Bagikan:

JAKARTA - Pada 9 Juli 1850, Presiden ke-12 Amerika Serikat (AS) Zachary Taylor meninggal dunia. Kematian Taylor memicu teori konspirasi hingga penggalian makam.

Kepemimpinan Taylor di AS sangatlah singkat. Hanya 16 bulan, di mana kekuasaannya berhenti ketika ajal menjemput. Taylor meninggal setelah empat hari menderita berbagai gejala.

Ia merasakan kram parah, diare, mual dan dehidrasi. Dokter pribadi menyimpulkan Taylor meninggal karena kolera morbus, infeksi bakteri pada usus kecil.

Menurut dokter penyebab kolera morbus pada Taylor dikarenakan makanan yang ia konsumsi. Saat merayakan 4 Juli atau Hari Kemerdekaan AS, Taylor sempat mengonsumsi buah ceri dan es susu dalam jumlah besar.

Namun sumber lain mengklaim Taylor meninggal karena gastroenteritis yang disebabkan buah ceri yang sangat asam dikombinasikan dengan susu. Pihak lain juga menduga Taylor keracunan makanan atau demam tifoid. 

Karier Zachary Taylor 

Taylor menerima komisi Angkatan Darat AS pada 1808. Dia naik pangkat mayor selama Perang 1812 sebagai pengakuan atas pembelaannya pada Fort Harrison terhadap serangan oleh kepala Shawnee Tecumseh.

Pada 1832 ia bertempur dalam Perang Black Hawk dan berkampanye melawan Indian Seminole di Florida. Eksploitasi militer Taylor membuatnya mendapat julukan "Old Rough and Ready".

Zackary Taylor (Sumber: Commons Wikimedia (Sumber)

Julukan itu mencerminkan pakaiannya yang kusut dan kurangnya perhatian terhadap kelemahan dirinya sendiri. Dengan pecahnya Perang Meksiko-Amerika 1846, Taylor memimpin pasukan melintasi Rio Grande.

Taylor mengalahkan pasukan Meksiko dalam pertempuran Palo Alto, Resaca de la Palma dan Buena Vista. Kemenangan itu membuat Taylor jadi pahlawan nasional dan membawanya ke pencalonan presiden Partai Whig pada 1848.

Setelah menjabat sebagai presiden, Taylor mendukung Wilmot Proviso. Itu adalah sebuah proposal yang mengecualikan perbudakan dari wilayah yang diperoleh dari Meksiko selama perang.

Taylor mengatakan kepada para pemimpin Selatan bahwa secara pribadi akan memimpin Angkatan Darat melawan separatis.

Penyebab kematian yang terus diperbincangkan 

Teori konspirasi pembunuhan Taylor tidak terelakkan karena Taylor adalah anggota serikat pekerja. Beberapa orang menduga Taylor diracuni oleh konspirator pro-perbudakan. Saat itu Taylor juga dalam keadaan sehat bugar.

Penyebab kematian yang mengaitkan ceri dan es susu dirasa tak masuk akal. Perkiraan pembunuhan makin terasa masuk akal ketika Millard Fillmore menggantikan Taylor sebagai presiden.

Saat itu gelombang anti-perbudakan di Kongres beralih jadi kompromi. Mayoritas sejarawan puas dengan penjelasan bahwa Zachary Taylor meninggal sakit setelah mengonsumsi ceri dan es susu dalam jumlah besar.

Namun beberapa sejarawan menambahkan kondisi Taylor memburuk karena dokter memperburuk kondisi Presiden yang saat itu berusia 65 tahun. Dokter disebut memberi Taylor ramuan aneh yang mempercepat kematiannya.

Pencarian fakta

Pada 1991, kematian Taylor kembali digali oleh Clara Rising, seorang penulis yang berbasis di Florida. Ia melakukan berbagai penelitian untuk merampungkan sebuah buku tentang Taylor.

Mengutip New York Times, sebagian besar hal yang dilakukan Rising, di antaranya memastikan apakah Taylor presiden AS pertama yang dibunuh, alih-alih Abraham Lincoln. Saat itu memori kematian Lincoln masih dirasakan.

Selama berbulan-bulan Rising mencari jawaban atas pertanyaan tentang kematian Taylor yang hampir tak ditanyakan siapa pun. Rising berbicara dengan ahli patologi.

Sang ahli mengatakan kematian cepat Taylor terjadi karena gangguan usus konsisten dengan keracunan arsenik. Rising mempresentasikan teorinya kepada Dr. Richard Greathouse, yang setuju makam itu digali untuk diuji.

Rising harus membayar penggalian, yang menelan biaya setidaknya 1.200 dolar AS.

Bantahan konspirasi pembunuhan Taylor

Ternyata anggapan pembunuhan itu terbantahkan. Dr. George Nichols, kepala pemeriksa medis Kentucky mengatakan Taylor tidak terbunuh karena merkuri atau logam beracun, seperti digunakan dalam beberapa obat yang diresepkan oleh dokter Taylor.

Selain itu sejumlah arsenik yang ditemukan di jasad Taylor "konsisten seperti manusia di planet Bumi," di mana arsenik adalah elemen paling umum ke-50. Kadar arsenik Taylor ratusan kali lebih rendah dari jumlah arsenik yang membuat manusia meninggal. 

Mengutip Courier Journa, Nichols dan Dr. Richard Greathouse, pihak yang menyetujui penggalian makam Taylor mengatakan tidak mungkin menentukan dengan tepat apa yang menyebabkan Taylor tewas. Jasad Taylor sudah sangat tidak memungkinkan untuk dilakukan otopsi penuh. 

"Dia harus memiliki beberapa organ atau lebih banyak jaringan," kata Greathouse.

Pemeriksa medis tidak menemukan organ atau kulit pada Taylor. Mereka memang menemukan tulang; beberapa alis, kulit kepala dan rambut kemaluan; dan sejumlah kecil jaringan lunak di paha dan ginjal kanannya berada. 

*Baca Informasi lain soal SEJARAH DUNIA atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.

SEJARAH HARI INI Lainnya