JAKARTA – Sejarah hari ini, 34 tahun yang lalu, 3 April 1989, Presiden Soeharto meresmikan gedung milik PT. Indosat. Kehadiran Gedung baru itu dianggap Soeharto sebagai bentuk komitmen Indosat menyambung mimpi Orde Baru (Orba) menyatukan Indonesia lewat komunikasi jarak jauh.
Sebelumnya, Soeharto dan Orba telah membuka lebar ruang investasi di Nusantara. Keterbukaan itu membuat ekonomi Indonesia berkembang. Banyak perusahaan asing yang tertarik berinvestasi di Indonesia. Apalagi Orba menjamin kelancaran investasi.
Kepemimpinan Soeharto tak mau mengikuti alur Orde Lama. Soeharto dengan Orba justru membuat alur baru. Jika Orde Lama condong berkiblat untuk bekerja sama dengan Uni Soviet, maka Orba sebaliknya. Empunya kuasa memilih untuk melangsung kerja sama dengan Amerika Serikat (AS).
Pilihan itu membuat perekonomian Indonesia bertumbuh. Indonesia pun dapat banyak membangun. Apalagi, The Smiling General mendukung penuh iklim investasi di Nusantara. Keran investasi dibuka selebarnya.
Empunya kuasa turut memberikan jaminan keamanan untuk setiap investasi yang dilakukan. utamanya perusahaan asal AS. Keinginan perusahaan AS, International Telephone & Telegraph Corporation (ITT) berinvestasi dalam bidang telekomunikasi internasional, misalnya.
ITT kemudian membangun PT. Indosat. Soeharto pun merestuinya pada 1967. Sebab, penanaman modal tersebut termasuk penanaman modal kedua sesudah Freeport. Namun, Soeharto mampu meramal nasib Indosat akan berguna di masa depan untuk Indonesia. Ia pun memerintahkan Orba mengakuisisi Indosat pada 1981.
“Pada 1981, Soeharto membeli alat-alat komunikasi itu yang kemudian menjadi aset-aset nasional yang berharga dengan susah-payah dari dari Amerika Serikat. Satelit yang dinamakan Soeharto dengan Palapa ini adalah satelit untuk komunikasi yang memunyai wilayah operasi dari Sabang sampai Merauke.”
“Palapa mengambil nama dari Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada di jaman Majapahit, yaitu sumpahnya untuk mempersatukan Nusantara. Soeharto membanggakan satelit ini sebagai upayanya mempersatukan seluruh Indonesia, serta memperbaiki pula hubungan Indonesia dengan dunia luar,” terang Sri Bintang Pamungkas dalam buku Ganti Rezim Ganti Sistim: Pergulatan Menguasai Nusantara (2014).
BACA JUGA:
Mimpi besar Soeharto yang bak menjelma sebagai Gajah Mada membuatnya melakukan pengembangan serius terhadap Indosat. Ia tak mau kantor Indosat terus menumpang di Gedung Perumtel. Ia ingin Indosat beroperasi secara maksimal dengan memiliki gedung sendiri. Pembangunan pun dilakukan.
Hasilnya baru dinikmati pada 3 April 1989. Kala itu Soeharto bertindak meresmikan gedung baru Indosat yang berada di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta. Ia turut melakukan penandatanganan prasasti gedung. Lebih lagi Soeharto lalu mencoba melakukan temu wicara jarak jauh dengan Menteri Perindustrian, Hartarto yang sedang mengunjungi sentra industri rotandi Tegalwangi, Cirebon, Jawa Barat.
“Sejak 3 April lalu, Indosat mempunyai gedung berlantai 25 yang dibangun dengan biaya Rp 40 milyar di atas areal seluas 12.690 meter per segi. Sebelumnya, Indosat menumpang di gedung Perumtel, Merdeka Selatan,” tertulis dalam laporan Majalah Warta Ekonomi berjudul Profil Indosat (1989).