Eksklusif, Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim: Meski Dukung Jokowi Sampai Usai, Tapi Tetap Kritis   
Meski berada dalam koalisi pemeritahan Presiden Jokowi dan mendukung sampai akhir periode, menurut Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim, mereka tetap kritis. (Foto: Savic Rabos, DI Raga Granada VOI)

Bagikan:

Janji yang sudah terucap kepada konstituen untuk mendukung pemerintahan Jokowi sampai akhir periode, membuat Partai NasDem tetap bertahan. Padahal, kata Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim, SH banyak pihak yang ingin mereka keluar dari koalisi pemerintah. Hal itu tak mereka lakukan, tapi soal kritis pada pemerintah Jokowi tak bisa dibendung. Bagaimana menyelaraskan antara dukungan dan sikap kritis tersebut?

***

Tak diduga dua dari tiga orang kader Partai NasDem di Kabinet Indonesia Maju harus menyudahi tugasnya sebagai menteri dengan cara tragis. Mereka diberhentikan karena tersangkut perkara korupsi. Pertama Johnny G. Plate yang menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika  terjerat kasus korupsi pembangunan menara base transceiver station (BTS) 4G Kominfo. Yang kedua, Syahrul Yasin Limpo yang menjabat sebagai Menteri Pertanian,  diduga melakukan pemerasan dalam jabatan, melakukan gratifikasi, serta pencucian uang di lingkungan Kementan. Kini tinggal Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc, yang masih bertahan sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Menurut pria bernama lengkap Hermawi Franziskus Taslim, SH, sikap mereka sebagai partai sangat tegas untuk kadernya yang terjerat perkara korupsi karena hal itu melanggar pakta integritas partai NasDem. “NasDem punya Pakta Integritas. Kalau melanggar tindak pidana korupsi, pidana anak dan perempuan, terorisme dan kejahatan terhadap negara, kita berhentikan meski perkaranya belum inkrah,” tegas Taslim yang menganggantikan posisi Johnny G. Plate sebagai sekjen partai.

Desakan agar NasDem keluar dari koalisi demikian kencang. Namun kata Taslim mereka tetap bertahan karena sudah terlanjur mengungkapkan komitmen mendukung pemerintahan Jokowi sampai akhir masa jabatan. “Banyak yang menginginkan agar kami keluar dari koalisi pemerintahan Presiden Jokowi. Namun kami tetap bertahan di pemerintahan, karena komitmen kami mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin itu sampai akhir masa jabatannya di 2024,” tegasnya.

Meski dalam koalisi pemerintahan yang berkuasa, NasDem tetap kritis pada pemerintahan Jokowi. Yang paling mencolok adalah soal pencalonan Anies Baswedan sebagai Capres NasDem. Saat beberapa petinggi partai koalisi dan non koalisi merapat ke Jokowi untuk terus mengekor soal siapa yang akan diusung sebagai capres, Nasdem dengan gagah berani berbeda, mencalonkan Anies Baswedan sebagai Capres 2024. Ketika masa kampanye paslon Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) yang didukung NasDem, PKB dan PKS terus mengkritisi kebijakan pemerintah. Namun kritik yang mereka lakukan kata Hermawi Taslim kritik yang konstruktif sebagai bentuk cinta mereka pada negeri ini.

Setidaknya ada tiga poin yang menjadi catatan Hermawi Taslim dalam pemerintahan Jokowi, yaitu soal IKN Nusantara, Kereta Cepat Jakarta Bandung dan kurangnya perhatian pemerintah pada infrasturktur laut. Di samping kritik ada juga kebijakan Jokowi yang bagus dan bisa dilanjutkan. “Saat kampanye berkompetisi, namun setelah memerintah ia merangkul lawan politiknya. Jadi setelah bertarung lalu bersanding, itu bagus dan bisa ditiru,” kata Hermawi Taslim kepada Edy Suherli, Savic Rabos, dan Irfan Medianto dari VOI yang menemuinya di Nasdem Tower, Jakarta belum lama ini. Inilah petikan selengkapnya.

