Shanghai Cari Cara Gunakan Metaverse untuk Layanan Publik dalam 5 Tahun Ini
Shanghai ingin gunakan metaverse dalam kehidupan masyarakatnya. (foto: unsplash)

Bagikan:

JAKARTA – Shanghai, kota paling ramai di China, kini sedang mencari cara untuk menggunakan metaverse dalam layanan publik selama lima tahun ke depan.

Rencana pengembangan lima tahun yang dibuat Komisi Ekonomi dan Teknologi Informasi Kota Shanghai untuk industri informasi elektronik mencantumkan empat perbatasan untuk eksplorasi, dan salah satunya adalah metaverse.

Menurut laporan CNBC, laporan tersebut menyerukan untuk mempromosikan penggunaan metaverse dalam layanan publik, kantor bisnis, rekreasi sosial, manufaktur industri, keamanan produksi, dan permainan elektronik. Komisi juga berencana untuk mendorong studi lebih lanjut dan pengembangan teknologi yang mendasarinya, seperti sensor, interaksi waktu nyata, dan teknologi blockchain.

Ketertarikan China pada teknologi baru tidak tergoyahkan dalam beberapa tahun terakhir, dan upayanya untuk membangun mata uang digital bank sentral (CBDC) dan penggunaan dompet perangkat keras biometrik digital untuk yuan virtual telah mengukuhkannya sebagai pemimpin dalam penerbitan CBDC.

Pada bulan Maret 2021, Dewan Negara China merilis rencana pembangunan lima tahunnya yang mencakup banyak bidang yang sama untuk eksplorasi. Seperti dilansir Cointelegraph, istilah “blockchain” digunakan untuk pertama kalinya dalam rencana lima tahun ke-14 China, sebuah dokumen yang menguraikan tujuan ekonomi negara itu untuk lima tahun ke depan, yang berlangsung dari 2021 hingga 2025.

Metaverse telah menjadi area yang menarik bagi banyak perusahaan besar dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan Oktober lalu, Facebook mengubah namanya menjadi Meta Platform Inc, untuk mendukung popularitas istilah metaverse.

Terlepas dari peringatan People's Bank of China tentang metaverse dan token yang tidak dapat dipertukarkan (NFT) pada bulan November, lebih dari 1.000 bisnis China telah mengajukan puluhan ribu aplikasi merek dagang yang merujuk pada istilah tersebut. Lebih dari 1.360 bisnis China telah mengajukan 8.534 merek dagang, menurut South China Morning Post.

Perusahaan China sedang dalam proses mengembangkan teknologi metaverse, dengan Baidu, Tencent, dan Alibaba di antara mereka yang secara agresif mengerjakan proyek terkait. Pekan lalu, Baidu memulai debutnya aplikasi metaverse XiRang, yang akan diluncurkan sepenuhnya dalam enam tahun.