Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Iran mengaku tidak sengaja menembak jatuh pesawat Boeing 737-800 milik Ukraine Airlines. Mereka beralasan, tembakan itu keluar karena kesalahan pasukan keamanannya (human error). Akibatnya, 176 penumpang pesawat tersebut tewas. 

Pengakuan itu disampaikan oleh Presiden Iran Hassan Rouhani melalui akun resmi media sosial Twitter, @HassanRouhani. Beberapa hari sebelumnya, Pemerintah Iran sempat menyanggah pihaknya menembak jatuh pesawat itu pascaserangan rudal ke basis militer Amerika Serikat di Irak.

Dia menambahkan, Pemerintah Iran meminta maaf atas kejadian ini. Mereka pun mengucapkan duka cita atas peristiwa tersebut. 

Sementara, dilansir dari Reuters, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuntut Iran untuk menghukum pihak-pihak yang bertanggung jawab atas penembakan tersebut. Selain itu juga meminta Iran untuk membayarkan kompensasi dan mengembalikan jasad korban jatuhnya pesawat tersebut.

"Kami mengharap Iran untuk membawa yang bersalah ke pengadilan. Kami berharap penyelidikan akan dilakukan tanpa penundaan yang disengaja dan tanpa hambatan," tulis Zelensky. 

Dia juga meminta pemerintah Iran untuk menyampaikan permintaan maaf secara resmi dan akses total untuk melakukan penyelidikan bagi 45 ahli asal Ukraina dalam penyelidikan tragedi itu.

Kemarin, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau meyakini pesawat ini ditembak Iran. Trudeau telah menerima informasi dari berbagai intelijen dan sumber. Informasi-infomasi yang ia dapatkan menunjukkan, pesawat itu ditembak jatuh karena rudal Iran, namun penembakan tersebut kemungkinan tidak disengaja.

"Ini memperkuat perlunya penyelidikan menyeluruh. Masyarakat Kanada punya pertanyaan dan mereka pantas mendapat jawaban," kata Trudeau, dikutip dari BBC, Jumat 10 Januari 2020.

Namun Trudeau mengatakan masih terlalu dini untuk menyalahkan Iran atau menarik kesimpulan lainnya. Trudeau juga menolak untuk menjelaskan secara rinci tentang bukti yang ia dapatkan.