Bagikan:

JAKARTA - Iwan Fals dikenal sebagai salah satu musisi Indonesia yang punya banyak lagu-lagu abadi. Lagu yang notabene bicara soal kondisi sosial dan politik di era Orde Baru, seperti “Sarjana Muda”, “Sore Tugu Pancoran”, hingga “Surat Buat Wakil Rakyat”, masih sering dinyanyikan dewasa ini.

Dalam berbagai konsernya, Iwan Fals juga dihadapkan dengan penonton dari generasi yang berbeda-beda. Menariknya, mereka semua ikut menyanyikan lirik dari lagu-lagu yang dibawakan.

Bagi Iwan Fals, melihat generasi baru yang datang ke konsernya jadi penyemangat tersendiri. Dia tidak tahu pasti bagaimana lagu-lagunya dari akhir tahun 1970an bisa menarik bagi generasi muda saat ini, namun yang pasti ia menyebut karya-karyanya dihasilkan lewat penyikapan yang jujur.

“Secara prinsip, saya mencoba menjadi diri sendiri aja. Walaupun saya masih terus berproses, saya berusaha jujur. Apa yang saya inginkan, apa yang saya dambakan, saya tulis, saya rasa dan raba. Saya menghayati itu,” kata Iwan Fals saat ditemui di Pasar Baru, Jakarta Pusat baru-baru ini.

Dengan menyebut dirinya masih terus berproses, penyanyi dan penulis lagu 62 tahun itu masih merasa canggung menyebut dirinya sendiri sebagai legenda musik Indonesia. Dia merasa banyak pihak berperan untuk membuat karya-karyanya menjadi abadi.

“Kalau legend apa nggak, itu kerja tim lah, ada Musica (label), ada wartawan, ada pengamen dari warung ke warung yang nyanyi (lagu saya). Itu yang membuat saya bersemangat dan berjuang menjadi diri sendiri,” ujarnya.

Lebih lanjut, Iwan Fals lebih memilih untuk memaknai karya-karyanya yang kerap disebut “everlasting” dengan perspektif saat ini. Musik adalah sebuah produk kebudayaan yang selalu berubah, yang juga berarti dapat terus dimaknai dengan cara yang baru.

“Soal-sial kayak yang ini, masa lalu dan ini, saya nggak terlalu (pikirin). Kalau saya merasa everlasting itu ya hari ini. Itu yang saya (yakini), kalau soal lagu dan segala macam. Dan juga bukan bidang saya untuk menentukan everlasting itu apa. Tapi bagaimana mengapresiasi itu semua menjadi bermakna, Itu yang jadi perhatian saya,” pungkas Iwan Fals.