Bagikan:

JAKARTA - Tantri Syalindri atau Tantri Kotak bersama sang suami, Hatna Danarda atau Arda Naff mengikuti Ibadah Haji di tahun ini. Mereka mengikuti program Haji Furoda yaitu program yang menyediakan fasilitas lebih baik dari program reguler dengan biaya hingga ratusan juta.

Tantri mengatakan banyak yang mengatakan dirinya beruntung karena bisa mengambil program Haji Furoda. Namun, ia mengakui terlepas dari programnya, ada banyak tantangan saat menjalaninya.

"Kamu enak ONH/Furoda. Kalimat ini rasanya menggelitik, benar fasilitas kami berbeda, tapi ternyata sampai ARMUZNA (Arafah, Muzdalifah, Mina), Allah memberikan treatment yang tidak bisa dibayar berapa pun juga," tulis Tantri Kotak melalui Instagram-nya.

Tantri menjelaskan, ia menempati tenda yang berjarak 600 meter dari lokasi lempar jamrah. Meski begitu, Tantri merasa perjalanan menuju lokasi jamrah butuh waktu berjam-jam.

"Jarak tenda kami dengan jemarat/lempar jumroh hanya kurang lebih 600 meter, terlihat tidak perlu perjuangan, tapi setelah dijalani Allah bisa membuat kami berjalan bahkan lebih dari yang kami bayangkan," lanjutnya.

Ia mengalami hal itu karena rombongan busnya terlambat sampai tenda. Mereka harus berjalan menuju tempatnya mulai dari setengah dua pagi hingga empat subuh.

"Dan alhamdulillah jam 4 subuh kami sampa tenda, tapi tenda kosong, jamaah lain ke mana? Mereka nyasar, ada yang kembali ke tenda jam 6, jam 8, bahkan jam 11 siang. Dari jam setengah 2 pagi sampai jam 11 siang? Yang padahal dari turun bus tinggal nyebrang kami sampai di tenda. Kalau Allah berkehendak kami bisa apa?" katanya lagi.

Tantri juga belajar bertoleransi dengan manusia lain selama masa Ibadah Haji. Ia merasa kesabarannya diuji ketika menjalani Ibadah.

"Di sini saya paham, Allah mengajarkan haji bukan hanya untuk berhubungan dengan-Nya saja, melainkan bagaimana toleransi dengan makhluk-Nya yang lain, MANUSIA," ujarnya.

"Setelah saya jalani, haji itu adalah perjalanan. Renungan setiap hambanya, berapa pun uang yang kita keluarkan untuk membayar fasilitas, tetap Allah pasti menguji, treatment yang Allah kasih nggak bisa kita beli dengan berapa pun. Selalu ada harga yang harus dibayar. Hanya kerelaan dan sabar saat menghadapi ujian-Nya,"

Bukan soal uang, tapi Tantri merasa kerelaan hati menjadi dasar dari proses dalam menjalani Ibadah Haji. Ia juga menyarankan agar tidak menunda Haji hingga tua nanti.

"Yang bilang haji nunggu tua, kita nggak bisa ngintip sepanjang apa usia kita nantinya. Bergeraklah saat ini untuk daftar bismillah Allah mudahkan jika sudah berniat apalagi menyempurnakan rukun Islam. Bismillah," tutup Tantri.

Sebelumnya Tantri bercerita, dirinya dan suami menunda membeli mobil baru dan memutuskan untuk menggunakan uang tersebut untuk menjalani Ibadah Haji.