Jual Piala Kontes Lagu Eurovision, Grup Rap Ukraina Ini Sumbang Rp13 Miliar untuk Militer Beli UAV Hadapi Rusia
Kalush Ukraina Wikimedia Commons Ukrinform TV

Bagikan:

JAKARTA - Grup rap Ukraina yang memenangkan Kontes Lagu Eurovision awal bulan ini, menjual piala yang diperolehnya dari kontes tersebut senilai 900.000 dolar AS atau sekitar Rp13.080.690.000, kemudian disumbangkan untuk militer negara itu menghadapi Rusia.

Kelompok ini memenangkan Eurovision dengan lagu mereka "Stefania", meraih dukungan publik yang berlimpah untuk mengklaim kemenangan emosional yang disambut oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Pada Hari Minggu, mereka menjual piala mikrofon kristal yang mereka dapatkan dalam lelang Facebook, yang dipimpin oleh presenter TV Ukraina Serhiy Prytula, melansir Reuters 30 Mei.

Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membeli sistem udara tak berawak (UAV) PD-2 bagi angkatan bersenjata, yang mencakup tiga pesawat dan stasiun kontrol darat, kata Prytula dalam pelelangan.

Kalush Orchestra Ukraina memenangkan Kontes Lagu Eurovision di Italia dengan lagu "Stefania" pada 14 Mei lalu. Dinyanyikan dalam bahasa Ukraina, lagu pemenang memadukan rap dengan musik rakyat tradisional dan merupakan penghormatan kepada ibu vokalis band Oleh Psiuk.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengapresiasi keberhasilan ini dan memberikan ucapan selamat.

"Keberanian kami mengesankan dunia, musik kami menaklukkan Eropa! Tahun depan Ukraina akan menjadi tuan rumah kontes lagu Eurovision," ujarnya dalam pesan online.

"Saya berterima kasih kepada Kalush Orchestra atas kemenangan ini dan semua orang yang memberi kami suara Anda! Saya yakin suara kemenangan dalam pertempuran dengan musuh tidak jauh," tambahnya.

"Kemenangan sangat penting bagi Ukraina, terutama tahun ini, jadi terima kasih dari lubuk hati kami yang terdalam. Kemuliaan bagi Ukraina!," Psiuk dari band itu mengatakan pada konferensi pers, berbicara melalui seorang penerjemah.

Diketahui, invasi Rusia ke Ukraina, yang saat ini memasuki bulan keempat, telah merenggut ribuan nyawa warga sipil, membuat jutaan warga Ukraina melarikan diri dan membuat kota menjadi puing-puing.