Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, 14 tahun yang lalu, 19 Agustus 2008, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan pembukaan Pawai Budaya Nusantara. Pawai itu dihelat dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia yang ke-63. Sebanyak 1.500 penari dari 33 provinsi terlibat.

Rutenya dimulai dari Medan Merdeka Utara, Medan Merdeka Barat, Patung Arjuna Wijaya, dan berakhir di Monumen Nasional (Monas). Acara itu disambut dengan penuh antusias oleh warga ibu kota. Apalagi pawai itu memperebutkan Piala Presiden.

Pemerintah Indonesia kerap punya ajian menarik untuk memperingati HUT Kemerdekaan Indonesia. Segala macam kegiatan itu dilangsungkan untuk menenang jasa-jasa para pahlawan bangsa. Sebagai pengingat bahwa pahlawan telah ‘mewakafkan’ hidupnya untuk kemerdekaan Indonesia.

Karenanya, acara-acara spesial digelar khusus supaya generasi muda dapat merefleksikan semangat pahlawan bangsa. Acara itu biasanya dilangsungkan di mana saja. Dari lorong Istana Kepresidenan hingga kantor-kantor pemerintahan. Pun acaranya paling tidak disusupi oleh semangat keberagaman, kebersamaan, dan persaudaraan.

Pawai Budaya Nusantara 2009 di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla di halaman Istana Merdeka Jakarta, Selasa (18/8). (Antara/Widodo S Jusuf)

Perhelatan Pawai Budaya Nusantara 2008, misalnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan langsung hajatan itu pada 19 Agustus 2008. Pesertanya bejibun. Tidak kurang dari 1.500 penari dari 33 provinsi dilibatkan.

Melansir Antara, Ada pun empunya acara turut mengajak Pasukan Satwa Polri hingga Drum Band Taruna Akademi TNI. Rute pawai budaya terhitung pendek. Peserta diminta melawati Rute dari Medan Merdeka Utara melalui panggung kehormatan uatama Istana Merdeka, Medan Merdeka Barat, Patung Arjuna Wijaya, dan selanjutkan rute terakhir adalah Monas.

Khusus hajatan itu, Pemerintah Indonesia memilih juri berkualitas untuk menilai daerah mana yang terbaik. Juri itu antara lain Edi Sedyawati, Wiwik Sipala, Sentot Sudiharto, Boy G. Sakti, dan Dwiki Dharmawan. Tim juri tak melulu menilai pawai, namun juga ikut menilai kedaraan hias dan aksi tiap perwakilan daerah.

Mereka yang mendapatkan nilai tertinggi tentunya akan jadi pemenang utama. Pada akhir parade akan dimeriahkan iring-iringan pagelaran kostum karnaval etnis kontemporer. Jalanan Jakarta akan diwarnai oleh kehadiran orang-orang yang mengenakan kostum dari ragam etnis dan budaya. Dari Sumatra hingga Papua.

Kontingen dari provinsi Jawa Timur beraksi dalam Pawai Budaya Nusantara 2009 di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla di halaman Istana Merdeka Jakarta, Selasa (18/8). (Antara/Widodo S Jusuf)

Pejabat negara yang menonton pun cukup ramai. Presiden SBY dan Wakil Presiden Jusuf Kalla kompak membawa istrinya masing-masing. Mereka acap kali melambaikan tangan kepada peserta pawai. Untuk memberikan semangat, pikirnya.

Selain itu masyarakat yang menonton langsung tak kalah banyak. Tiap sudut jalanan yang dilalui pawai budaya hampir dipadati oleh penonton. Mereka menyambut pawai budaya itu dengan gegap gempita.  

Suasana semakin seru ketika 60 orang dari Jember Fashion Carnival (JFC) ikut meramaikan pawai budaya. Sajian kostum dan tarian yang indah jadi tontonan yang menarik. Bagaimana tidak, gelaran JFC sendiri telah mendunia dan terkenal di seantero negeri sebagai salah satu festival terbaik.