Bagikan:

Kripto kini menjadi primadona. Selain sebagai instrumen investasi, kripto juga menjadi alat pembayaran di manca negara. Namun pemerintah Indonesia tidak menganggap kripto sebagai mata uang. Hal ini ditegaskan oleh Dr. Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan RI. Menurutnya kripto adalah aset komoditi atau disebut juga aset kripto. Alat pembayaran yang sah di Indonesia hanya rupiah.

***

Sejauh ini baru El Salvador yang sudah menyatakan kripto sebagai alat pembayaran di negaranya. Belakangan di Chili mulai membolehkan pemilik kripto membeli real-estate dengan Bitcoin. Perusahaan teknologi seperti Sequoia Holdings LLC yang bermarkas di Virginia Amerika Serikat, mengizinkan karyawan menerima gaji dengan uang kripto.

Bagaimana dengan Indonesia? Menurut Dr. Jerry Sambuaga pemerintah RI tegas memposisikan kripto sebagai aset, bukan sebagai alat pembayaran atau mata uang (currency). “Saya ingin sampaikan bahwa kripto itu bukan alat pembayaran. Kripto adalah aset komoditi. Yang menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia hanya rupiah. Dolar pun tidak bisa menjadi alat pembayaran di Indonesia. Jadi kripto bukan alat pembayaran, tapi aset,” tandasnya.

Apa yang diterapkan Indonesia sama seperti yang terjadi di belahan dunia lain. Sebut saja China, Kanada, Rusia, Australia, negara Uni Eropa, dll, yang masih melarang penggunaan kripto sebagai alat pembayaran. Karena itu pembinaan dan pengawasan soal aset kripto ini di bawa naungan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan.

Sebelum melakukan pembelian aset kripto, tidak ada salahnya menanyakannya kepada pihak Bappebti soal pedagang atau trader dan token kripto mana yang sudah diakui alias legal  di Indonesia. Saat ini sesuai dengan peraturan Bappebti no 7 tahun 2020 tentang tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto. Sekarang ada 229 token kripto yang sudah terdaftar. Di antaranya  Bitcoin, Ethereum, Tether, Xrp/ripple, Bitcoin cash, Binance coin, Polkadot, Chainlink, Lightcoin dan lain-lain.

Karena itu saran Jerry teliti sebelum membeli aset kripto. “Jangan ragu untuk mengecek apakah aset kripto yang ditawarkan itu legal atau sebaliknya. Sekali lagi teliti sebelum membeli,” tandasnya kepada Iqbal Irsyad, Edy Suherli, Savic Rabos dan Rifai dari VOI yang menyambanginya di kantor Kementerian Perdagangan, Gambir, Jakarta Pusat belum lama ini. Berikut petikan selengkapnya.

Jerry Sambuaga. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)
Jerry Sambuaga. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Apa itu kripto dan sejauh mana orang Indonesia sudah mengenal kripto menurut pengamatan Anda?

Kripto memang sedang hits sekarang ini. Masyarakat khususnya generasi muda banyak yang antusias dan bersemangat melihat perkembangan kripto ini di Indonesia. Tapi sebelum pembicaraan kita panjang lebar, saya ingin sampaikan dulu bahwa kripto itu bukan alat pembayaran. Kripto adalah aset komoditi. Yang menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia hanya rupiah. Dolar pun tidak bisa menjadi alat pembayaran di Indonesia. Jadi kripto bukan alat pembayaran, tapi aset.

Kripto adalah aset, penyebutannya adalah aset krirpto atau crypto asset kalau mau dalam Bahasa Inggris. Di luar negeri orang menyebutnya crypto currency, tapi di sini hanya sebagai aset, dalam hal ini aset kritpo. Ini yang perlu kami sampaikan secara tegas kepada publik agar punya pemahaman yang sama.

Bagaimana regulasi untuk kripto di Indonesia?

Karena kripto didefinisikan sebagai komoditi konsekwensi logisnya diatur oleh Kementerian Perdagangan, bukan institusi lain. Saya ingin memberikan sedikit informasi soal perkembangan dari tahun ke tahun. Tahun 2020 dari Januari sampai dengan Desember,  orang yang melakukan jual beli atau transaksi aset kripto di Indonesia sudah mencapai Rp65 triliun. Tahun berikutnya 2021 angkanya meningkat menjadi Rp859,4 triliun. Peningkatannya singnifikan sekali.

