Bagikan:

JAKARTA - Hari ini, 48 tahun yang lalu, 4 November 1974, Presiden Soeharto meresmikan gelaran kedua turnamen sepak bola Piala Presiden Soeharto (Soeharto Cup). Kehadiran turnamen itu jadi bukti pemerintah Orde Baru peduli dengan olahraga sepak bola.

Turnamen itu diikuti oleh klub nasional papan atas di zamannya. Antara lain Persija Jakarta, PSMS Medan, Persebaya Surabaya, dan PSM Makassar. Sebelumnya, kepedulian Soeharto dalam dunia olahraga tiada dua. Ia kerap mendukung penuh dunia olahraga nasional.

Tiada yang meragukan eksistensi Soeharto dan Orde Baru (Orba) dalam dunia olahraga. Ia adalah sosok yang membawa kemajuan dunia olahraga. Segala macam cabang olahraga didukung penuh olehnya. Dukungan itu membuat atlet-atlet berprestasi bermunculan.

Semuanya terbukti dalam pesta olahraga dua tahunan, SEA Games. Indonesia mampu merajai Asia Tenggara. Lawan berat Indonesia kala itu hanya Thailand semata. Sisanya, Indonesia selalu unggul bak di atas angin.

Pemberitaan media massa tentang pergelaran turnamen sepak bola Piala Presiden Soeharto III pada 1976. (Twitter/@dani_suryaman)

Tak hanya itu. Olahraga yang sifatnya seremonial tak dilupakan Soeharto. Sederet hajatan olahraga kelas dunia coba dihadirkan di Indonesia. Balapan motor kelas dunia MotoGP, salah satunya.

Gelaran itu tak hanya menaikkan animo rakyat Indonesia, namun pariwisata Indonesia terangkat karenanya. Apalagi jutaan mata menyaksikan menyaksikan pembalap andalannya berlaga di Sirkuit Sentul, Jakarta.

“Keberhasilan itu dibuktikan lewat dominasi atlet nasional di kancah Asia tenggara. Di era Soeharto, Indonesia berpartisipasi pertama kali dalam pesta olahraga dua tahunan SEA Games pada 1977 kelanjutan SEAP (South Asian Peninsular) Games sejak 1959. Pertama kali berpartisipasi, Indonesia langsung berada di posisi terdepan menggeser dominasi Thailand. Luar biasa.”

“Era kepemimpinan Soeharto tercatat Indonesia 11 kali ambil bagian sejak 1977 hingga 1997 dan kedudukan nomor satu hanya digeser Thailand saat Negeri Gajah Putih itu menjadi tuan rumah pada 1985 di Bangkok dan 1995 di Chiang Mai,” ungkap A.R. Loebis sebagaimana dikutip Sugiono M.P. dalam buku Selamat Jalan Pak Harto (2008).

Cerminan kepedulian terhadap olahraga terlihat dari aktifnya Soeharto menginisiasi event olahraga nasional. Turnamen sepak bola Piala Presiden Soeharto, salah satunya. Turnamen yang lebih dikenal dengan nama Soeharto Cup ini digelar kembali pada 4 November 1974, setelah yang pertama pada 1972.

Presiden Soeharto. (Perpusnas)

Presiden Soeharto sendiri yang meresmikan Soeharto Cup di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Turnamen itu disambut dengan gegap gempita oleh segenap rakyat Indonesia. Apalagi pesertanya berasal dari klub papan atas Indonesia.

“Di tahun 1974 digelar turnamen 4 besar memperebutkan Piala Presiden Soeharto atau lebih dikenal dengan sebutan Soeharto Cup. Tahun 1974 adalah kali kedua Soeharto Cup digelar. Di tahun 1972, Juara Soeharto Cup adalah PSMS Medan. Saat itu turnamen Soeharto Cup diikuti oleh PSMS Medan, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya dan PSM Makassar.”

“Di tahun 1974, keempat tim tersebut kembali memperebutkan Soeharto Cup. Keempat tim ini memang menguasai kompetisi perserikatan pada saat itu. Rivalitas keempat ini juga sangat tinggi. Selain memiliki pendukung yang fanatik, keempat tim ini juga banyak diperkuat oleh pemain pemain nasional Indonesia saat itu,” ungkap Nurwendo dalam buku Masih Anak Kolong Yang Gemar Menulis (2020).