JAKARTA - Hajatan olahraga kerap dianggap penting oleh pemimpin bangsa. Presiden Soeharto, apalagi. Olahraga dianggapnya memiliki andil besar membangung nasionalisme rakyat Indonesia. Soeharto dan Orde Baru (Orba) memberikan segalanya untuk mengembangkan olahraga.
Dari urusan dana hingga fasilitas. Keseriusan itu membawakan hasil signifikan. Indonesia jadi langganan juara umum hajatan Pesta Olahraga Asia Tenggara, SEA Games. Karenanya, kemampuan atlet Indonesia tak pernah dipandang sebelah mata.
Pengaruh besar prestasi dunia olahraga tak pernah dianggap remeh. Sederet negara di dunia rela ‘mati-matian’ untuk keluar sebagai pemenang dalam ragam bidang olahraga. Semuanya karena olahraga dianggap memiliki andil besar untuk meninggikan martabat bangsa.
Soekarno pun mengamininya. Presiden Indonesia pertama itu kerap menjadikan olahraga sebagai alat meninggikan Indonesia di mata dunia. Andil Soekarno mengembangkan olahraga tak bisa dianggap sepele.
Ia ingin Indonesia dapat menjadi tuan rumah dalam setiap hajatan olahraga kelas dunia. mimpi itu menjadi nyata. Bung Karno mampu melanggengkan Indonesia menyelenggarakan Asian Games 1962 hingga Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang, Ganefo pada 1963.
Hasilnya gemilang. Nama Indonesia mencuat di seantero negeri. Kondisi itu tak lantas meredup. Sekalipun kala Bung Karno lengser. Penggantinya, Soeharto mampu melanjutkan perjuangan Bung Karno. Soeharto menjelma jadi orang yang cakap dalam mengembangkan dunia olahraga Indonesia.
Alih-alih hanya menggelar hajatan olahraga kelas dunia, Soeharto justru mampu mengembangkan keterampilan atlet-atlet Indonesia. Soeharto dan Orba tak ingin olahraga cuma dianggap urusan jasmani belaka. Ia berpandangan olahraga lebih dari itu.
The Smiling General bahkan menginginkan Indonesia dapat muncul sebagai jawara dalam setiap ajang olahraga kelas dunia. Keinginan itu mampu dicerna dengan baik oleh seluruh jajarannya sedari 1968. Alhasil, segenap pemerintah Orba bersatu untuk mewujudkan mimpi supaya Indonesia kesohor di bidang olahraga.
“Tanggapan lain disampaikan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) N.A. Sjaichu. Kedudukan olahraga demikian penting terutama dalam rangka pembangunan mental bangsa. Olahraga sebagai wadah pembangunan mental di masa Orde Baru ini perlu dipupuk dan dikembangkan. Diharapkan di kemudian hari muncul manusia-manusia Indonesia yang betul-betul sehat baik mental maupun fisik yang akan sangat berguna bagi bangsa, negara, dan agama."
“Dari Sidang Umum MPRS tersebut tampak bahwa pemerintahan Soeharto menempatkan olahraga pada posisi sentral sebagai pemacu pembangunan ekonomi. Olahraga bukan dipandang sebagai bidang yang terpisah sama sekali dari upaya menyejahterakan masyarakat Indonesia. Olahraga menduduki posisi strategis dalam pembangunan manusia Indonesia yang utuh,” ujar Brigitta Isworo Laksmi dan Primastuti Handayani dalam buku M.F. Siregar: Matahari Olahraga Indonesia (2008).
Langganan Juara Umum
Kuasa Soeharto dalam dunia olahraga Indonesia bukan cuma bermodal omongan belaka. Keseriusannya membina olahraga Indonesia dibuktikan dengan aksi nyata. Soeharto mampu memberikan instruksi kepada jajarannya untuk mendukung penuh langkah-langkah atlet-atlet Indonesia yang berlaga di dalam dan luar negeri.
Dukungan itu ditunjukkan dengan menyediakan sarana dan pra sarana yang layak buat para atlet. Kaderisasi dan sistem pelatihan pun dievalusi secara berkala. Hasilnya gemilang. Prestasi Indonesia di era pemerintahan Soeharto dan Orba menonjol.
Atlet-atlet Indonesia dapat mendominasi banyak cabang olahraga, utamanya di Asia Tenggara. Narasi itu dikuatkan dengan kehebatan Indonesia yang mampu memiliki prestasi gemilang dalam tiap hajatan SEA Games.
Indonesia kala itu menjadi negara Asia Tenggara langganan juara umum SEA Games. Bahkan, dari 11 penyelenggaraan SEA Games (1977-1997) era Orba, Indonesia gagal jadi juara umum hanya dua kali. Itupun kalah oleh Thailand yang notabene jadi tuan rumah SEA Games pada 1985 dan 1995.
Prestasi itu membuat nama Soeharto sulit digeser sebagai Presiden Indonesia yang paling berpengaruh dalam dunia olahraga. Bahkan, hingga saat ini. Jejak Soeharto pun sulit diikuti oleh penerusnya. Sebab, Indonesia tercatat hanya menjadi juara umum satu kali. Itupun pada 2011, tahun yang notabene Indonesia jadi tuan rumah SEA Games.
“Keberhasilan itu dibuktikan lewat dominasi atlet nasional di kancah Asia Tenggara. Di era Soeharto, Indonesia berpartisipasi pertama kali dalam pesta olahrgaa dua tahunan SEA Games pada 1977 kelanjutan SEAP (Southeast Asian Penisular) Games sejak 1959. Pertama kali berpartisipasi, Indonesia langsung berada di posisi terdepan menggeser dominasi Thailand. Luar biasa.”
“Era kepemimpinan Soeharto tercatat Indonesia 11 kali ambil bagian sejak 1977 hingga 1997 dan kedudukan nomor satu hanya digeser Thailand saat Negeri Gajah Putih itu menjadi tuan rumah pada 1985 di Bangkok dan 1995 di Chiang Mai,” terang A.R. Loebis dikutip Sugiono M.P. dalam buku Selamat Jalan Pak Harto (2008).