itulah yang membuat Voice of Baceprot tetap konsisten dengan musik tersebut.

"Kami berniat untuk memasukkan pesan-pesan baik termasuk kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di musik kami. Kami percaya musik memiliki bahasa sendiri yang bisa menyentuh semua usia dan kalangan," pungkas Marsya.

Sebagai bentuk terima kasih pada pendukung mereka, VoB bersiap untuk merilis single baru untuk merayakan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret besok.

"Kita sempat bawakan lagu itu saat tur, tapi kita belum terlalu banyak membicarakan lagu ini karena belum rilis secara resmi. Kami berharap ini bisa memantik perempuan untuk lebih menyalakan keberanian," ujar Marsya.

Perilisan lagu tersebut akan diikuti oleh gerakan yang melibatkan tokoh-tokoh perempuan untuk mendukung perempuan lainnya agar berani bersuara dan menunjukkan diri mereka.

"Kita juga bekerja sama dengan Women of the World dan tokoh-tokoh di Indonesia juga. Detailnya akan diumumkan di Instagram VoB," imbuhnya.

Berkaitan dengan Hari Perempuan Internasional, Marsya mengatakan setiap perempuan pasti menyimpan potensi yang besar dan hanya perlu keberanian untuk menunjukkannya.

"Terpenting adalah bagaimana perempuan menyadari potensi itu ada dalam dirinya. Kita harus mendukung mereka untuk membangun keberanian agar mau menunjukkan itu," pungkas Marsya.