JAKARTA - Lebih dari 1.000 musisi di Swedia, yang menjadi tuan rumah Eurovision Song Contest tahun ini, menandatangani petisi yang menyerukan agar Israel dilarang mengikuti kompetisi mendatang karena perang melawan Hamas di Gaza.
Petisi tersebut menuding Israel melakukan “kejahatan perang” dan mengecam European Broadcasting Union (EBU) atau Uni Penyiaran Eropa, yang menyelenggarakan acara tersebut, atas apa yang mereka sebut sebagai “standar ganda yang luar biasa” dalam mengizinkan Israel untuk berkompetisi sementara melarang Rusia yang menginvasi Ukraina.
Seruan serupa juga terdengar dari beberapa kelompok di Islandia dan Finlandia – yang mendesak negara-negara mereka untuk tidak ambil bagian jika Israel ikut serta. Swedia sendiri menjadi tuan rumah kontes tersebut setelah kontestannya, Loreen, memenangkan kompetisi tahun lalu.
Dikutip dari The Times Of Israel, Rabu, Lembaga penyiaran publik Swedia mengeluarkan pernyataan menyusul petisi tersebut, dengan menyatakan bahwa “EBU-lah yang memutuskan siapa yang berpartisipasi dalam kompetisi, dan sebagai negara tuan rumah, SVT (Sveriges Television) mematuhi apa yang diputuskan oleh EBU.”
BACA JUGA:
EBU berulang kali menolak seruan tersebut, dan mengatakan bahwa Israel akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam kompetisi di Malmo pada bulan Mei ini. Sejauh ini, belum ada negara yang keluar dari keanggotaan Israel.
Israel akan memilih perwakilannya pada tahun ini untuk kontes lagu minggu depan, dan akan mengumumkan lagunya pada Maret mendatang.