Lalu total pelanggan yang melakukan jual beli sampai bulan Januari 2022 sudah 11,8 juta. Tahun 2020 jumlahnya cuma 2 juta. Ini sebuah potensi yang luar biasa. Oleh karena itu kami memandang  perlu memaknainya secara komprehensif secara ekosistem. Kami melihat kondisi ini tidak hanya kita bicara soal komersialisasinya atau transaksi atau perdagangannya, tapi kita ingin membentuk ekosistem yang sehat untuk semua. Khususnya untuk perlindungan konsumen. Bagaimana konsumen yang melakukan jual-beli aset kripto ini aman dan terlindungi.

Lalu langkah berikutnya apa?

Kami dalam waktu dekat  Insyaallah akan meluncurkan bursa kripto. Mekanisme perdagangan aset kripto itu nanti bisa dilakukan  di dalam bursa kripto itu. Selama ini masih melalui pedagang atau trader.

Dengan adanya bursa kripto secara ekosistem jauh lebih baik. Kenapa? Dengan adanya bursa akan ada kliringnya, akan ada pencatatan yang lebih tertib dan rapih, lebih jelas record-nya. Sehingga keamanan antara seluruh stakeholder di dalam bursa, mulai dari pelaku, pedagang, konsumen  bisa terbentuk dalam sebuah integrasi yang baik. Ini yang dibutuhkan dan turunannya sangat banyak.

Dengan adanya bursa bisa memberikan perlindungan kepada konsumen. Ini juga mencegah tindak pidana pencucian uang, pendanaan terorisme, narkoba, dll. Di luar negeri banyak yang menggunakan kripto untuk transaksi seperti itu. Karena itu kita butuh  ekosistem yang sehat, tertib, teregulasi dengan baik. Dan menjadi satu kesatuan, mulai dari pelaku, pedagang, konsumen. Ini semua  dibentuk dan bisa dicapai ketika bursa kripto ini terealisasi.

Jerry Sambuaga. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)
Jerry Sambuaga. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Sejauh mana kesiapan bursa kripto ini?

Sekarang kita sedang menyiapkan semua perangkatnya dan memastikan keamanannya bisa terlaksana. Seperti sekarang kalau orang mau jual beli lewat trader harus yang sudah terdaftar di Bappebti.

Kapan bursa kripto ini bisa launching?

Semoga bisa di tahun ini, paling lambat akhir tahun. Sekarang kita sedang siapkan semuanya.

Selama ini aduan masyarakat ke Bappebti soal kripto seperti apa?

Alhamdulillah dan Puji Tuhan sampai saat ini,  aduan yang datang kami yang spesifik tentang kripto belum ada. Karena kita menekankan betul soal regulasi dan perlindungan semua yang terlibat. Kami akan memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik. Nanti saat sudah ada bursa kripto akan lebih teratur dan aman.

Saat membeli kripto, orang yakin kalau ada nilai dari token kripto yang dia beli itu. Analoginya seperti membeli emas. Setelah beli tidak harus dijual langsung kalau tidak butuh uang. Suatu saat setelah beberapa tahun nilainya akan naik. Kripto juga demikian. Ada seorang pegiat kripto yang menyesal karena telah menjual Bitcoin miliknya dengan harga 36 sen, meski membelinya dengan harga 5 sen  di tahun 2011. Sekarang harga Bitcoin itu sudah 700 juta. Kira-kira begitu, jadi jangan lihat ini jangka pendek, tapi jangka panjang.

Kripto ini teknologi, kita tidak bisa cegah. Dulu HP hanya bisa buat telp, sms dan gim sederhana. Sekarang semua dilakukan melalui telpon pintar, mulai dari telpon, chat, browsing, pesan makanan, cari transportasi, dan masih banyak lagi. Kita harus adaptif dengan teknologi agar tidak ketinggalan. Selama kita yakin kripto punya nilai dan bisa jadi alat untuk investasi saya pikir engga ada masalah.

Memang literasi soal kripto ini harus digencarkan lagi oleh Bappebti dan Kemendag agar publik lebih faham dan saat mereka berinvestasi di salah satu token kripto, tidak salah pilih. Ada tiga hal yang perlu dicatat menghadapi perkembangan kripto ini; harus disikapi dengan bijaksana, adaftif, dan regulasi yang jelas.

