YOGYAKARTA – Bayi yang gemuk, mungkin akan menggemaskan dan terlihat sehat. Namun, penting bagi parents mengetahui apa itu baby fat atau lemak bayi yang seperti roti bantal di kaki atau lengan bayi tersebut.
Lemak bayi atau baby fat pada dasarnya memberikan kehangatan dan berperan penting bagi bayi serta balita, jelas Mollie Greves Grow, MD., Ph.D., profesor pediatri di University of Washington/Seattle Children's Hospital. Meskipun lemak bayi ini sangat penting untuk tumbuh subur, tetapi ada batasan mengenai berapa banyak lemak yang dimiliki setiap anak.
Berat bayi baru lahir akan cepat bertambah dalam beberapa minggu atau bulan pertama kehidupannya. Sebagian besar dalam bentuk lemak, yang disebut jaringan adiposa. Seperti roti yang menggemaskan, pada kaki dan lengan akan terlihat lebih besar karena banyak jaringan penting terakumulasi. Melansir VerywellFamily, Kamis, 12 Oktober, terdapat dua macam baby fat. Yaitu lemak cokelat yang membantu mengatur suhu tubuh dan lemak putih yang menyimpan energi.
Jaringan adiposa cokelat, terakumulasi di punggung, bahu, dan membentuk sekitar 5 persen massa tubuh bayi. Lemak putih memiliki presentase lebih besar terhadap berat badan bayi atau sekitar 15 persen. Setelah lahir dan berusia beberapa bulan, berat badan bayi bertamba dengan sangat cepat kerena tingginya lemak dalam makanannya. Dalam ASI mengandung 50 persen kalori dalam bentuk lemak. Lemak dalam ASI tersebut, dibutuhkan bayi untuk meningkatkan pertumbuhan otaknya, jelas ahli diet anak di Cincinnati Children's Hospital Medical Center, Amy Reed, MS., RD., CSP., LD..
“Alasan mengapa [baby fat] terlihat menonjol karena proporsi tubuhnya berubah seiring dengan pertumbuhannya. Misalnya, panjang kepala bayi sekitar 1/4 panjang tubuhnya dan saat dewasa, ukurannya sekitar 1/6. Proporsi kaki ke pangkal paha juga sama, berubah drastis dari masa bayi hingga dewasa. Itu sebabnya mereka terlihat gemuk," jelas Ari Brown, MD, seorang dokter anak di Austin, Texas.
Jaringan adiposa, menjaga tubuh bayi tetap hangat dan berkembang dengan baik. Kalau jumlahnya tepat, membantu menyediakan energi dan menjaga sistem kekebalan tubuh. Setelah usia 2 tahun, bayi mulai mengonsumsi makanan dengan sedikit lemak, dan saat memasuki taman kanak-kanak, mereka akan membuang sebagian besar “lemak bayi” yang kita kaitkan dengan bayi dan balita. Peningkatan aktivitas fisik dan kemandirian juga berperan.
“Saat bayi mulai bergerak dan menjadi lebih aktif di masa balita, mereka cenderung menjadi lebih ramping,” kata Reed.
Persentase lemak tubuh bayi, biasanya mulai menurun pada usia sekitar 1 tahun, kemudian terus menurun hingga indeks massa tubuh terendah, sekitar usia 4 hingga 5 tahun. Anak-anak cenderung menjadi paling ramping pada usia tersebut, kata Dr. Grow.
Pada saat itu, normal jika tulang rusuk anak-anak terlihat, dan kemudian mereka akan mulai melihat peningkatan lemak tubuh lagi saat mereka mulai pubertas, sekitar usia 9 hingga 12 tahun.
Lantas, apakah baby fat atau lemak bayi ada batasan ideal? Secara umum, bayi tidak boleh memiliki terlalu banyak lemak. Oleh karena itu pemeriksaan rutin perlu dilakukan agar dokter anak memantau pertumbuhan serta penambahan berat badan.
“Kami selalu mengukur berat badan, panjang, dan tinggi badan mereka pada setiap kunjungan untuk memastikan mereka tetap berada pada kurva persentilnya,” kata Dr. Brown.
BACA JUGA:
Melalui penjelasan di atas, ortu perlu memahami, yang lebih penting dari jumlah berat badan bayi adalah menjaga pertumbuhannya tetap stabil. Ketika bayi mengalami penurunan berat badan atau pertambahan berat badan yang melambat, maka ia berisiko mengalami kekurangan berat badan. Kekurangan berat badan, akan mempengaruhi pertumbuhan otak dan keseluruhan.