Badminton adalah cabang olahraga andalan bagi Indonesia. Cabor ini paling banyak mendapat perhatian publik selain sepakbola. Yang paling seru saat perhelatan All England 2021 lalu ketika tim Indonesia tak diperbolehkan bertanding. Ini diakui sendiri oleh Zainudin Amali, sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Kabinet Indonesia Maju. Ia menegaskan kalau semua pemain, pelatih, official dan pemangku kepentingan harus memetik pelajaran dari kegagalan tim Indonesia berlaga di ajang bulutangkis tertua di negerinya Pangeran Charles itu. Amali juga bercerita soal persiapan PON XX Papua 2021 serta tujuan digelarnya tunamen sepakbola Piala Menpora 2021.
***
Pandemi corona yang merambah nyaris ke seluruh penjuru dunia berdampak teramat luas. Kondisi ini memberi pengaruh yang signifikan terhadap segala hal. Kegiatan bisnis berubah, belajar berganti metode menjadi daring, pertunjukan seni dan budaya terhenti dan kegiatan olahraga pun amat terbatas. Aktivitas pertandingan yang melibatkan penonton ditiadakan. Setelah keadaan melandai, pertandingan mulai digelar namun tanpa ada penonton. Keadaan yang serba terbatas ini harus dijalani untuk mengurangi sebaran coronavirus disease 2019 alias Covid-19.
Turnamen bulutangkis sudah mulai bergulir di awal 2021. Perhelatan tiga turnamen bulutangkis di Impact Arena, Bangkok (Yonex Thailand Open, TOYOTA Thailand Open dan BWF Tour Finals 2020) terbilang berhasil meski belum diikuti semua negara. Selanjutnya digelar Swiss Open dan perhelatan klasik dan penuh gengsi All England 2021. Squad Indonesia sendiri berharap bisa “berbicara” banyak, salah satunya lewat turnamen tertua ini.
Misalnya pasangan nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo amat ditunggu kiprahnya setelah Kevin absen karena positif corona. Selain itu pemain-pemain lainnya baik dari Indonesia maupun dari negara lain juga amat dinanti kiprahnya. Tak bisa dipungkiri kalau The Minions menjadi salah satu daya tarik paling besar untuk even akbar ini.
Selain itu agenda Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 sempat dibayang-bayangi penundaan, karena lagi-lagi pandemi corona. Apalagi pelaksanaan PON kali ini terbilang bersejarah, karena baru pertama dilakukan di Bumi Cendrawasih sepanjang perhelatan even olahraga nasional ini.
Dan yang tak kalah serunya adalah turnamen sepakbola Piala Menpora 2021. Tak berbeda dengan even-even lainnya yang dilakukan di masa pandemi, kekhawatiran even ini akan urung digelar juga sempat menghantui. Namun dengan berbagai pertimbangan dan persiapan yang matang akhirnya even yang menjadi pemuas dahaga bagi pemain, official dan insan sepakbola ini berhasil dilaksanakan dengan protokol kesahatan yang ketat.
BACA JUGA:
Tiga tema besar ini diceritakan secara antusias oleh Menpora Zainudin Amali kepada Iqbal Irsyad, Edy Suherli, Savic Rabos, dan Irfan Meidianto yang menemuinya dalam sebuah wawancara khusus di lantai 10 Kantor Kemenpora, Jalan Gerbang Pemuda, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pekan silam. Inilah reportasenya.
Zainudin Amali Ajak Belajar dari Kegagalan di Kancah All England 2021
Sebagai Menpora Zainudin Amali memberikan perhatian khusus untuk tim bulutangkis Indonesia yang gagal unjuk gigi di perhelatan All England 2021. Padahal buat para pemain, pelatih dan official lainnya ini adalah momentum untuk membuktikan kerja keras setelah absen sekian lama karena pandemi. “Kita kecewa dengan kejadian ini. Anak-anak sudah dipersiapkan jauh-jauh hari dengan niat akan bertanding, tetapi tidak bisa,” katanya.