Tak sekadar mengusung, Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim mengungkapkan alasan mereka menjadikan Anies Baswedan sebagai capres 2024. (Foto: Savic Rabos, DI Raga Granada VOI)
Tak sekadar mengusung, Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim mengungkapkan alasan mereka menjadikan Anies Baswedan sebagai capres 2024. (Foto: Savic Rabos, DI Raga Granada VOI)

Masing-masing paslon sudah mulai kampanye untuk pilpres 2024, bagaimana kesiapan jagoan partai Anda?

Bicara pilpres saya pikir kami yang paling siap. Soalnya pada 3 Oktober 2022 kami yang pertama kami mendeklarasikan calon presiden Anies Baswedan di gedung ini. Setahun berikutnya 2 Oktober 2023 di Hotel Yamamoto Surabaya, kami bersama PKB yang mendeklarasikan pasangan Anies dan Muhaimin untuk maju sebagai capres/cawapres. Tanggal 19 Oktober 2023 kami adalah pasangan yang pertama mendaftarkan Anies dan Muhaimin ke KPU. Kepada teman-teman saya sudah katakan kita sedang mengejar takdir perubahan, semoga langkah kita ini bisa sampai ke istana.

Apakah ada strategi “curi start” dari paslon yang lain?

Kami melakukannya di bawah payung UU. Tidak ada curi start di sini, soalnya kami bukan pencuri, tapi paslon. Kami melakukannya dalam koridor UU, clear ya.

Paslon AMIN menyampaikan kritik atas kebijakan pemerintah, antara lain soal IKN Nusantara apa pesan yang akan disampaikan kepada publik?

Semua kritik yang kami kemukakan adalah kristalisasi dari dialog yang dilakukan Anies Baswedan dari Aceh hingga Papua dalam setahun belakangan ini. Pesan yang ingin kami sampaikan, kami ingin negara ini baik. Kalau kami melakukan kritik itu adalah bentuk kecintaan kami pada bangsa ini. Itu sikap kami untuk memajukan Indonesia. Semangat perubahan, dari yang ada sekarang menjadi lebih baik.

Apa saja program pemerintah sekarang yang menurut Anda perlu diperbaiki?

Secara khusus sudah kami muat dalam visi dan misi paslon AMIN. Namun secara umum saya bisa kemukakan kalau ingin mewujudkan masyarakat adil dan Makmur bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai amanat UUD 1945. Apakah sudah terwujud? Sebagian sudah, tapi masih banyak yang belum terwujud itu yang akan kita wujudkan.

Soal IKN Nusantara paling disorot oleh pasangan AMIN, sedangkan selama ini NasDem dan PKB ikut terlibat dalam perumusan dan pengesahan UU IKN Nusantara di parlemen, kenapa sekarang dipersoalkan?

Kami NasDem dan PKB memang terlibat dalam penggodokan IKN Nusantara di parlemen.  Komitmen NasDem tetap mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin sampai akhir masa jabatannya di periode kedua ini. Itu janji NasDem kepada rakyat Indonesia. Yang kita lakukan adalah mengkritisi dan memberi masukan, ini adalah bagian dari rasa sayang kita pada IKN Nusantara. Ibukota Negara akan pindah itu adalah amanat UU, berikutnya bagaimana kita membuat IKN Nusantara itu bisa menarik seperti halnya Jakarta. Pak Anies dan Muhaimin itu mengungkapkan sikap kritis untuk memastikan kelestarian lingkungan, memastikan roda pemerintahan bisa berjalan baik di sana. Jadi yang kita kritisi itu soal tanggal sekian pindah, membangun ibukota itu tidak bisa sebentar, lihat saja pengalaman negara lain yang ibukotanya pindah. Payung hukumnya IKN ini UU, untuk kepentingan yang lebih baik, UU itu bisa direvisi. Kita ikut mengesahkan UU IKN dan kita juga yang akan merevisinya. Mengapa tidak? Kalau ada revisi 1, mengapa tak boleh revisi 2?

Bagaimana anda menilai Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB)?

