Vila Isola Diresmikan oleh D.W. Berretty dalam Sejarah Hari Ini, 17 Desember 1933
Vila Isola di Lembang, salah satu bangunan ikonik rancangan Charles Prosper Wolff Schoemaker di Bandung. (Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA – Sejarah hari ini, 89 tahun yang lalu, 17 Desember 1933, Vila Isola (kini: Gedung Rektorat Universitas Pendidikan Indonesia) diresmikan. Peresmian bangunan ikonik di Bandung itu dilakukan dengan hajatan makan malam mewah. Sebuah hajatan yang dihadiri pemiliknya, Dominique Willem (D.W) Berretty dan juga arsitek, Charles Prosper Wolff Schoemaker.

Empunya rumah kemudian mengajak tamu-tamu menikmati seluruh ruangan Vila Isola. Sebelumnya, D.W. Berretty sengaja memilih Schoemaker sebagai arsitek Vila Isola. Status Schoemaker yang dikenal arsitek kenamaan Hindia Belanda ada di baliknya.

Raja Media Cetak Hindia Belanda, D.W. Berretty terkenal sebagai pengagum kemewahan. Hasratnya untuk hidup mewah itu ditunjukkan D.W. Berretty kala membangun sebuah hadiah spesial berupa rumah untuk istrinya: Vila Isola.

Ia pun mengeluarkan kocek yang tak sedikit untuk membangun Vila Isola. D.W. Barretty pun memilih arsitek terbaik untuk mengawangi pembangunan Vila Isola. Charles Prosper Wolff Schoemaker, namanya.

Kiprah Schoemaker dianggapnya begitu mengangumkan. Bahkan, Schoemaker dikenal sebagai salah satu sosok yang menonjol dalam dunia arsitektur di Hindia-Belanda. Schoemaker juga seorang professor dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (kini: Institut Teknik Bandung). Soekarno adalah satu muridnya.

Vila Isola, bangunan ikonik di Lembang, Bandung. (Wikimedia Commons)

Khusus merancang Vila Isola, Schoemaker memadukan konsep arsitektur modern dengan konsep tradisional. Ia tak mau membuat bangunan yang cuma indah semata, tapi tak dapat beradaptasi dengan lingkungan Hindia Belanda –khususnya Bandung—yang rawan gempa bumi. Pembangunan pun dimulai Oktober 1932.

“Sedangkan Schoemaker dalam merancang gedung Vila Isola, sebuah bangunan berlantai tiga, mencoba memadukan konsep arsitektur modern dengan konsep tradisional. Konsep ini dinilai sebagai upaya untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.”

“Lingkungan yang kerap mengalami gempa bumi, iklim tropis, dan kebutuhan sirkulasi udara yang memadai. Sebagaimana umumnya arsitek yang memperoleh pendidikan formal, dalam proses perancangan telah disertakan analisis struktur dan gambar kerja bangunan,” ungkap Agus Sachari dalam buku Budaya visual Indonesia (2007).

Pembangunan Vila Isola dilakukan dengan penuh totalitas. Empunya kuasa melibatkan 700 orang pekerja. Semua demi mempercepat pembangunan. Akhirnya bangunan itu rampung pada Maret 1932. Akan tetapi, bangunan itu tak langsung diresmikan.

Peresmiannya baru berlangsung sembilan bulan kemudian, atau pada 17 Desember 1933. Empunya rumah meresmikan Vila Isola dengan mengundang segenap tamu istimewa. Dari pejabat hingga jurnalis. Pun Schoemaker sendiri bertindak sebagai pemandu yang memperkenalkan ruangan-ruangan yang ada di Vila Isola.

Potret Charles Prosper Wolff Schoemaker yang juga mahaguru Soekarno. (Wikimedia Commons)

“Sabtu malam tanggal 17 Desember 1933, di Vila Isola diadakan pesta makan malam mewah. Tamu-tamu yang diundang kebanyakan adalah orang-orang yang telah ikut andil dalam pembangunan Vila Isola dan dari media,massa. Setelah D.W. Berrety dan Nyonya mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada tamu-tamunya yang telah berkumpul di ruang biliar yang luas pada pukul 8:00, Schoemaker sebagai arsitek bangunan memandu para tamu untuk berkeliling Vila Isola.”

“Ruang makan, ruang tamu luas kantor, dan ruangan besar lainnya memberikan kesan megah, membawa ketenangan. Dekorasi dinding dan mahkota Venesia yang indah dipilih dengan cermat sebagai penghias ruang adalah kunci yang memancarkan keramahan yang hangat. Para tamu berjalan melalui kamar menginap tamu dan taman di atas atap yang bernuansa misterius diterangi obor dari kedua menara di kanan dan kirinya,” ungkap Sudarsono Katam dan Lulus Abadi dalam buku Dari Villa Isola Ke Bumi Siliwangi (2015).