Bagikan:

JAKARTA – Cemburu dalam hubungan asmara pernah dirasakan hampir setiap pasangan. Lahirnya rasa cemburu tergolong normal, sebab perasaan merupakan respons dari pikiran yang bergelayut dan kejadian yang dialami. Namun, perasaan cemburu bikin tidak bahagia lho.

Perasaan cemburu, dilansir Cosmopolitan, Jumat, 17 September, tidak bisa dihentikan meski dibantu oleh terapis. Tetapi hal-hal reflektif bisa dipakai untuk mengatasi rasa cemburu yang mulai menggerogoti kebahagiaan.

1. Identifikasi penyebabnya

Rasa cemburu tidak hadir tanpa penyebab, salah satu penyebabnya paling umum adalah takut kehilangan sesuatu atau seseorang. Meskipun pada saat cemburu tidak terlintas pikiran buruk tersebut, tetapi kurangnya perhatian, melihat pasangan terlalu sibuk, atau berbincang dengan wanita lain, hingga merasa tidak percaya diri juga bisa memicu munculnya rasa cemburu.

Sam Cat, seorang seks edukator dan hubungan, mengkategorikan rasa cemburu sebagai spicy emotions yang dialami ketika merasa gelisah atau insecure. Cara mengatasinya juga akan berbeda-beda setiap orang, menurut Sam Cat.

2. Berdamai dengan masa lalu

Apabila memiliki masa lalu yang buruk, seperti diselingkuhi, bisa memicu cemburu tumbuh subur. Tetapi ketika mencoba berdamai dengan masa lalu dan menganggap sebagai pengalaman atau pembelajaran, maka cemburu akan lebih ringan untuk diatasi.

3. Mengontrol tindakan

Tambah Sam, bukan rasa cemburu yang menghancurkan tetapi efek dari cemburu ketika mengambil tindakan. Apabila tidak dipikirkan dengan kejernihan pikir, tindakan akan tidak dipikirkan risikonya.

Sam mengatakan, rasa cemburu membantu seseorang memahami kebutuhan emosional. Antara lain mengatasi rasa gelisah, insecure, atau bahkan menjadi penanda bahwa hubungan memang berjalan buruk.

4. Menenangkan diri

Saran Sam, biarkan emosi berlalu dahulu sebelum membahas pemicu cemburu dengan pasangan. Sebab banyak orang yang benar-benar marah ketika cemburu. Cara menenangkan diri bisa dengan menulis jurnal, dengan cara tersebut seseorang lebih seimbang emosinya.

5. Mengkomunikasikan dengan pasangan

Komunikasi bisa bersifat asertif dan dilakukan ketika sudah tenang. Komunikasi yang asertif adalah cara menyampaikan hal-hal yang dibutuhkan. Misalnya “kamu bisa berteman dengan siapapun, tetapi aku merasa cemburu jika kamu terlalu dekat dengan…”

Bahas juga dengan pasangan tentang hal yang Anda dan pasangan butuhkan agar hubungan harmonis kembali. Penting sekali juga mengingat bahwa menjadi pendengar yang baik akan lebih efektif dalam berkomunikasi. Beri kesempatan pasangan memberi argument, sepakati batasan, visi ke depan pada hubungan, dan harapan berdua.