Dia menilai ada ketidakadilan yang dialami tim Indonesia. “Tim bulutangkis kita sudah ada yang bertanding dan ada yang baru datang dan dinyatakan harus karantina. Tetapi semuanya distop dan dikeluarkan dari lapangan. Mereka keluar dari arena tak boleh menggunakan lift dan shuttlebus yang sudah disiapkan panitia,” katanya dengan nada lirih.
Yang membuat pria kelahiran Gorontalo, 16 Maret 1962 ini makin geram karena ada peserta dari negara lain dan terindikasi Covid-19 namun mereka bisa ikut turnamen setelah hasil testnya negatif. Sementara para pemain Indonesia tak mendapat kesempatan seperti itu.
Satu lagi yang tidak menjadi pertimbangan dari penyelenggara adalah kejadian ini tak terprediski sebelumnya. Para pemain kita ini tak tahu sebelumnya kalau salah seorang penumpang di pesawat yang mereka tumpangi itu ada yang positif corona. Gara-gara satu orang semua pemain Indonesia menjadi korban.
Amali memberikan kritik pada penyelenggara All England 2021 dan BWF atas ketidaksiapan ini. “Kita melakukan kegiatan di tengah pandemi, mustinya hal-hal seperti ini bisa diantisipasi. Dan yang membuat saya marah pihak penyelenggara seperti buang badan, dengan melimpahkan ke pihak NHS (National Health Service) Inggris,” tandasnya yang menuding penyelenggaran dan BWF (Badminton World Federation) tidak professional, tidak transparan dan diskriminatif.
Ia sadar sebagai seorang pejabat komentarnya amat keras dalam persoalan ini. Namun kalau tidak begitu reaksi dari penyelenggara terlalu biasa dalam penilaian pria yang juga politisi partai Golongan Karya ini. “Setelah itu BWF mengirimkan surat permohonan maaf kepada Presiden, Menpora, PBSI dan kepada masyarakat Indonesia. Mereka sadar kalau Indonesia adalah negara besar dalam cabang bulutangkis. Mereka berharap pada atlet Indonesia untuk berkiprah di ajang bulutangkis dunia lainnya,” katanya.
Langkah selanjutnya yang diambil Amali adalah menyelamatkan mental para pemain pasca kegagalan mereka berlaga. “Secara pribadi saya marah dan kecewa atas apa yang dialami tim bulutangkis kita. Namun sebagai Menpora respon saya proporsional dan terukur. Semoga perlakuan seperti ini tak berlaku pada tim kita, karena ada tiga turnamen lagi yang aman menentukan sebelum gelaran olimpiade,” jelasnya.
Permintaan maaf dari Poul-Erik Høyer Larsen, sebagai Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) apakah sudah cukup menyelesaikan persoalan ini menurut Anda? “Dari sisi kita peristiwa semacam ini semoga tak terulang di masa datang dan anak-anak terselamatkan. Ada tiga turnamen lagi yang ada poin untuk menuju olimpiade. Anak-anak dipulangkan lebih awal dari ketentuan karantina dan mereka tercukupi makanan selama menunggu,” katanya.
Amali memaklumi kekecewaan masyarakat Indonesia yang ditumpahkan lewat media sosial. Namun ia mengingatkan untuk tidak berlebihan. “Saya kira ekspresi kemarahan dan kekecewaan itu wajar, cuma jangan sampai mengancam dan akan membunuh, itu tidak boleh. Marah yang proporsional saja. Media sosial mempermudah kita mengekspresikan sikap. Harus bijak menggunakan media sosial,” tegasnya.
Tak hanya Indonesia yang merasa tak happy dengan tidak ikutnya tim Indonesia dan negara besar lainnya seperti China. Insiden ini mencederai pelaksanaan All England yang sudah sejak lama bergulir. Semua pihak kata Amali harus mengambil pelajaran dari peristiwa ini. “Saya jemput anak-anak di bandara saat mereka pulang. Jadi mereka terharu saat saya dan tim menjemput di bandara padahal mereka tidak jadi bertanding. Tetap semangat untuk event berikutnya,” tandasnya.