KCJB memang ada pro dan kontra ketika akan dimulai pembangunannya. Sekarang sudah beroperasi, masih juga ada kritikan. Pemberhentian terakhir di stasiun Tegalluar, lalu ada kereta feeder menuju kota Bandung. Kita harus menjaganya dan memperbaikinya. Mau diapakan lagi, ini sudah menjadi aset kita. 

Kereta cepat ini wacananya akan  diteruskan sampai ke Surabaya, pendapat Anda?

Untuk rencana ke Surabaya kita akan terlibat dan memberi masukan. Misalnya soal pemberhentian akhir jangan lagi di luar kota, seperti di Bandung. Harus benar-benar tiba di dalam kota Surabaya. DPR akan ikut mengawalnya. KCJB itu memang banyak menyimpang. Mula-mula pendanaannya bussines to bussines, belakangan berubah menjadi pemerintah. Karena sudah diundangkan yang ada kita jaga.

Pemerintah ke depan yang perlu kita tunggu, apakah masih akan mempriositaskan infrastruktur di darat seperti selama ini. Mengapa tidak melihat infrastruktur laut. Karena negara kita ini maritim. Di kampung ibu saya di pulau Nias ada banyak sekali pulau-pulau, tapi pelabuhannya cuma ada di dua pulau. Sisanya hanya sandar di pinggir pantai.

Sudah saatnya pemerintah ke depan lebih memperhatikan infrastruktur laut, soalnya selama ini kata Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim pemerintah Presiden Jokowi lebih banyak memperhatikan infrasturktur di darat. (Foto: Savic Rabos, DI Raga Granada VOI)
Sudah saatnya pemerintah ke depan lebih memperhatikan infrastruktur laut, soalnya selama ini kata Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim pemerintah Presiden Jokowi lebih banyak memperhatikan infrasturktur di darat. (Foto: Savic Rabos, DI Raga Granada VOI)

Bagaimana dengan tol laut dan poros maritim yang dicanangkan pemerintah Jokowi?

Tol laut dan poros maritim memang konsep yang ditawarkan Pak Jokowi, dalam praktiknya kurang mendapat perhatian. Akhirnya yang kita lihat sekarang ini. Memang tidak mudah membangun infrastruktur di laut. Kita terlalu lama fokus pada daratan, padahal negeri ini adalah kepulauan. Di berbagai daerah masih banyak pulau-pulau yang tak punya pelabuhan. Padahal pulau dan pelabuhan itu seperti kakak dan adik. Bagaimana kita bisa maju kalau tak punya pelabuhan.

Dari Presiden Jokowi apa saja yang bagus dan bisa dilanjutkan?

Tradisi yang dibangun Pak Jokowi belibatkan banyak pihak dalam menjalankan pemerintahan harus dicatat. Merangkul lawan politiknya untuk bergabung dalam pemerintah. Jadi setelah bertarung lalu bersanding, itu bagus dan bisa ditiru. Semua pihak dibutuhkan untuk membangun negeri itu, semua diakomodir Pak Jokowi. NasDem juga dalam berbagai sisi berseberangan dengan Jokowi, namun dalam sisi yang lain, kami angkat bendera bersama Jokowi hingga akhir periode. Berapa banyak yang coba mengusir kami dari koalisi pemerintah, namun kami tidak lari. Kami ingin sportif.

Partai politik adalah lembaga kader yang paling ideal, tapi realitasnya orang luar tiba-tiba bisa masuk sebuah partai politik di Indonesia, dan langsung menempati pucuk pimpinan, menurut Anda apa yang salah dari parpol kita?

Parpol itu diatur UU, dan internal partai ada AD/ART yang mengatur lebih detil. Kalau ada partai yang tiba-tiba masuk orang lain dan menjadi pimpinan dalam beberapa hari, kita lihat saja ending-nya nanti akan seperti apa. Selama tidak ada protes dari kalangan internal, artinya aturan mereka memang seperti itu. Nanti rakyat yang akan menilainya. Partai NasDem dan juga partai lain masih menyuruh kadernya untuk berjenjang dalam menempati jabatan tertentu dan juga pucuk pimpinan. 

Jadi ada politisi karbitan, dalam waktu yang singkat langsung menduduki posisi puncak, apa pandangan Anda?

