Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, enam tahun yang lalu, 5 Agustus 2018, puluhan ribu orang ikut berpartisipasi memecahkan rekor dunia Guinness World Records untuk tarian Poco-Poco dengan peserta terbanyak di dunia. Hajatan itu berlangsung di kawasan sekitar Monas hingga Gelora Bung Karno (GBK).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara, Iriana ikut berpartisipasi. Sebelumnya, seniman asal Ternate Arie Sapulette menciptakan lagu poco-poco. Nyatanya lagu itu tak saja enak didengarkan tapi mampu mengajak orang bergoyang. Belakangan poco-poco jadi lagu pendamping senam.

Upaya berkarya di jalur kreatif memang tak mudah. Mereka harus mampu menekuni suatu bidang dengan kecintaan yang besar. Setelahnya, kesuksesan akan mengiringi. Itulah yang dialami oleh seniman asal Ternate, Arie Sapulette.

Ia mulanya ingin menciptakan sebuah lagu daerah. Poco-poco, namanya. Lagu itu coba dinyanyikan Arie bersama saudaranya yang lain dalam format grup bernama Nanaku Group pada 1993. Mulanya Arie menginginkan lagunya dapat menembus Indonesia Timur.

Ribuan orang berpartisipasi pecahkan rekor Guinness World Records untuk tarian Poco-Poco dengan peserta terbanyak di dunia. (ANTARA)

Dewi Fortuma pun hadir. Lagu poco-poco justru terkenal di seantero negeri. Semuanya karena lagu poco-poco enak didengarkan dan bahasa daerah yang digunakan mudah dipahami oleh banyak orang. Orang-orang hadi sering mendengar lagu itu.

Penyanyi, Yopie Latul sampai kepincut ingin membawakan kembali lagu poco-poco pada 1995. Belakangan lagu itu justru kerap jadi pendamping senam. TNI dan Polri adalah institusi yang paling aktif menggunakan lagu itu untuk senam.

Hasilnya gemilang. Alih-alih hanya enak didengar sebagai lagu belaka, imej poco-poco sebagai tarian justru jadi yang paling kenal. Poco-poco mulai diadopsi jadi tarian di berbagai daerah. Instansi pemerintah dan pendidikan mulai menggunakannya.

Pakem gerakan poco-poco antar satu daerah dan lainnya muncul satu-satu. Popularitas poco-poco sebagai tarian kian terangkat karena pemerintah banyak menggunakan poco-poco sebagai rangkaian dari soft power diplomacy di luar negeri. Para duta besar sering mengadopsinya kala ada hajatan penting di luar negeri.

“Oleh karena aku suka berdansa, maka kalau ada acara ASEAN Family Day, misalnya, aku langsung memimpin acara dansa poco-poco dan sajojo. Sebagai rumah tangga yang berisi keluarga besar, aku selalu berusaha agar semua anggota rumah tanggaku (KBRI) mendapatkan perhatian yang cukup.”

“Acara-acara pertemuan makan-makan misalnya adalah acara yang secara rutin kulakukan agar tali silahturahmi tetap berjalan dengan baik dan sinergi kerja bisa dipotimalkan. Kepada stafku selalu aku ingatkan bahwa fungsi KBRI di luar negeri adalah fungsi promosi. Kita harus tunjukkan bahwa kita bangsa yang kaya dalam segala hal,” terang Kartini Sjahrir yang pernah menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk Argentina, Paraguay, dan Uruguay era 2010-2014 dalam buku Rumah Janda (2014).

Eksistensi poco-poco sebagai tarian kebanggaan Indonesia tak diragukan. Pemerintah Indonesia pun mencoba mengajak seluruh warga Jakarta untuk memecahkan rekor Guinness World Records untuk tarian Poco-Poco dengan peserta terbanyak di dunia.

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba pada 5 Agustus 2018. Puluhan ribu peserta yang terdiri tersebar di 200 titik dari silang Monas hingga Gelora Bung Karno mulai memainkan tarian poco-poco. Mereka antara lain pelajar, mahasiswa, PNS, TNI/Polri hingga masyarakat tingkat rukun tetangga.

Ribuan orang di Monas berpartisipasi pecahkan rekor Guinness World Records untuk tarian Poco-Poco dengan peserta terbanyak di dunia. (ANTARA)

Menariknya, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana ikut hadir. Wapres Jusuf Kalla dan istrinya, Mufidah juga tak mau ketinggalan meramaikan.

Rekor dunia pun terpecahkan. Kehadiran Guiness of World Records untuk poco-poco jadi bukti tarian itu punya arti penting bagi Indonesia. Pemerintah pun tak ingin tarian poco-poco diklaim oleh negara lain. Untuk itu, pemerintah mengajak seluruh elemen masyarakat menjaga mahakarya milik bangsa Indonesia.

"Selamat berpoco-poco. Semoga kita sehat, rakyat kita sehat, negara kita kuat," ucap Jokowi dikutip laman CNN, 5 Agustus 2018.