Bagikan:

YOGYAKARTA – Bagi pasangan muda yang baru memiliki bayi, tentu suasana gembira melingkupi. Tetapi, apakah pernah suami cemburu kepada anak sendiri? Rasa cemburu ini, sebenarnya bisa membuat perubahan positif. Tetapi Anda perlu terlibat aktif dan mengatasinya secara bijak.

Kehadiran buah hati, mungkin memengaruhi kadar kebahagiaan. Bisa sangat bahagia tetapi memerlukan penyesuaian, termasuk membagi perhatian, berempati, hingga cara saling menghargai peran masing-masing dalam rumah tangga. Melansir PsychCentral, Selasa, 4 Oktober, para ahli mengatakan sebagian besar orang tua yang sudah menikah mengalami lebih sedikit kebahagiaan perkawinan daripada sebelum memiliki bayi.

Anda dan suami, mungkin menghabiskan lebih sedikit waktu bersama daripada sebelumnya. Bahkan kebiasaan baru, seperti jam tidur berkurang juga memengaruhi interaksi dengan pasangan. Ini bisa memicu hadirnya perasaan negatif.

Ketika bayi tidur bersama Anda, artinya pasangan Anda memiliki waktu sendiri. Mungkin sulit baginya untuk beradaptasi dan memerlukan waktu serta komunikasi positif agar rasa cemburu tak memengaruhi aspek lainnya dalam rumah tangga.

suami cemburu pada anak sendiri
Ilustrasi suami cemburu pada anak sendiri (Unsplash/Oleg Sergeichik)

Hal lain, yang memengaruhi hadirnya rasa cemburu suami pada anak sendiri, karena kurang komunikasi. Ketika Anda lelah dan stres, Anda mungkin memilih tak banyak berkomunikasi. Bahkan pasangan bisa merasa berkecil hati karena, mungkin, merasa tak berguna karena Anda lebih banyak waktu merawat dan menyusui bayi.

Kurangnya perhatian mungkin juga bisa jadi pendorong, suami cemburu pada anak sendiri. Ia merasa diabaikan begitu bayinya lahir dan mungkin banyak orang di sekitarnya lebih menanyakan kabar bayi serta ibunya.

Penyebab selain yang telah disebutkan di atas, suami merasa cemburu pada anak karena merindukan masa-masa sebelum menjadi orang tua. Mereka mungkin mengalami perubahan drastis dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Bahkan, mereka membutuhkan support system yang sehat supaya terbuka menerima perubahan dinamika.

Hal yang tidak boleh diabaikan, seseorang mungkin merefleksikan masa kecil yang traumatis sehingga terbakar cemburu. Seseorang mungkin pernah tidak mendapatkan cukup cinta dan dukungan ketika masih kecil. Sehingga ketika buah hatinya lahir, sang istri memberikan perhatian penuh pada bayi, dan sang suami ‘merasa’ cinta untuknya berkurang.

Tanda suami cemburu kepada anak, antara lain silent treatment, terlalu kompetitif, menilai diri negatif, mudah marah, mencari validasi, meragukan diri sendiri, hingga menunda-nunda tanggung jawab. Lantas apa yang harus dilakukan istri ketika suami mengalami hal ini?

Ada banyak faktor yang mendorong munculnya rasa cemburu suami kepada anak sendiri. Paling penting, atur suasana hati Anda terlebih dahulu. Penting untuk tetap tenang agar fondasi keluarga kuat. Kemudian, bicaralah pada suami dan rencanakan kencan malam reguler atau waktu berdua saja.

Cara kedua untuk mengatasi suami cemburu pada anak sendiri, libatkan suami dalam tugas-tugas merawat bayi. Beri tahu tentang langkah-langkahnya, kemudian amati upayanya untuk menjalankan peran terbaiknya. Jangan lupa beri apresiasi sekecil apapun usahanya dalam terlibat merawat bayi. Misalnya memberi makan bayi, memandikan, atau membacakan cerita pengantar tidur.