JAKARTA - Kandung kemih manusia dapat menampung cukup banyak cairan yakni sekitar 2,3 cangkir atau 500 ml untuk rata-rata wanita dan hingga 2,9 cangkir atau 700 ml untuk pria, menurut Institute for Quality and Efficiency in Health Care di Jerman.
Walau kandung kemih dapat menampung cairan sebanyak itu, jarang sekali orang benar-benar perlu buang air kecil sebanyak itu. Dorongan untuk buang air kecil dimulai saat kandung kemih terisi sekitar 0,8-1,5 cangkir (200 hingga 350 ml).
Secara total, ginjal menghasilkan rata-rata 7,2 cangkir (1,7 liter) urine setiap hari pada rata-rata orang dewasa.
Dorongan untuk buang air kecil terjadi ketika akumulasi urine meregangkan otot-otot dinding kandung kemih. Peregangan ini tampaknya memicu protein tertentu di otot yang bereaksi terhadap rangsangan mekanis, seperti sentuhan dan tekanan, menurut penelitian National Institutes of Health yang diterbitkan pada 2020 di jurnal Nature, seperti dikutip dari Livescience, Sabtu.
Orang tanpa gen yang membawa instruksi untuk protein ini sering gagal merasakan kebutuhan untuk buang air kecil atau mengalami kesulitan untuk mulai buang air kecil, sehingga mereka lebih jarang buang air kecil daripada rata-rata.
BACA JUGA:
Pemicu otot ini menjadi salah satu alasan mengapa seseorang harus segera ke toilet tanpa terlalu lama menunda. Menahan urine secara teratur dapat meregangkan otot kandung kemih, membuatnya lebih sulit untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya dan meningkatkan risiko infeksi kandung kemih.
Sinyal dari otot kandung kemih menuju ke sumsum tulang belakang melalui dua saraf, saraf pudendal dan hipogastrik, menurut Physiology, Bladder.
Pada wanita usai persalinan, terkadang orang dapat mengalami masalah saraf sementara, yang dapat mengurangi sensasi harus pergi ke kamar mandi, ungkap peneliti dari University of Michigan Health System.
Pada bayi dan anak-anak yang tidak dilatih menggunakan toilet, perasaan penuh pada kandung kemih memicu relaksasi cincin otot yang membuat kandung kemih tetap tertutup.
Saat otot panggul berkembang, kontrol sadar atas buang air kecil juga berkembang. Sistem saraf parasimpatis mendorong urine, sedangkan sistem saraf simpatik, membantu menahan urine dengan merelaksasi dinding kandung kemih dan mengontraksi leher kandung kemih yang mengarah ke uretra, menurut Physiology, Bladder.
Terkadang otot kandung kemih berkontraksi tanpa memicu jumlah urine yang signifikan. Kontraksi yang tidak disengaja ini dapat menyebabkan dorongan yang tiba-tiba dan kuat untuk buang air kecil atau dikenal sebagai kandung kemih yang terlalu aktif.
Menurut Mayo Clinic, kondisi ini bisa karena sejumlah penyebab mendasar mulai dari infeksi saluran kemih, diabetes hingga perubahan hormon terkait menopause pada wanita. Obat-obatan, perubahan pola makan, dan latihan dasar panggul digunakan untuk mengobati kandung kemih yang terlalu aktif.