Cara Berdamai dengan Pengalaman Masa Lalu yang Buruk Menurut Rekomendasi Ahli
Ilustrasi penanda arah (Unsplash/Smart)

Bagikan:

JAKARTA – Pengalaman buruk tentu tidak mengenakkan bahkan dapat memengaruhi cara memandang satu hal yang terjadi setelahnya. Walaupun pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan hingga membekas dalam ingatan, namun ahli merekomendasikan untuk berdamai dengan perasaan tersebut.

Psikolog klinis berlisensi dan penulis buku Wise Mind Living: Master Your Emotions, Transform Your Life, Erin Olivo merekomendasikan cara-cara berikut untuk berdamai dan mengambil langkah bijak setelah mengalami kejadian buruk.

Anggap masa lalu adalah masa kini

Jika melupakan adalah sesuatu hal yang mustahil, maka Anda dapat mengatur seberapa waktu yang tersita saat ini untuk berkubang dalam rasa kehilangan, kekecewaan, dan ketakutan. Erin tidak menyarankan untuk menyingkirkan perasaan buruk terhadap masa lalu.

Namun, ia menyarankan untuk mempelajari cara-cara menenangkan diri dengan dukungan orang terdekat saat Anda merasa ‘sakit’. Artinya memberi batasan pada ingatan dan melatih kesadaran sehingga mampu mengontrol emosi negatif.

Tulis ulang dengan sudut pandang baru

Ketika membiarkan masa lalu menentukan masa depan maka pembatasan semakin mengikat. Setiap waktu bergerak maju diikuti pengalaman baru dan pikiran baru.

 

Memiliki sudut pandang baru merupakan cara ampuh untuk membangun pengalaman baru. Cobalah untuk menuliskan kembali kisah pahit di masa lalu, namun kali ini jangan menjadikan diri Anda sebagai korban. Sebaliknya, jadikan diri sebagai subjek yang selamat.

Hindari terjerembab dalam kurungan mitos

Berdasarkan pengalaman pasien Erin, banyak dari mereka yang memercayai mitos sehingga memperlambat pemulihan. Sebab, mitos-mitos seolah menjadi kurungan yang membuat Anda terjebak dalam rasa sakit dan nelangsa.

Mitos-mitos tersebut misalnya ‘pengalaman traumatis meninggalkan bekas luka yang tidak bakal sembuh’, ‘jika marah maka luka yang menang’, ‘saya membutuhkan orang lain untuk menyembuhkan rasa sakit ini’.

Menurut Erin, tidak ada yang bisa mengubah cara seseorang menanggapi pengalaman menyakitkan kecuali dari dirinya sendiri. Seseorang juga tidak bisa mengubah apapun yang telah terjadi di masa lalu.

Artinya kekuatan mengubah seperti apa momen berikutnya berangkat dari bagaimana cara Anda menanggapi pikiran, ingatan, dan perasaan yang menyakitkan.