JAKARTA - Seiring bertambanya usia, kesehatan tulang menjadi salah satu hal yang penting diperhatian. Kepadatan tulang bisa berkurang sehingga tidak bisa beraktivitas lagi seperti saat muda. Sadar akan hal itu, Indy Barends mengubah gaya hidup agar tulang lebih sehat.
Indy mengaku bahwa pada awalnya, ia kurang mengerti mengenai kesehatan tulang dan merasa bahwa kesehatan tulang tidak dipengaruhi oleh pola hidup. Namun belakangan, ia menyadari bahwa pemikiran tersebut salah.
"Jadi saya mulai memperhatikan kesehatan tulang dengan rutin minum susu tinggi kalsium dan mengubah pola hidup saya untuk jadi lebih sehat," kata Indy dikutip dari ANTARA, Jumat, 13 Januari.
"Bahkan saya sudah rutin minum susu tinggi kalsium selama 16 tahun, sambil dibarengi dengan olahraga dan rutin cek kesehatan tulang," imbuhnya.
Menurut Indy, mengubah gaya hidup dan kebiasaan memang sangat berat. Namun untuk mengatasi hal tersebut, ia melakukannya bersama teman dan keluarga yang memiliki tujuan kesehatan yang sama.
"Ketika dilakukan bareng teman dan keluarga yang punya tujuan kesehatan yang sama, rasanya jadi lebih mudah. Lagipula, hidup sehat itu seru dan menyenangkan," ujarnya.
Kesehatan tulang, sendi, dan otot memang masih sering luput dari perhatian kelompok usia dewasa di Indonesia. Mereka rata-rata hanya mengonsumsi kalsium 245 mg per hari. Padahal, orang dewasa membutuhkan sekitar 1.000 sampai 1.200 mg kalsium setiap harinya.
Menurut National Library of Medicine AS, rapuhnya tulang dapat berisiko membuat tulang Anda patah bahkan ketika sedang hanya melakukan aktivitas-aktivitas kecil, seperti membungkuk atau batuk.
Selain itu, menjaga kesehatan otot juga penting karena otot berkaitan dengan banyak sistem pada tubuh manusia. Berkurangnya massa otot dapat menyebabkan melemahnya tubuh dalam hal kekuatan, energi, sistem kekebalan, dan bahkan fungsi organ. Apalagi, massa otot dapat menurun sekitar 3-8 persen per dekade setelah usia 30 tahun.
Pada Agustus 2022, dalam rangka merayakan ulang tahun ke-20, Anlene melakukan pemeriksaan kesehatan tulang, sendi, dan otot di Ambarawa dan Kediri, yang menjangkau lebih dari 8.351 orang yang terdiri dari 33 persen pria dan 67 persen wanita dalam rentang usia 19-70 tahun.
BACA JUGA:
Hasilnya, 70 persen partisipan memiliki massa otot di bawah normal. Selain itu, 66 persen partisipan dari berusia di atas 31 tahun memiliki risiko osteoporosis tingkat sedang sampai tinggi.
"Melalui pemeriksaan yang telah kami lakukan, kami paham bahwa masih banyak yang perlu kami lakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya osteoporosis," kata Marketing Director Fonterra Brands Indonesia Riescha Gayatri.
"Maka ketika pemeriksaan berlangsung, kami juga turut memberikan edukasi yang dibuat khusus sesuai kondisi masing-masing individu agar mereka bisa lebih aware akan status kesehatan dan kepadatan tulang, otot, dan sendi mereka sendiri," lanjutnya.
Ia berharap, ke depannya akan semakin banyak orang dewasa Indonesia yang tak hanya memahami osteoporosis tapi juga mulai mengambil aksi untuk mencegahnya.