Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, lima tahun yang lalu, 2 Desember 2019, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tak ambil pusing Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan gunakan seragam Aparatur Sipil Negara (ASNN) ikut Aksi Reuni 212. Anies dianggap tak melanggar aturan karena kapasitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Sebelumnya, Anies adalah orang yang diuntungkan dari merebaknya Aksi 212. Aksi itu membuat elektabilitas  Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menurun. Kondisi itu jadi jalan Anies jadi Gubernur DKI Jakarta yang baru.

Kaum pejabat memang harus memisahkan antara politik dan agama. Nasibnya akan seperti Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jika tetap membawa keduanya. Kejadian itu terjadi kala Ahok pidato di Kepulauan Seribu pada 28 September 2016.

Ahok mengungkap bahwa belakangan ini banyak orang menggunakan ayat suci dari surat Al Maidah 51 untuk menerangkan haram hukumnya memilih pemimpin yang bukan seagama. Ahok seakan-akan menegaskan bahwa warga Jakarta jangan mau dibohongi dengan Al Maidah 51.

Pernyataan Ahok menjadi ramai karena disebarkan terus menerus lewat media sosial (medsos). Ormas Islam banyak yang beraksi dan mengecam pernyataan Ahok yang dianggap menistakan agama Islam. Tuntutan kepada Ahok supaya mundur muncul di mana-mana.

Mereka menuntut supaya Gubernur DKI Jakarta itu segera ditetapkan sebagai tersangka. Aksi bela Islam pun mengemuka di mana-mana. Namun, hasil yang diharapkan tak kunjung muncul. Kondisi itu membuat beberapa ormas Islam menginisiasi aksi besar-besaran menuntut Ahok di penjara.

Aksi 212 dua berlangsung pada 2 Desember 2016, atau yang lebih dikenal sebagai 212. Ratusan ribu orang –versi ormas jutaan orang-- membanjiri jalanan utama Jakarta. Presiden Jokowi pun ikut hadir dalam Aksi 212.

“Pertama-tama, terima kasih atas doa dan zikir yang telah dipanjatkan untuk keselamatan bangsa dan negara kita. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.”

 “Yang kedua, saya ingin memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya karena seluruh jemaah yang hadir tertib dalam ketertiban sehingga acaranya semuanya bisa berjalan dengan baik. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,” ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya kala hadir hadir Aksi 212 sebagaimana dikutip dari laman detik.com, 2 Desember 2016.

Aksi itu mempunyai dampak yang signifikan. Elektabilitas Ahok jadi merosot pada Pilgub DKI Jakarta 2017.  Anies Baswedan diuntungkan. Anies lalu jadi Gubernur DKI Jakarta yang baru menggantikan Ahok. Ahok dijadikan tersangka.

Anies Baswedan yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta era 2017-2022. (ANTARA)

Namun, aksi itu tak lantas berhenti kala Ahok jadi tersangka. Sederet ormas Islam ingin melangsungkan Aksi Reuni 212. Aksi itu pun berlangsung pada 2 Desember 2019. Anies Baswedan yang sudah jadi Gubernur DKI Jakarta baru mengalahkan Ahok ikut dalam acara.

Anies sudah menjadi rahasia umum begitu diuntungkan dari Aksi 212 terdahulu. Masalah muncul. Anies justru datang dengan balutan seragam ASN. Kecaman muncul di mana-mana. Anies dianggap tak layak menggunakan seragam ASN lalu datang ke acara politik tertentu.

Namun, Kemendagri buru-buru mengeluarkan konfirmasinya di hari yang sama. Anies dianggap tak melanggar ketentuan. Anies datang ke Aksi Reuni 212 memang kapasitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta. jadi, sudah tepat gunakan seragam ASN.

“Dia (Anies) diundang kapasitasnya sebagai apa? Gubernur kan? Ya boleh dong (memakai baju dinas). Masa iya dia pakai gamis?" ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Otonomi Daerah (Otda) Kemendagri, Akmal Malik sebagaimana dikutip laman ANTV, 2 Desember 2019.