Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, 17 tahun yang lalu, 24 Agustus 2006, Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso (Bang Yos) mencanangkan Hari Anak Jakarta Membaca (Hanjaba). Pencanangan itu dilanggengkan di Silang Selatan Monumen Nasional (Monas). Bang Yos berharap minat baca anak Jakarta dapat meningkat tajam.

Sebelumnya, tokoh bangsa kerap menularkan kebiasaan membaca kepada segenap rakyat Indonesia. Pun pemerintah juga tak mau ketinggalan. Empunya kuasa terus menyiapkan ragam fasilitas supaya minat membaca rakyat Indonesia naik tajam.

Buku adalah jendela dunia. Itulah yang membuat segenap tokoh bangsa gemar membaca buku. Dari Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, hingga Tan Malaka. Mereka tak pernah risau dicap kutu buku. Sebab, buku adalah kunci utama menyelami pemikiran-pemikiran tokoh dunia.

Hasilnya mengagumkan. Banyak gagasan yang mampu terserap dan jadi senjata memerdekakan bangsa Indonesia. Alhasil, mereka tak bisa dipisahkan oleh penjajah dari buku-bukunya. Buku bak barang paling berharga yang menemani para tokoh bangsa di penjara hingga pengasingan.

Kemana pun mereka berada, mereka ingin hidup dengan buku. Keinginan itu karena buku membuat mereka terbebas dari segala macam penderitaan dan kesunyian. Pun tak lupa buku membuat banyak orang mampu terlepas dari kebodohan.

Sutiyoso yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta era 1997-2007. (VOI/Irfan Meidianto)

Momen Indonesia merdeka lalu dimanfaatkan segenap tokoh bangsa untuk membudayakan minat baca. Soekarno dalam pidatonya kerap menyinggung hal itu. Hatta apalagi. Kecintaan toko bangsa akan buku turut menginspirasi pemerintah Indonesia era Orde Baru (Orba).

Pemerintah Orba kerap memiliki banyak agenda untuk rakyat Indonesia rajin membaca. Utamanya, kala Wardiman Djojonegoro jadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) era 1993 hingga 1998. Ia pernah mencanangkan banyak agenda membaca.

Kemudian, pemimpin Orba, Presiden Soeharto tak mau ketinggal. Ia sendiri mencanangnya Hari Kunjung Perpustakaan setiap 14 September. Ajian itu supaya generasi penerus bangsa menyukai buku dan tumbuh jadi generasi cerdas.

“Dalam usaha menggiatkan minat dan gemar membaca, saya mencanangkan bulan Mei sebagai Bulan Baca Buku Nasional dan Bulan September sebagai Bulan Gemar Membaca. Selain itu, tanggal 14 September menjadi Hari Kunjung Perpustakaan.”

“Pencanangan ini dilakukan oleh Presiden Soeharto. Semua ini adalah upaya untuk membentuk masyarakat gemar membaca, sehingga kegiatan membaca bisa menjadi kebiasaan seumur hidup. IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) pun menyelenggarakan pameran buku setiap tahun,” ungkap Wardiman Djojonegoro dalam buku Sepanjang Jalan Kenangan (2016).

Salah satu poster menyambut Hari Anak Jakarta Membaca 2022 yang dikeluarkan Dinas Sosial DKI Jakarta. (dinsos.jakarta.go.id)

Insiatif mengajak rakyat Indonesia membaca di era Orba pun menginspirasi banyak pihak. Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, salah satunya. Ia merasa minat baca adalah penentu keberhasilan dan kesejahteraan. Ia pun ingin menggagas suatu hari khusus supaya minat baca anak-anak di Jakarta meningkat.

Gebrakan pun dilanggengkan. Bang Yos lalu mencanangkan Hanjaba pada 24 Agustus 2006. Pencanangan itu disaksikan oleh ribuan anak Jakarta dan dilanggengkan di Silang Monas. Ajian itu dicanangkan supaya minat baca tertanam sejak dini di anak-anak Jakarta.

Setelahnya, Hanjaba akan dirayakan tiap tahunnya pada 24 Agustus dengan ragam kegiatan menarik. Dari lomba hingga bazaar buku murah.    

“Dengan pencanangan ini, saya harap dapat meningkatkan minat baca. Pencanangan itu untuk menumbuhkan minat baca kepada anak. Pun aktor pentingnya membaca adalah guru dan orang tua. Mereka memegang peranan penting. Mereka adalah faktor penentu," kata Bang Yos sebagaimana kutip Tempo.co, 24 Agustus 2006.