Bagikan:

JAKARTA - Tom Hanks merasa ia tetap bisa tampil dalam film meski nantinya ia meninggal. Kecanggihan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sangat dinantikan oleh aktor Hollywood itu.

Hanks mengatakan para aktor dan perwakilan mereka sedang mencoba untuk mencari tahu konsekuensi hukum dari menciptakan kembali aktor secara digital dan bahwa di bawah undang-undang saat ini ia dapat membintangi film selamanya.

“Penampilan bisa terus dilakukan. Saya bisa katakan sekarang ada diskusi, semua agensi, dan firma legal untuk konsekuensi hukum dari wajah dan suara saya dan semua orang bisa menjadi properti intelektual,” kata Tom Hanks dalam siniar Adam Buxton.

"Apa kemungkinan saat ini adalah - jika saya mau - saya bisa berkumpul dan membuat serangkaian tujuh film yang akan dibintangi saya di mana saya akan berusia 32 tahun dari sekarang sampai kerajaan datang,” lanjutnya.

Tom Hanks mengaku sudah memprediksi kecanggihan AI sejak ia membintangi film animasi The Polar Express pada tahun 2004. Dengan data dirinya yang terekam dalam komputer, pergerakan yang sesuai dengan wajahnya bisa dirangkai menjadi animasi seakan ia yang mengisi suara tersebut.

“Pertama kali kami membuat film dengan data yang tersimpan di komputer - terlihat seperti kami - adalah film The Polar Express yang dibuat pada tahun 2000,” jelas Tom Hanks.

“Kami mengetahui ini, kami melihat ada kemampuan untuk mengambil dari komputer dan mengubahnya menjadi wajah dan karakter. Itu hanya tumbuh satu miliar kali lipat sejak itu dan kami melihatnya di mana-mana,” katanya.

Di sisi lain, ia yakin ada banyak orang yang merasa terganggu dengan kehadiran AI atau teknologi deep fake.

"Tanpa ragu orang akan tahu, tapi pertanyaannya adalah apakah mereka peduli? Ada beberapa orang yang tidak peduli, itu tidak akan membuat gambaran itu," katanya lagi.