Karbitan atau tidak karbitan tergantung moralitas dia, dan mereka bisa menerima atau tidak. Mungkin bagi mereka instan tidak masalah, tapi bagi kami itu masalah.

Dalam konteks NasDem, yang kita amati ketiadaan kader yang mumpuni lalu mencalonkan sosok Anies Baswedan, bagaimana menjelaskan kondisi ini kepada kader dan publik?

Pemilihan presiden itu bukan pemilihan ketua partai, tapi memilih putra terbaik bangsa untuk memimpin negeri ini. Pak Surya Paloh saat mendeklarasikan Anies Baswedan dia mengatakan; “Why not the best”. Di mata kami memilihan calon presiden untuk memilih yang terbaik untuk melayani seluruh rakyat, jadi engga harus ngotot dari kader NasDem. Kalau dari luar ada yang lebih baik mengapa tidak, ini untuk kepentingan bangsa. Kalau parpol yang mencalonkan kadernya sendiri di pilpres, dia merasa kader itu yang terbaik untuk bangsa dan negara ini.

Saat ini dari internal NasDem belum ada, makanya Anies yang diusung?

Poinnya saat ini menurut kami Anies Baswedan yang terbaik untuk menjadi pelayan rakyat. Pada saatnya nanti NasDem akan punya kader sendiri yang bisa diusung.

Saat mengumumkan Anies Baswedan menjadi Capres, Surya Paloh menyerahkan kepada Anies untuk mencari sendiri cawapresnya, namun pada kenyataannya “ekornya” dipegang, dia kesulitan mencari cawapres, pendekatan yang dilakukan dengan AHY mentah, apa sesungguhnya yang terjadi?

Nama Muhaimin itu dari Anies, lalu dibawa ke partai koalisi. Terdapat klausul ke-4 dari kesepakatan partai koalisi bahwa capres diberi kewenangan untuk mengajukan cawapres. Untuk nama Cak Imin, PKS dan NasDem setuju karena sudah berkecukupan. Soal ekornya dipegang itu opini publik saja. Faktanya, nama Cak Imin, Anies yang mengusulkan, mengonsultasikan ke parpol koalisi dan kami setuju. 

Yang tidak setuju kemudian keluar dari kolasisi perubahan?

Ya itu soal pilihan, kita hormati pilihan itu.  Hubungan kami dengan teman-teman di Partai Demokrat masih baik.

Bagaimana pandangan Anda soal politik dinasti yang belakangan dikritisi mahasiswa, pengamat politik dan akademisi? 

Politik dinasti bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di berbagai negara. Soal anaknya Pak Jokowi yang terjun ke politik tidak hanya kemauan Pak Jokowi, tapi juga didukung oleh parpol yang lain. Kita serahkan kepada rakyat saja, apakah akan didukung atau sebaliknya. Bahwa masih ada riak-riak di MK, kita serahkan saja kepada proses hukum yang berlaku.

Jadi menurut Anda tak ada masalah dengan politik dinasti?

Kalau memiliki kemampuan dan kapasitas mengapa tidak. Seperti mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kwan Yew yang jejaknya diteruskan oleh putra sulungnya Lee Hsien Loong.  Apakah putra Pak Jokowi yang sekarang terjun ke politik ini dia berkualitas? Biar rakyat yang menilai. Yang penting saat memasuki pentas politik tidak bertentangan dengan etika dan hukum yang berlaku. 

Apa saran Anda untuk mereka yang ingin mengikuti jejak politik orang tuanya?

Berpolitik itu adalah hak setiap warga negara dan itu biasa. Yang penting asah kualitas dan kapasitas diri. Sekarang tidak penting kita agama apa, suku apa, asal-usul kita dari mana, yang penting kita bisa berbuat apa untuk bangsa dan negara ini. Untuk mencapai kualitas yang bagus itu harus ada tahapan yang dilalui. Menurut Thamrin Amal Tamagola, yang namanya kaderisasi itu memar dulu baru mekar.  Yang sekarang terjadi kita tak tahu kapan dia tumbuh, tiba-tiba berbunga dan mekar. Apa ini bunga plastik?

