Drone TB2 Sukses Hancurkan Pertahanan Udara, Howitzer hingga Tank Rusia di Suriah dan Ukraina, Presiden Putin Tertarik Gandeng Baykar
Drone TB2 Bayraktar. (Wikimedia Commons/armyinform.com.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia dan Uni Emirat Arab (UEA) dikatakan telah menyatakan minatnya untuk bekerja sama dengan Turki dalam pengembangan kendaraan udara tak berawak (UAV), dalam sebuah laporan pekan lalu.

Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan mengatakan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, negaranya tertarik untuk bekerja sama dengan Baykar, pengembang drone tempur Turki yang paling terkenal, Bayraktar TB2.

Ini dilaporkan dibahas dalam pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) yang berkuasa pada Senin malam pekan lalu, seperti melansir Daily Sabah 26 Juli.

Berita itu mengejutkan, mengingat fakta UAV Bayraktar TB2 sebenarnya mendapatkan ketenaran, setelah sukses menghancurkan berbagai perlengkapan militer Rusia dari rudal pertahanan udara hingga howitzer dan tank.

Drone khusus ini digunakan untuk melawan peralatan Rusia dan pasukan yang didukung Rusia di negara tetangga Suriah, serta di Libya dan Karabakh. Sekarang secara aktif digunakan oleh tentara Ukraina melawan militer Rusia, menjadi berita utama tentang betapa suksesnya drone dalam memburu pasukan musuh.

Diketahui, para pejuang Ukraina bahkan membuat lagu hit berisi sumpah serapah yang mengejek pasukan Rusia, dengan menyelipkan lirik "Bayraktar, Bayraktar."

Baru-baru ini, CEO Baykar Haluk Bayraktar, menjawab pertanyaan CNN International tentang apakah mereka akan menjual TB2 Bayraktar ke Rusia, mengatakan mereka belum memasok apa pun ke Rusia dan “mereka tidak melakukan hal seperti itu.”

“Kami mendukung perjuangan Ukraina untuk kemerdekaan dan kedaulatan,” katanya.

Dia menambahkan, Drone Bayraktar TB2 telah menjadi simbol perlawanan Ukraina dan mereka bangga menjadi bagian dari ini.

Sementara itu, Presiden Erdogan dilaporkan juga mengatakan tawaran lain datang dari UEA. Dia mengatakan bahwa UEA menawarkan untuk mendirikan pabrik Baykar di negara Teluk.

Untuk diketahui, drone TB2 yang dibeli oleh lebih dari 20 negara adalah drone tempur dengan lebar sayap 12 meter (40 kaki). Ini memiliki kemampuan terbang hingga 25.000 kaki sebelum menukik untuk menghancurkan tank dan artileri dengan bom penusuk lapis baja berpemandu laser.