Persiapan PON XX Papua 2021, Ini Paparan Zainudin Amali
Pekan Olahraga Nasional (PON) XX akan digelar 2 Oktober hingga 13 Oktober 2021 kalau tidak ada halangan. Menurut Zainudin Amali persiapan untuk perhelatan akbar ini terus berjalan, mulai dari venue pertandingan dan juga tempat penginapan atlet. “Persiapan masih berlangsung sesuai rencana, cuma kami belum memutuskan apakah pertandingan dengan penonton atau tanpa penonton. Karena pandemi belum tahu apakah sudah berakhir saat PON dilaksanakan,” katanya.
Namum, lanjut Amali sesuai arahan Presiden Jokowi, untuk mengikuti even ini seluruh atlet, pelatih dan official harus sudah divaksinasi. Selain itu masyarakat yang berdomisili di sekitar venue pertandingan juga harus sudah divaksinasi. “Jadi kalau mereka diperbolehkan menonton kondisinya sudah punya proteksi,” jelasnya.
Dia berharap kondisi di Papua sudah landai pandemi corona-nya. PON ini adalah gengsi daerah dan menjadi tolok ukur pembinaan olahraga yang dilakukan selama ini. “Semoga pandemi ini bisa melandai dan kita dukung upaya pemerintah untuk membuat covid-19 ini menurun dan kegiatan olahraga bisa berjalan. Semua persiapkan dan pelaksanaan PON XX Papua sesuai dengan rencana,” ujarnya.
Piala Menpora 2021 Bisa Jadi Tolok Ukur
Sudah hampir setahun para pemain sepakbola professional di Indonesia istirahat karena terdampak pandemi. Piala Menpora digadang-gadang sebagai turnamen percontohan untuk menghadapi masa new normal setelah terdampak pandemi.
“Piala Menpora ini hadir untuk menjawab keinginan club dan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) sepakbola. Hasil penelitian 72 % masyarakat Indonesia suka sepakbola. Banyak orang yang bergantung pada sepakbola hilang pendapatannya. Banyak sekali yang terdampak karena turnamen tidak ada. Terhenti turnamen selama setahun ini uang yang hilang sekitar Rp 1 trilyun, itu angka dari PSSI ya. Banyak yang tak dapat gaji dan tunjangan lainnya,” katanya.
Yang menjadi perhatian Zainudin Amali bagaimana turnamen sepakbola bisa berjalan, tetapi protokol kesehatan harus dilaksanakan. Kemudian ia mengundang rapat berbagai pihak. Mulai dari POLRI, KONI, NIB, PSSI, Satgas covid dan pemilik club sepakbola serta pimpinan supporter. “Saya bilang harus ada komintmen dari pemilik club dan pimpinan supporter, untuk tidak datang ke stadion dan tidak ada kerumunan, pawai dan semacamnya. Saya lalu maju dan mendapatkan izin untuk menggelar Piala Menpora ini,” lanjutnya.
Piala Menpora adalah ujian buat kita semua pemangku kepentingan sepakbola. Jika even ini berhasil akan diterapkan untuk even lainnya seperti kompetisi regular Liga 1 dan Liga 2 izinnya akan dikeluarkan. “Jadi turnamen ini adalah tolok ukur,” katanya. Amali benar-benar mengawasi persiapan, mulai dari tempat pertandingan, lokasi pemanasan dan lain-lain.
Semua pemain harus diswab sebelum bertanding, juga pelatih, official dan sebagainya. “Saya sendiri juga diswab saat akan meninjau pertandingan,” katanya.
Amali punya catatan sejarah yang tak terlupakan dalam hidupnya saat awal mula covid-19 mewabah. “Saya membuka pertandingan dua jam kemudian saya yang harus menghentikan pertandingan sepakbola karena perkembangan covid-19 meninggi. Bagaimana mereka yang sudah sia-siap mau bertanding. Saya tegaskan PSSI harus membayar pemain yang sudah siap tapi tak jadi bertanding,” katanya.
Ia berharap Piala Menpora bisa menjadi tolok ukur berputarnya kembali kompetisi sepakbola professional di Indonesia.