JAKARTA – Memori hari ini, sembilan tahun yang lalu, 29 Desember 2015, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil raih kepercayaan publik. Ucapan itu diungkap Jokowi kala meresmikan gedung baru KPK di Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan.
Sebelumnya, KPK dikenal sebagai produk penting era reformasi. Kehadiran KPK membuat pejabat korup ketakutan. KPK selalu membuntuti mereka. Puncaknya, KPK mampu menangkap banyak pejabat korup yang merugikan negara.
Praktek korupsi adalah hal yang sulit hilang dalam kehidupan bernegara. Praktek itu telah menjangkiti institusi tinggi Indonesia. Pesimisme muncul karenanya. Orang-orang menyebut narasi pemberantasan korupsi bak omong kosong.
Semuanya berubah kala pemerintahan Megawati Soekarnoputri mendirikan Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) sedari 2002. Kehadiran KPK jadi andalan pemberantasan korupsi di Indonesia. KPK mampu ambil bagian melacak koruptor yang berpontensi merugikan negara skala besar.
Hasilnya banyak skandal korupsi besar yang diungkap ke publik. Publik pun mulai mengakui kinerja dari KPK. Apalagi, jika peran KPK terus diperkuat oleh pemerintah sehingga KPK tak cuma bermarkas di Jakarta saja, tapi di daerah-daerah.
KPK terus tancap gas di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). KPK bahkan dapat bergerak bebas melakukan aksinya tanpa pandang bulu. Partai berkuasa, Partai Demokrat saja diusut. Beberapa petinggi Partai Demokrat jadi tersangka dan ditahan karena korupsi.
Kondisi itu membuat kekaguman rakyat kepada KPK kian meninggi. Prestasi demi prestasi pun terus ditorehkan oleh KPK. Apalagi, pada tahun 2013. KPK mendapatkan penghargaan bergengsi Ramon Magsasay Award 2013.
Penghargaan itu diberikan karena KPK jadi inspirasi negara-negara di Asia dalam memberantas korupsi. Suatu fakta karena banyak negara Asia yang sengaja bertandang ke KPK untuk mengamati cara lembaga antirasuah itu tangkap koruptor.
"Rekam jejak yang positif itu membuat KPK diganjar penghargaan Ramon Magsasay pada 2013, sebuah penghargaan bergengsi di tingkat Asia. Meski jauh dari ekspektasi, setidaknya KPK telah menunjukkan perubahan di ranah pemberantasan korupsi. Ini patut diapresiasi," ujar Koordinator Bidang Hukum dan Peradilan ICW, Emerson Yuntho sebagaimana dikutip laman CNN Indonesia, 29 Desember 2014.
KPK terus saja melakukan tindak tanduknya melawan korupsi. Tindakan itu diwujudkan pula dalam pemerintahan Presiden Jokowi. Kondisi itu membuat Jokowi mendukung penuh KPK. Dukungan diberikan Jokowi karena pemberantasan korupsi adalah salah satu fokus Jokowi jadi Presiden Indonesia.
BACA JUGA:
Jokowi pun mengakui sendiri bahwa KPK berhasil menarik kepercayaan publik pada 29 Desember 2015. Penyataan itu diucapkan Jokowi dalam peresmian gedung baru KPK di Kuningan Persada, Jakarta Selatan. Jokowi yang hadir bersama tokoh bangsa dan mantan presiden Indonesia, B.J Habibie dan SBY pun berharap supaya KPK bisa menjadi ujung tombang pemberantasan korupsi.
Jokowi berjanji akan menguatkan KPK. Sekalipun dalam periode dua pemerintahannya hal yang terjadi justru sebaliknya. KPK malah dilemahkan.
"Kepercayaan publik yang telah diraih harus terus dipertahankan dan ditingkatkan dengan terus bekerja secara lebih profesional, lebih intensif dan berkesinambungan, sehingga dapat tetap menjaga kewibawaan lembaga.”
"Seperti halnya seluruh rakyat Indonesia, saya menaruh harapan besar pada KPK untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, dan Indonesia yang bebas korupsi. Ini kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Indonesia bisa bangkit menjadi bangsa yang besar, kalau kita bebas dari korupsi," ujar Jokowi di Gedung Baru KPK sebagaimana dikutip laman ANTARA, 29 Desember 2015.