5 Fakta Penangguhan Akun Twitter Marjorie Taylor yang Sebarkan Misinformasi COVID-19
Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Georgia Marjorie Taylor Greene.(foto: facebook tangkapan layar)

Bagikan:

JAKARTA - Twitter kembali menangguhkan akun salah satu anggota Kongres Georgia, Amerika Serikat (AS) Marjorie Taylor Greene, karena berulang kali melanggar aturan platform tentang kesalahan informasi COVID-19.

Meski yang ditangguhkan secara permanen adalah akun pribadi Greene @mtgreenee, dia masih bisa men-tweet dengan akun pemerintahannya @RepMTG.

“Kami telah menjelaskan bahwa, sesuai dengan sistem teguran kami untuk kebijakan ini, kami akan menangguhkan akun secara permanen untuk pelanggaran berulang terhadap kebijakan tersebut," ungkap Juru Bicara Twitter, Katie Rosborough.

Berikut lima fakta menyoal kabar penangguhan akun Twitter Greene yang dirangkum VOI dari The Verge dan CNN Internasional, Senin, 3 Januari.

  1. Twitter Blokir Permanen Akun Pribadi Bukan Pemerintahan Greene

Akun pribadi Greene yakni @mtgreenee diketahui sering kedapatan men-tweet misinformasi COVID-19, dan berulang kali pula ia ditegur oleh Twitter. Greene, seorang Republikan sayap kanan, paling sering men-tweet dari akun pribadinya @mtgreenee, yang memiliki lebih dari 465.000 pengikut.

Namun, kemungkinan Greene tak akan berhenti di sana, sebab ia masih memiliki akses dan dapat men-tweet dari akun kongres resminya @RepMTG, yang memiliki lebih dari 386.000 pengikut.

  1. Dikenal Sering Sebarkan Hoaks

Greene yang merupakan anggota parlemen Georgia memiliki sejarah panjang merangkul teori konspirasi tak berdasar, dan dia dikenal sering men-tweet klaim palsu tentang pemilihan, pemberontakan di Gedung Capitol dan lainnya, sejak dia memenangkan kursinya pada November 2020.

Twitter sebelumnya juga telah membatasi akses sementara akun Greene karena membagikan informasi yang salah tentang pemilihan Presiden 2020 dan COVID-19.

  1. Tweet Greene yang Menyebabkan Akunnya Ditangguhkan

Dalam akun pribadinya, Greene men-tweet grafik menyesatkan yang dimaksud untuk menunjukkan kematian karena vaksin COVID-19, yang menurutnya telah diabaikan.

Orang Amerika didorong untuk mengirimkan tentang efek samping setelah vaksinasi COVID-19 ke Sistem Pelaporan Kejadian Tidak Diinginkan Vaksin dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, atau VAERS. VAERS merupakan database yang menyimpan informasi tentang potensi reaksi merugikan terhadap vaksin, termasuk vaksin COVID-19.

Tweet itu dikirim Greene pada 13:46 ET saat perayaan Tahun Baru. Namun, menurut pemberitaan CNN Internasional, memang banyak efek samping termasuk kematian telah dilaporkan, tetapi sangat sedikit yang dikaitkan secara kausal dengan vaksin. Semua vaksin COVID-19 yang tersedia di AS telah terbukti secara ilmiah sangat aman dan sangat efektif.

  1. Twitter Terapkan Sistem Teguran Ini

Twitter menerapkan sistem lima teguran pada Maret 2021, yang mengunci akun pengguna jika mereka memposting tweet yang berisi informasi yang salah tentang COVID-19.

Dengan semakin banyak teguran yang diterima pengguna, semakin lama akun mereka akan dilarang untuk sementara. Namun, jika pengguna menerima lima teguran, akun mereka akan ditangguhkan secara permanen.

  1. Tanggapan Greene

Menanggapi hal ini, Greene mengunggah di akun Telegram dan Facebook-nya dengan mengatakan, “Twitter adalah musuh Amerika dan tidak bisa menangani kebenaran,” ujar Greene.

“Platform media sosial tidak dapat menghentikan kebenaran menyebar jauh dan luas. Teknologi Besar tidak dapat menghentikan kebenaran. Saya berdiri dengan kebenaran dan orang-orang. Kami akan menang!" imbuhnya.