Untuk pileg berapa besar target perolehan suara Partai NasDem, berapa kursi DPR RI yang ingin diraih?

NasDem baru dua kali ikut pemilu. Tahun 2014 raihan suara kita 7,6 persen ekuivalen dengan 36 kursi DPR RI. Pemilu 2019 Partai NasDem yang paling tinggi kenaikannya, dari 36 kursi menjadi 59 kursi (9,9 persen suara). Tahun 2024 ini target kami paling sedikit nomor 3, tahun 2019 kami nomor 4. Target kami 100 kursi di DPR RI. Sekarang semua kader turun ke dapil, hanya saya dan Pak Surya Paloh yang jaga kantor ini.

Lumbung suara potensial NasDem di daerah mana saja?

Sekarang ini kekuatan kami itu ada di luar Jawa. Kalau Anda cek hasil pemilu semua provinsi pemekaran seperti Kepri, Babel, Maluku Utara, Sulawesi Barat kita semua ada wakilnya di DPR RI. Syarat untuk mencapai 100 kursi, 84 dapil itu tidak ada yang kosong. Itu tugas berat kami. Beban kami di Pulau Jawa; kemarin di Jatim dari 11 dapil kami dapat 9. Di Jateng dari 10 kami dapat di 5 dapil, Jabar baru 5 kursi dari 10 Dapil. Di Banten NasDem kosong, dan di Jakarta hanya dapat 1 kursi dari 22 kursi.

Anda optimis untuk meraih target ini?

Kami optimis karena sumber daya kami jauh lebih baik dari pemilu sebelumnya. Kami optimis karena internal kami makin solid. Semoga rakyat memberikan kepercayaan pada kami.

Pemilih pemula dan milenial adalah yang terbanyak, apa strategi untuk meraihnya?

Ya betul, untuk milenial punya perhatian khusus. Di NasDem ada ketua Ketua DPP Bidang Milenial. Kita ada kelompok kerja milenial, ada juga agenda-agenda berkala di tiap provinsi untuk milenial. Milenial kita tangani secara khusus.

Ongkos politik di Indonesia amat tinggi, apa sebabnya?

Karena teritorial kita luas. Lalu money politic di banyak tempat sudah menjadi kelaziman. Saat NasDem didirikan kami bikin terobosan tanpa mahar. Ini cara konkrit untuk kurangi biaya politik. Kami menggugurkan kemenangan beberapa kader karena dia terbukti lakukan money politic.

Nyaris semua partai ada kadernya yang tersangkut korupsi, baik OTT atau tidak OTT, menurut Anda mengapa ini bisa terjadi?

NasDem punya Pakta Integritas. Kalau melanggar tindak pidana korupsi, pidana anak dan perempuan, kejahatan terhadap terorisme terhadap negara, kita berhentikan. Bedanya kami dengan partai lain yang sampai inkrah baru dikeluarkan. Kami berterima kasih kepada penegak hukum yang membantu kami membersihkan rumah kami. Di NasDem ini ada  1.862 orang anggota DPR dan DPRD. Kalau ada yang terjaring KPK biar saja, itu ampas-ampas. Silahkan dipenjara, karena kami punya keterbatasan mengawasi mereka. Tetapi komitmen kami restorasi itu antara lain prinsipnya persamaan kedudukan di depan hukum apa pun jabatannya.

Bagaimana status Johnny G. Plate dan Syahrul Yasin Limpo, masih masih jadi anggota NasDem atau diberhentikan?

Keduanya sudah mengundurkan diri dari keanggotaan partai NasDem.

Korupsi itu karena memang personalnya atau sistem di partai?

Karena personalnya, lingkungan dan karakter orang, maling pakai mobil mahal juga tetap maling. Kalau sistem di partai, kita perbarui terus. KPK kita undang supervisi ke sini. Anggota kita ini ribuan kalau ada satu dua yang ketangkap Puji Tuhan, Alhamdulillah, syukur deh. 

Anggota NasDem jangan coba-coba korupsi ya?

