JAKARTA - Pasar kripto baru-baru ini mengalami pergeseran besar dalam aliran modal antara dua aset terbesar, Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH), terutama dalam produk Exchange Traded Funds (ETF) kedua aset tersebut. Aliran dana ini dipandang sebagai sinyal dimulainya musim altcoin atau altseason.
Pada 23 Desember, ETF Bitcoin (BTC) tercatat mengalami arus keluar signifikan sebesar 226 juta dolar AS (sekitar Rp3,6 triliun), sementara Ethereum ETF justru mengalami arus masuk sebesar 130 juta dolar AS (sekitar Rp2,1 triliun). Perbedaan besar ini menyoroti perubahan signifikan dalam sentimen investor, yang mulai beralih dari Bitcoin menuju Ethereum.
Sejak 19 Desember, Bitcoin ETF mengalami penurunan drastis dengan total arus keluar lebih dari 1,1 miliar dolar AS (sekitar Rp17,8 triliun). Pada 19 Desember saja, Bitcoin ETF kehilangan 680 juta dolar AS (atau sekitar Rp11 triliun), yang merupakan arus keluar terbesar yang tercatat sejak diluncurkannya Bitcoin ETF awal tahun ini.
Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap penurunan ini adalah penjualan 1.870 BTC oleh dana Grayscale GBTC dalam waktu tiga hari.
BACA JUGA:
Sementara itu, Ethereum ETF justru menarik perhatian investor dengan arus masuk yang cukup besar, mengindikasikan peningkatan minat dari institusi terhadap Ethereum. Salah satu contoh penting adalah iShares Ethereum Trust ETF dari BlackRock, yang telah mengumpulkan lebih dari satu juta ETH.
Hal tersebut dinilai sebagai pertanda Ethereum dan altcoin lain sedang bersiap untuk mencatatkan kenaikan harga yang signifikan. Faktor lainnya adalah menurunnya dominasi Bitcoin yang seringkali menjadi tanda dimulainya "musim altcoin" alias altseason.
Optimisme terhadap Ethereum semakin meningkat berkat indikator teknikal yang menunjukkan potensi pembalikan tren, seperti pasangan perdagangan ETH/BTC yang mencatatkan low lebih tinggi pada 22 Desember. Selain itu, jumlah ETH yang terkunci dalam staking juga meningkat, yang dapat mengurangi pasokan beredar dan memberikan tekanan naik terhadap harga Ethereum.
Meski demikian, analis kripto Ali Martinez memperkirakan bahwa lonjakan harga Ethereum mungkin sedikit tertunda, meskipun saat ini ETH diperdagangkan pada harga 3.363 dolar AS (sekitar Rp54,4 juta), mengalami penurunan sebesar 2,7% dalam 24 jam terakhir.