Bagikan:

JAKARTA - Hari ini, 11 tahun yang lalu, 4 Agustus 2013, Hassan Rouhani dilantik sebagai Presiden Iran yang baru menggantikan Mahmoud Ahmadinejad. Ia berjanji untuk segera bekerja menaikkan hajat hidup rakyat Iran. Ia tak lupa pula mengungkap keinginannya supaya kaum wanita dapat setara di Iran.

Sebelumnya, kepemimpinan Ahmadinejad sulit dilupakan dalam lintasan sejarah Iran. Ia jadi pemimpin Iran yang sederhana dan bernyali tinggi. Kepemimpinannya didukung banyak pihak. Namun, konstitusi berkata lain.

Kisah kepemimpinan Ahmadinejad telah menyebar ke mana-mana. Ahmadinejad terkenal sebagai pemimpin Iran yang bernyali tinggi dan berani. Kepemimpinannya pun berlangsung dua periode dari 2005-2013.

Kiprahnya sebagai orang nomor satu Iran semakin memantapkan posisi Negeri Para Mullah menetang penjajahan Israel terhadap rakyat Pelastina. Ia mengecam keras terhadap tindakan Israel yang membombardir rakyat Palestina.

Hassan Rouhani bersama mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad (kanan) dan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei (tengah). (BBC/AP)

Kekesalan pun diungkapkannya. Ia menyatakan dengan tegas Iran ingin menghapus Israel dari peta dunia. Pernyataan itu mengguncang sekutu Israel macam Amerika Serikat (AS). Mereka menganggap Ahmadinejad sebagai sosok ambigu.

Ahmadinejad menentang penjajahan, tapi ia ingin memusnahkan suatu negara. Ahmadinejad pun tak pusing dengan kritikan. Ia terus saja bersuara terkait pentingnya berpihak kepada rakyat Palestina. Kesungguhannya membela Palestina diikuti pula oleh citra Ahmadinejad yang dikenal sebagai pemimpin sederhana.

Tiada barang mahal yang melekat di tubuhnya. Ia anti dengan fasilitas negara yang mewah-mewah. Bahkan, jauh sebelum jadi presiden, Ahmadinejad pernah jadi Wali Kota Teheran. Ia tak mengambil gajinya sebagai wali kota.

Satu-satunya pundi-pundi pendapatan yang diambilnya adalah gajinya sebagai dosen. Itupun gajinya terlampau kecil. Ia pun puas dengan kehidupannya. Kesederhanaan itu membuatnya mendapatkan simpati dari rakyat Iran.

Namanya tak saja dielu-elukan di Iran. Kemudian sosoknya mulai terkenal dan jadi idola di luar Iran, termasuk di Indonesia.

“Dua tahun kemudian, ketika terpilih sebagai Presiden Iran, perilaku Nejad tak berubah. Sesaat setelah dilantik, hal penting yang kali pertama dilakukannya adalah mengumumkan harta kekayaannya. Terdiri dari sebuah sedan Peugeot 504 keluaran 1977, sebuah rumah warisan ayahnya di pinggiran Teheran, dan rekening bank yang bersaldo minimum. Tak ada surat berharga dan emas berlian, apalagi yang dipesan dan diukir dari toko langganan.”

“Satu-satunya penghasilan yang masuk ke rekeningnya hanya gaji bulanan sebagai dosen sebesar Rp2,5 juta. Nejad menyebut seluruh kekayaannya adalah milik negara dan dia hanya bertugas menjaganya. Lalu, setiap kali berangkat ke kantor kepresidenan dari rumah pribadinya yang lusuh, dia juga hanya membawa beberapa tangkup roti tawar buatan istrinya untuk sarapan atau makan siang. Tidurnya di karpet, di dekat meja kerjanya,” ungkap Rusdi Mathari dalam buku Aleppo (2020).

Namun, kuasa Ahmadinejad harus berakhir pada 2013. Konstitusi tak menghendakinya untuk menjabat Presiden Iran tiga kali berturut-turut. Sebab, aturan mengungkap jabatan presiden hanya bisa dijabat dua kali berturut-turut. Jika mau menjabat sebagai presiden kembali, Ahmadinejad harus menunggu satu periode lagi baru dapat mencalonkan diri kembali.

Presiden Iran, Hassan Rouhani bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin. (President of Russia)

Kondisi itu dimanfaatkan benar oleh Hassan Rouhani. Politikus itu bukan sosok sembarangan. Ia adalah salah satu tokoh penting dalam Revolusi Iran menumbangkan rezim Pahlevi. Ia pernah dipenjara dan pernah pula diasingkan.

Setelah Revolusi Iran, ia menjabat banyak hal dalam pemerintahan dari anggota parlemen hingga anggota dewan tinggi keamanan nasional. Kondisi itu membuatnya percaya diri ikut Pilpes pada 2013. Pucuk dicinta ulam tiba, Rouhani dapat mengalahkan lawan-lawannya.

Ia pun sebenarnya sudah menjabat dari 3 Agustus 2013. Kondisi itu karena Imam Besar Iran, Ali Khamenei sudah merestui. Namun, ia baru secara resmi dilantik di Parlemen Iran, Teheran pada 4 Agustus 2013.

"Rakyat telah memilih moderasi. Pemerintahan penuh harapan dan kehati-hatian akan bekerja untuk memerangi kemiskinan, korupsi, dan diskriminasi. Orang-orang menginginkan perubahan. Orang-orang ingin hidup lebih baik, bermartabat, dan memiliki kehidupan yang stabil. Mereka juga ingin merebut kembali posisi mereka yang layak di antara negara-negara lain," kata Rouhani sebagaimana dikutip laman The Guardian, 4 Agustus 2013.