JAKARTA – Ingin menikmati akhir pekan dengan tidak banyak mikir soal kerjaan bukan perkara yang mudah. Apalagi pekerjaan yang dikendalikan oleh target dan ambisi untuk mencapai prestasi kerja. Seorang profesor ilmu saraf kognitif di Universitas of Cambridge, Dr. Michael Anderson beri penjelasan.
Tidak semua yang kita ingat berhubungan dengan capaian di masa depan. Bahkan ada waktu-waktu tertentu kita butuh relaksasi dan tidak memikirkan apapun dengan berat. Atau ingin melupakan masa lalu yang tidak begitu indah, jadi tak ingin diingat.
Dilansir Lifehacker, Jumat, 4 Juni, para ilmuwan kognitif menyebut bahwa ingatan dibentuk oleh retrieval clues yang merupakan isyarat sensorik menghubungkan kita dengan momen, peristiwa atau pengalaman sebelumnya sepanjang hidup.
Bisa jadi mengingat aroma kelapa atau tetiba terlintas sosok mantan ketika Anda mendengarkan lagu tertentu. Anderson merekomendasikan teknik yang disebut dengan motivated forgetting.
Daripada menghindari retrieval clues, seseorang bisa membiasakan diri dengannya dan membentuk ulang cara otak meresponsnya. Sederhananya, jika ingatan kembali pada satu momen buruk ketika melihat satu benda, aroma, maupun suara, Anda bisa memunculkan kembali ingatan yang lebih positif.
BACA JUGA:
Pada kondisi gangguan stres pasca-trauma memang tidak akan semudah dibayangkan. Terutama dalam mempraktikkan motivated forgetting, kata Anderson. Tak jarang malah memengaruhi pola hidup jadi tidak sehat, misalnya lebih mudah stres dan kurang tidur.
Tetapi cara yang direkomendasikan Anderson bisa dimulai dengan mengatur apa yang bisa dilakukan. Seperti dimulai dari memperhatikan diri sendiri dengan mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk menjadi pola hidup yang lebih sehat.
Kemampuan untuk melupakan apa yang tidak ingin diingat, menurut Anderson, adalah kemampuan untuk membatasi tingkat intrusi. Jika berhasil memberi batas atau mensubstitusi pikiran dengan ingatan yang lebih positif akan menghapus ingatan yang tidak diinginkan.
Metode lain adalah dengan direct suppression atau penekanan langsung berdasarkan saran Anderson.
Tetapi metode tersebut tidak bisa dilakukan setiap orang. Seperti pada kasus orang dengan PTSD, di mana seseorang akan senang melupakan sesuatu tetapi malah diganggu pikiran dan peristiwa traumatis yang dialaminya.
“Anda hanya butuh menyerah pada mental dan berkata ‘tidak, saya tidak ingin memikirkan itu’,” kata Anderson.