Di partai ini kalau ada yang coba-coba untuk korupsi ada dua kemungkinan. Kalau kita tahu duluan kita keluarkan, kalau ketahuan di luar masuk penjara. Itu saja pilihannya.

 

Hermawi Taslim; Soal Ayam, Nias dan Anak sebagai Inspirasi

Kenangan masa kecil suka pelihara ayam buat  Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim amat berkesan. Hingga sekarang di mana pun berada setiap pagi dia harus dengar kokok ayam. (Foto: Savic Rabos, DI Raga Granada VOI)
Kenangan masa kecil suka pelihara ayam buat  Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim amat berkesan. Hingga sekarang di mana pun berada setiap pagi dia harus dengar kokok ayam. (Foto: Savic Rabos, DI Raga Granada VOI)

Sejak kecil Hermawi Taslim sudah memelihara ayam di kampung halamannya. Kebiasaan itu terus terpelihara sampai sekarang dia sudah dewasa dan berkeluarga dan punya anak yang juga sudah dewasa. “Ke mana pun saya pergi setiap pagi harus  mendengarkan suara kokok ayam. Kalau tak ada ayam ya dengar suara rekaman kokok ayam di telepon gengam sudah cukup. Itu kebiasaan yang saya lakukan sejak kecil sampai sekarang,” kata pria yang kini menjabat sebagai Sekjen Partai NasDem ini.  

Ia lahir Padang dan besar di Nias dan Padang Sumatera Barat, namun kalau ditanya dia orang mana, Hermawi Taslim lebih suka disebut sebagai orang Nias. “Papa saya orang Padang, mama saya orang Nias. Saat masih bayi saya dibawa ke Pulau Nias, saat itu naik kapal kayu selama 24 jam. Masa kecil di sana itu luar biasa dan akan terkenang sampai kapan pun,” kata pria kelahiran 6 Oktober 1961 ini.

Sampai kelas II SMP ia pindah ke Padang dan menyelesaikan studinya di SMP Frater Padang (1977). “Di Nias itu tak ada hiburan, satu-satunya hiburan saat kapal datang. Ada orang datang dan terjadi bongkar muat barang. Peristiwa itu kita ceritakan, senang sekali bisa melihat kapal datang,” kenang Taslim yang melanjutkan pendidikan di SMA Don Bosco Padang (selesai 1981).

Sejak kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dia mulai aktif dalam organisasi kemahasiswaan; Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). “Karena sibuk dengan organisasi kuliah saya sempat terlambat. Sampai mau di-DO, tapi akhirnya saya bisa menyelesaikan kuliah,” katanya pria yang pernah menjadi Ketua Umum Forum Komunikasi Alumni PMKRI ini.

Selesai kuliah ia merantau ke Jakarta, cita-citanya ingin jadi seorang Notaris. “Di ibu kota masih mengurus organisasi. Lalu menjadi lawyer dan berkenalan dengan para aktivis dan menjadi politisi. Saya sudah lupa dengan cita-cita saya menjadi Notaris,” kata pendiri kantor Hukum Taslim & Associates ini.

Olahraga Setiap Hari

Berkenalan dan berinteraksi dengan mendiang Gus Dur membuat cakrawala politik  Hermawi Taslim makin terbuka. Ia sempat jadi pengurus di DPP PKB era Gus Gur. Bekal itu kini ia implementasikan di Partai NasDem. (Foto: Savic Rabos, DI Raga Granada VOI)
Berkenalan dan berinteraksi dengan mendiang Gus Dur membuat cakrawala politik  Hermawi Taslim makin terbuka. Ia sempat jadi pengurus di DPP PKB era Gus Gur. Bekal itu kini ia implementasikan di Partai NasDem. (Foto: Savic Rabos, DI Raga Granada VOI)

Pernah menjadi pengurus PDI, namun perkenalan dengan Gus Dur membuat cakrawala politiknya makin terbuka. Saat Gus Dur mendirikan PKB ia pun dilibatkan. Ia sempat menjabat sebagai Wasekjen PKB dan salah satu Ketua PKB.

