2 Finalis Miss Universe Indonesia Ungkap Kronologi Pelecehan Seksual, Diminta Telanjang Saat Body Checking
Dua finalis Miss Universe Indonesia mengeluh soal body checking (Ivan Two Putra/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Dua finalis Miss Universe Indonesia, Priskilla Jelita Tamariska dan Desak Putu Ratih Widhiarta menceritakan pengalamannya saat menjalani body checking atau pemeriksaan tubuh yang menjadi sorotan publik.

Priskilla menceritakan bagaimana ia menjadi salah satu finalis awal yang menjalani body checking. Saat itu ia mengira akan fitting untuk mengenakan salah satu gaun, namun ternyata ia disuruh melepas pakaiannya sampai hampir bugil.

“Saat saya masuk, tiba-tiba saya disuruh untuk membuka semua pakaian dalam saya, kecuali pakaian dalam bagian bawah saya,” ungkap Priskilla Jelita Tamariska saat ditemui di Senopati, Jakarta Selatan pada Senin, 7 Agustus.

Merasa malu, Priskilla lantas menutup bagian dadanya. Namun, ia dimarahi dan merasa ketakutan selama body checking berlangsung.

“Di sana saya langsung menutup bagian buah dada saya. Lalu saya dibentak dan dimarahi kalau saya itu sangat tidak bangga pada tubuh saya sendiri gimana kalau nanti saya dikirim ke kompetisi internasional yang pasti akan dilihat telanjang oleh semua banyak orang,” kata Priskilla.

“Lalu saya di situ merasa agak tertekan, tapi saya juga tidak bisa berbuat apa-apa karena takut itu sebagai salah satu penilaian,” sambungnya.

Disebut pula bahwa tempat melakukan body checking tidak cukup aman bagi para finalis yang harus tampil tanpa busana. Pemeriksaan tubuh finalis dilakukan di ruangan yang disekat dengan kayu dan dilewati banyak orang, baik pria maupun wanita.

Sementara itu, Desak Putu Ratih Widhiarta memiliki cerita yang sedikit berbeda dari Priskilla. Ia mengaku harus menjalani body checking dimana ada tiga orang pria yang berada di dekatnya.

“Jadi, waktu itu ada sekitar tiga orang cowok dan juga kurang lebih lima orang perempuan. Tapi yang bikin saya resah bukan karena body checking-nya, tapi karena ramai-ramai,” ucap Ratih.

Lebih lanjut, Ratih menyebut para finalis juga harus melihat finalis lainnya tampil hampir bugil saat body checking.

“Di situ, saat saya masuk, masih ada finalis yang kondisinya sedang telanjang. Waktu saya melakukan body checking, ada dua finalis lagi yang dipanggil untuk melakukan hal yang sama,” tuturnya.

Ratih mengaku sangat tak nyaman saat body checking, namun tak banyak yang bisa dilakukan. Sebagai wanita yang ikut ajang kecantikan, ia merasa direndahkan.

“Pengalaman saya sendiri, bagian belakangnya seperti diintip, dan saya saat itu sangat bingung dan sangat tidak nyaman. Tapi karena kondisinya sangat tertekan, kayak yang tadi Priskilla bilang juga, kita diteriaki nggak boleh malu, nggak boleh seperti itu, jadi saya nurut-nurut aja. Itu bikin saya kesal dalam diri saya sendiri, karena saat itu kita tidak bisa melawan,” kata Ratih.

“Saya merasa sangat direndahkan sebagai wanita, karena kita dilihatnya sebagai objek dan bukan sebagai orang-orang yang berprestasi di Indonesia, sedangkan kita sudah melakukan sekuat tenaga untuk bisa membanggakan Indonesia,” pungkasnya.