Jadi kripto ini sesuatu yang memiliki peluang dan bisa diekspor juga sebagai komoditas perdagangan?

Ya, ini ada peluang dan opportunity yang tinggi mengapa tidak kita kembangkan. Jumlah transaksi dan pemain yang bergabung seperti yang saya ungkap tadi amat besar dan terus berkembang. Kita tidak meninggalkan produk-produk konvensional untuk eksport seperti besi, batu bara, baja, nikel, CPO, dll. Dan tahun 2021 nilai ekspor kita $230 miliar dollar Amerika. Neraca perdagangan kita tertinggi sepanjang 15 tahun terakhir.

Nanti kalau kita bisa mengekspor produk kripto, tidak perlu pakai kontainer seperti produk konvensional selama ini. Cukup dengan gadget produk kita sudah dibeli orang Africa misalnya atau London misalnya. Itu bikin bangga.

Beberapa waktu lalu heboh soal token kripto yang dikreasi oleh Anang Hermansyah, namanya Asix, bagaimana Anda melihat ini?

Bagaimana memastikan agar token kripto yang dikreasi oleh seorang anak bangsa ini bisa memenuhi syarat. Bappebti sudah mengeluarkan Peraturan no 7 tahun 2020; syarat itu antara lain harus masuk top 500 platform market kripto di luar negeri, artinya harus selektif dan kompetitif. Dia harus memperdagangkan produknya di platform luar negeri dulu. Kita engga mau orang asal bikin token kripto, setalah itu dia kabur.

Yang dilakukan Anang Hermansyah menjual produknya di luar untuk memenuhi syarat masuk top 500 tadi agar bisa terdaftar di Bappebti. Ini yang harus dipahami agar publik tidak bingung. Makanya yang resmi terdaftar di Bappebti itu baru 229 token kripto. Ke depan ini akan bertambah karena banyak token yang dibuat oleh anak bangsa termasuk token Asix itu. Di seluruh dunia saat ini ada 17.000 token kripto. Jadi benar-benar kita seleksi yang terdaftar di Bappebti. Yang jelas kripto bukan alat untuk pembayaran, sebagai investasi silahkan.

Kalau dalam prakatiknya ada yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran bagaimana?

Kita akan bertindak tegas untuk menegakkan aturan yang ada. Jelas kalau kripto di Indonesia bukan sebagai alat pembayaran, untuk aset investasi silahkan. Laporkan saja kepada kami kalau menemukan hal itu.

Sejauh ini di Indonesia ada beberapa bursa kripto antara lain; Indodag, Zipmex, Luno, TokoKripto, dll., bagaimana Anda mengamati hal ini?

Terakhir ada 11 trader yang terdaftar, pedagang aset fisik kripto. Belakangan tambah empat lagi,  jadi semuanya 15 trader. Nama-nama yang Anda sebutkan itu terdaftar sebagai pedagang. Selama ini orang di Indonesia melakukan transaksi aset kripto di mereka semua. Jadi 11,8juta pelanggan itu terdaftar di salah satu trader itu. Jadi sebelum transaksi perhatian; pertama siapa tradernya, kedua apakah sudah terdaftar di Bappebti atau belum. Ketiga apakah nama token kriptonya sudah masuk dalam 229 yang terdaftar di Bappebti. Kalau tidak ada dalam daftar yang ada di Bappebti saya sarankan jangan lakukan transaksi. Kecuali kalau mau bertransaksi dengan platform kripto luar negeri. Pokoknya berhati-hari dan teliti sebelum membeli.

Berbeda dengan saham, kripto tidak ada underlaying, semua berdasarkan kepercayaan satu dengan yang lain antar pelaku yang terlibat, bagaimana faktor ini?

Di kripto sebetulnya tak berbeda dengan saham. Salah satu token kripto misalnya bisa dilihat berapa orang yang berminat, berapa yang sudah membeli, dan berapa nilai aset kripto itu saat ini melalui teknologi blockchain. Sebenarnya ini bisa menjadi patokan bagi mereka yang berminat untuk memutuskan untuk membeli atau tidak. Semuanya berdasarkan supply and demand. Salah satu yang bisa dijadikan pegangan adalah teknologi blockchain itu sendiri. Karena teknologi ini adalah sebuah teknoogi yang membuat siapa pun dan kapan pun bisa mengakses informasi itu. Sistem ini tidak bisa diintervensi. Ini banyak memberikan kesempatan kepada masyarakat dunia yang bisa melihatnya secara transparan.

