PM Kanada Justin Trudeau Punya Bukti Pesawat Ukraina Dirudal Iran
Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau melakukan rapat dengan jajarannya membahas soal Irak (Foto: Instagram @justinpjtrudeau)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau akan menginvestigasi jatuhnya pesawat Ukraina di Iran. Kecelakaan tersebut menewaskan 176 orang penumpang, sebanyak 63 orang di antaranya adalah warga negara Kanada. PM Trudeau juga mengatakan, sebanyak 138 penumpang penerbangan tersebut sedang dalam perjalanan menuju Kanada.

Beberapa bukti menunjukkan pesawat tersebut terjatuh akibat rudal yang diluncurkan oleh Iran. Pesawat tersebut jatuh beberapa jam setelah Iran meluncurkan rudal ke Irak untuk hancurkan markas Amerika Serikat (AS). 

Media AS berspekulasi, kemungkinan pesawat itu jatuh karena salah sasaran, lantaran Iran menganggapnya sebagai pesawat perang AS. Saat itu, Iran sedang bersiap menghadapi kemungkinan pembalasan AS atas serangan sebelumnya.

Trudeau telah menerima informasi dari berbagai intelijen dan sumber. Informasi-infomasi yang ia dapatkan menunjukkan, pesawat itu ditembak jatuh karena rudal Iran, namun penembakan tersebut kemungkinan tidak disengaja.

"Ini memperkuat perlunya penyelidikan menyeluruh. Masyarakat Kanada punya pertanyaan dan mereka pantas mendapat jawaban," kata Trudeau, dikutip dari BBC, Jumat 10 Januari 2020.

Namun Trudeau mengatakan masih terlalu dini untuk menyalahkan Iran atau menarik kesimpulan lainnya. Trudeau juga menolak untuk menjelaskan secara rinci tentang bukti yang ia dapatkan. 

 

Sebelumnya, Kamis, 9 Januari, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Danylov mengatakan, tiga kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat sedang dipertimbangkan yaitu; tabrakan pesawat dengan drone atau benda terbang lainnya, kehancuran atau ledakan mesin karena alasan teknis, dan yang terakhir adalah sebuah ledakan di dalam pesawat yang merupakan bagian dari aksi teror.

Danylov mengatakan, para penyelidik Ukraina, yang sudah berada di Iran, ingin mencari sisa-sisa puing dari rudal di lokasi kecelakaan. Iran dikenal memiliki sistem pertahanan rudal dari Rusia. Penyelidikan ini akan melibatkan para ahli yang bekerja pada penyelidikan jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 2014. 

PM Inggris Boris Johnson menyampaikan kepada Trudeau, Inggris akan bekerja sama dengan Kanada dan mitra internasional lainnya yang terkena dampak kecelakaan itu. Berbicara saat berada di Kanada, Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Dominic Raab mengatakan, warga negara Inggris disarankan tidak melakukan perjalanan ke Iran setelah jatuhnya pesawat Ukraina itu.

"Mengingat informasi bahwa Penerbangan UIA 752 ditembak jatuh oleh rudal yang diluncurkan Iran, dan meningkatnya ketegangan," kata Menlu Raab. 

Iran pun memberi klarifikasi soal ini. Kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran (CAOI) Ali Abedzadeh mengatakan, pesawat tersebut awalnya menuju ke barat untuk meninggalkan zona bandara, namun berbelok ke kanan karena mengalami kendala dan kembali ke bandara. Namun nahas, saat berbalik ke bandara pesawat tersebut mengalami kecelakaan.

Abedzadeh menambahkan, para saksi mata melihat pesawat terbakar sebelum jatuh dan para pilot belum melakukan panggilan darurat sebelum mencoba untuk kembali ke Bandara Imam Khomeini, Teheran, Iran.

"Secara ilmiah, tidak mungkin rudal menghantam pesawat Ukraina dan rumor semacam itu tidak masuk akal," kata Abedzadeh.

Juru bicara pemerintah Ali Rabiei menggambarkan laporan itu sebagai "perang psikologis".

"Semua negara yang warganya berada di pesawat dapat mengirim perwakilannya dan kami mendesak Boeing untuk mengirim perwakilannya untuk bergabung dalam proses penyelidikan kotak hitam," tukas Rabiei.