JAKARTA - Aksesi Finlandia dan Swedia ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), akan meningkatkan akses militer dan angkatan laut aliansi di Laut Baltik melawan Rusia dan mengubah 'geometri' regional, ujar calon Komandan Pasukan NATO pilihan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Jenderal Christopher Cavoli, saat ini komandan Angkatan Darat AS Eropa-Afrika, mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat AS, keanggotaan negara-negara Nordik di NATO akan segera membantu aliansi.
"Dari perspektif militer, masing-masing militer itu membawa sedikit kemampuan dan kapasitas ke aliansi sejak hari pertama," ujarnya melansir The National News 27 Mei.
Lebih jauh diterangkannya, mengingat garis pantai strategis kedua negara, khususnya perbatasan Finlandia dengan Rusia sepanjang 1.300 kilometer, keanggotaan mereka akan menciptakan geometri yang sangat berbeda dengan daerah tersebut.
"Ini memberikan banyak dilema yang berbeda, dilema hampir geometris yang tidak dimiliki Rusia saat, ini ketika mereka berlayar dari St Petersburg ke Kaliningrad," terang Jenderal Cavoli.
Secara khusus, Jenderal Cavoli menekankan kekuatan militer Finlandia, yang dilengkapi dengan jet tempur F-18 dan F-35, serta menunjuk pada pengalaman negara itu sebelumnya melawan Rusia pada 1930-an.
Tak hanya kekuatan udara Finlandia, Jenderal Cavoli juga memuji kekuatan angkatan laut Swedia, menyebut aset militer negara tersebut di Laut Baltik sangat penting bagi aliansi pertahanan.
BACA JUGA:
Kendati demikian, pengajuan keanggotaan kedua negara yang sudah dilakukan secara resmi, mendapatkan tentangan yang kuat dari Turki yang menilai kedua mereka gagal melabeli organisasi militan Kurdi PKK sebagai kelompok teroris tidak dapat diterima.
Selain itu, Ankara juga frustasi terkait pembatasan ekspor militer dari Finlandia dan Swedia. Para pejabat AS berharap masalah ini dapat diselesaikan secara diplomatis.
Jenderal Cavoli tidak mengomentari negosiasi tersebut, tetapi menekankan bahwa dia berharap Finlandia dan Swedia bergabung dengan aliansi tersebut.