Untuk mereka yang bermain di sektor  kripto ini apakah dikenakan pajak?

Selama ini yang terdaftar di Bappebti pajak itu dikenakan pada trader yang menjual. Soal ini sebenarnya domainnya Departemen Keuangan. Nanti kalau bursa itu sudah ada kita ingin pastikan bahwa segala jenis aktivitas perdagangan adalah subjek yang bisa dikenai pajak. Besarnya berapa kita serahkan pada Depkeu. Jadi perdagangan di sektor kripto ini idealnya memang dikenai pajak.

Biar Percaya Diri Beraktivitas di Tengah Pandemi, Jerry Sambuaga Lakukan Ini 

Jerry Sambuaga. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)
Jerry Sambuaga. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Kesehatan adalah kunci utama dalam beraktivitas. Ketika badan mulai tak sehat, aktivitas harian akan terganggu. Karena itulah Dr. Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan dalam Kabinet Indonesia Maju, amat memperhatikan urusan ini agar kegiatannya berjalan lancar.

“Saya setiap hari menjaga kesehatan dengan mengonsumsi multi-vitamin, madu, zink, dan lain-lain. Pokoknya jumlahnya ada delapan jenis,” ungkapnya pria kelahiran 2 Juli 1985 ini.

Itu belum cukup, dia masih juga berjemur setiap pagi saat sang surya memancarkan sinarnya. “Ada yang bilang berjemur sinar matahari itu jam 10.00 pagi. Tapi karena saya harus berangkat pagi, berjemurnya lebih pagi di rumah. Sesampai di kantor saya lanjut berjemur sebentar baru memulai aktivitas harian saja,” kata Jerry yang berkantor di Kemendag, Jalan M.I. Ridwan Rais, Gambir Jakarta Pusat.

Ternyata inilah yang membuat putra politisi kawakan Theo L. Sambuaga ini percaya diri alias pede. “Saya percaya diri dan yakin kondisi fisik saya sehat. Dengan begitu aktivitas bisa dijalankan dengan lancar,” tukasnya.

Bagaimana dengan olahraga? Diakuinya untuk olahraga harus ditingkatkan lagi. “Saya mencoba lebih sering karena selama ini belum bisa karena keterbatasan waktu. Selama ini saya jogging, nanti akan cari waktu lagi agar intensitasnya bisa ditambah,” akunya.

Meski sudah menambah asupan vitamin, namun dalam urusan makan, justru Jerry makin bersemangat selama pandemi. Ia beranggapan saat pandemi ini justru asupan makanan harus ditingkatkan untuk menambah imun tubuh, terutama makanan yang mengandung protein.

Ternyata, hasilnya bobot tubuhnya pun bertambah hingga delapan kilogram. “Soalnya saya rajin makannya selama pandemi ini. Saya percaya kalau makan banyak akan menambah tenaga dan meningkatkan imun. Tapi efeknya bobot tubuh saya bertambah hingga delapan kilo selama pandemi. Saya makin kuat motivasi untuk berolahraga agar bobot tubuh bisa turun,” katanya.

Bersyukur 

Jerry Sambuaga. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)
Jerry Sambuaga. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Jerry selalu bersyukuri atas apa saja yang telah diberikan Tuhan selama ini, seperti rezeki dan kesehatan. “Setiap pagi saya berdoa dan mengucap syukur, berterima kasih pada Tuhan untuk hidup yang sehat. Saat sehat kita bisa melakukan beragam aktivitas,” ujarnya.

Satu lagi, kata Jerry, ketika menjalankan sesuatu itu harus dengan gembira. “Saya yakin hati yang gembira adalah obat. Kita harus disikap riang gembira. Dengan  bersikap  seperti itu kita akan menjalani kehidupan ikini dengan ringan,” lanjutnya.

Sibuk dengan tugas sebagai Wamendag membuat Jerry jarang melakoni travelling. Tugas mendatangi daerah dari Sabang hingga Merauke bagi dia sudah seperti travelling. Yang dilakukannya mengecek persoalan resi gudang, bagaimana persoalan perdagangan di dalam negeri. Ia juga berkoordinasi dengan Kepala Dinas mengecek harga mahan pokok di pasar. 