Ia keluar dari PKB karena ada persoalan internal di partai berlogo bola dunia itu. Hermawi Taslim bersama sahabatnya Effendy Choirie yang juga pengurus DPP PKB bergabung dengan partai baru, Nasional Demokrat yang diprakarsai Surya Paloh. Kariernya di NasDem terbilang moncer,  sempat menjadi Wasekjen, kini ia dipercaya menduduki posisi Sekjen NasDem setelah Johnny G. Plate mengundurkan diri karena tersangkut perkara korupsi BTS di Kominfo.

Sejak menjabat sebagai sekjen, Taslim harus datang pagi ke kantornya Nasdem Tower, Gondangdia Jakarta Pusat. “Soalnya Pak Surya Paloh datangnya pagi sekali, masa saya datang terlambat. Sejak jadi sekjen saya usahakan datang lebih awal,” aku Taslim yang sempat menjadi salah satu Ketua DPP PKB era Gus Dur.

Meski sibuk dengan aktivitas politik dan organisasi Taslim tetap berusaha untuk melakukan olahraga. “Saya setiap pagi usahakan olahraga, biasanya satu jam. Kalau tak bisa treadmil di kantor,” katanya sembari menambahkan saat tugas ke daerah pun ia tak lupa berjalan pagi dan berenang.

Anak Sebagai Inspirasi

Bagi Hermawi Taslim anak adalah inspirasi dalam bekerja dan berkarya. (Foto: Savic Rabos, DI Raga Granada VOI)
Bagi Hermawi Taslim anak adalah inspirasi dalam bekerja dan berkarya. (Foto: Savic Rabos, DI Raga Granada VOI)

Dari pernikahannya dengan Kusnaningsih Mirayawati Bu’ulolo, Hermawi Taslim dikarunia tiga anak yang semuanya laki-laki.  Si sulung diberi nama Yeremias Fade Taslim (27). “Dia sudah beristri dan lulusan  S1 Unpad Bandung, dan S2 dari Akedemi Bisnis Sepakbola (The Football Business Academy) – Portugal.  Kini ia bekerja sebagai konsultan marketing football di salah satu perusahaan yang bermarkas di Eropa. Tapi dia bekerjanya dari Jakarta. Jadi kerjanya secara online,” ungkapnya.

Untuk anak kedua Taslim dan Kurnaningsih menyematkan nama Yehezkiel Faoma Taslim (25). “Anak kedua kami lulus S1 di Nottingham University Inggris. Dan dia melanjutkan studi magister creative writer di Warwich University – Inggris,” katanya.

Giliran si bungsu; Yesayas Fanaetu Taslim (22) juga melanjutkan  studi di Inggris.  “Ia lulus magister di departemen teknologi pangan dari  Reading University – Inggris. Tanggal 6 Desember 2023 dia diwisuda. Jadi misi saya dan istri membujuk dia untuk pulang ke Indonesia selain menghadiri wisudanya. Tapi sepertinya berat karena dia sudah terima kerja di sana,” katanya.

Dalam mendidik anak Taslim dan istrinya yang pensiun dini di salah satu bank swasta di Jakarta, lebih banyak memberikan contoh. “Setiap pagi kami berdoa bersama. Tapi setelah anak-anak kuliah di kota lain bahkan ke luar negeri kebiasaan itu tak bisa lagi kami lakukan,” ujar Taslim yang berjanji tidak merokok saat anak pertamanya lahir, dan sampai sekarang ia tak lagi menjadi ahli hisap. Ternyata kebiasaan itu dicontoh oleh anak-anaknya.

Bagi Hermawi Taslim anak-anak adalah inspirasinya dalam bekerja dan berkarya. “Tak sekadar anak, mereka buat saya adalah inspirasi dalam bekerja dan berkarya. Kalau sudah ingat mereka jadi semangat,” pungkasnya.

"Selama ini kita terlalu lama fokus pada daratan, padahal negeri ini adalah kepulauan. Di berbagai daerah masih banyak pulau-pulau yang tak punya pelabuhan. Pulau dan pelabuhan itu seperti kakak dan adik. Bagaimana kita bisa maju kalau tak punya pelabuhan,"

Hermawi Taslim