“Saya kan jarang travelling, tapi saya banyak kunjungan kerja kerja ke luar kota (daerah) memantau langsung di lapangan. Ya itu saya anggap saja travelling,” katanya.

Yang paling sering dia dengar adalah keluhan masyarakat soal barang kebutuhan pokok tertentu yang langka di pasar. “Oh ternyata barangnya belum nyampe. Tugas kami bagaimana menyediakan barang kepada publik yaitu dengan cara memastikan barang-barang tersedia di pasar,” paparnya.

Meski sibuk  dengan urusan negara, ia berusaha membagi perhatian dengan keluarga. Bertugas dari satu pulau ke pulau lain, pekan ini di Jawa, pekan berikutnya Sumatera, lalu Kalimantan, Papua, Sulawesi, Maluku, NTB, dan NTT. Walau begitu, komunikasi dengan istri dan anak harus tetap dijaga. Saat tak ada kegiatan penting Jerry akan memaksimalkan hari Minggu untuk quality time dengan keluarga.

Proses

Jerry Sambuaga. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)
Jerry Sambuaga. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Jerry adalah sosok yang berprestasi dalam pendidikan. Setelah menyelesaikan sekolah menengah di Jakarta ia melanjutkan studinya di politik dari jenjang S1, S2, dan  S3. Ia meraih  gelar Bachelor of Arts in Politics dari University of San Francisco (2006), kemudian gelar Master of International Affairs (MIA) in International Security Policy dari School of International and Public Affairs (SIPA), Columbia University, New York AS (2008). Dia dia berhasil meraih gelar Doktor dalam Ilmu Politik dari Universitas Indonesia (2016).

Sebelum mendapat kerpercayaan sebagai Wamendag, dia adalah anggota Komisi I DPR RI dari Partai Golkar (Dapil Sulawesi Utara). Selain menjadi anggota dewan Jerry juga aktif sebagai dosen di berbagai perguruan tinggi. Pria berkacamata ini tercatat sebagai dosen di Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Politik di Universitas Pelita Harapan, Universitas Sam Ratulangi, London School of Public Relations, Universitas Pertamina, Universitas Paramadina, dan Universitas Indonesia.

Untuk mendapatkan apa yang diperolehnya kini, bukan perkara mudah. Ia harus belajar keras hingga bisa menyelesaikan pendidikan dari jenjang S1, S2 dan S3 dalam usia  31 tahun. Ini yang menjadikannya sebagai Doktor Ilmu Politik termuda dari Universitas Indonesia.

Selain belajar yang giat untuk meraih kesuksesan, ada satu pesan yang ia sampaikan kepada generasi muda agar membuka mata dan telinga, bergaul dengan sebanyak mungkin teman dari berbagai kalangan, suku, rasa, agama yang berbeda. Hal ini dilakukan agar tak terjebak pada eksklusivitas.

“Bangsa kita ini besar dan kaya dengan suku, ras, agama yang berbeda. Ini harus dimanfaatkan dengan kita bergaul dengan teman-teman sebanyak mungkin. Ingat semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika walau berbeda dari  Papua sampai Aceh kita adalah satu,” tegas Jerry yang juga aktif di sejumlah ormas seperti Himpunan Pengusaha Kosgoro 1957,  Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI),  Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) hingga pengurus DPP Partai Golkar.

Untuk mencapai sesuatu yang paling dia tekankan adalah proses. “Jangan pernah berpikir untuk meraih sesuatu dengan cara instan. Ikuti proses yang benar, dan yakinlah kalau proses itu tidak akan mengkhianati hasil. Sekarang banyak sekali orang yang tak mau mengikuti proses, maunya serba instan,” katanya.

Selain itu harus adaptif dengan perkembangan ilmu dan teknologi. “Jangan anti dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang kian hari kian pesat. Memang kemajuan ilmu dan teknologi tidak semua berdampak positif, ada juga negatifnya. Tinggal bagaimana kita meminimalkan sisi negatif dan mengoptimalkan sisi positifnya,” kata Jerry Sambuaga menyudahi perbincangan.

“Saya ingin sampaikan bahwa kripto itu bukan alat pembayaran. Kripto adalah aset komoditi. Yang menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia hanya rupiah. Dolar pun tidak bisa menjadi alat pembayaran di Indonesia. Jadi kripto bukan alat pembayaran, tapi aset,”

Jerry Sambuaga